Part 16

38.1K 3.3K 77
                                    

Awal part ada yg aku ambil dari Benci tapi Menikah, karena dua cerita ini memang berkaitan.

"Ibu berharap pernikahan kalian dipercepat. Bagas saja sudah mau nikah sama Kayla, setidaknya Tika yang nikah duluan sama Rakha. Kalau Tika nikah setelah Bagas dan Kayla nikah, nanti orang berpikir kalau Tika nggak mau kalah sama Bagas, makanya buru-buru nikah." Ratih menatap tajam suaminya lalu beralih memandang wajah sang putri beserta calon menantunya dengan penuh harap.

Mustika terkesiap, tak menyangka ibunya akan secepat ini meminta Rakha menikahinya. Apa yang ia jalani bersama Rakha hanyalah sandiwara.

"Saya akan melamar Tika secepatnya," tandas Rakha dengan keyakinan yang kuat.

Mustika terperangah. Bagaimana bisa laki-laki 29 tahun itu menyatakan dengan sangat yakin bahwa dirinya akan segera melamar. Namun Mustika hanya mampu terdiam, tak berani menyela apalagi mengatakan hal yang sebenarnya.

Ketika Rakha berpamitan, Mustika mengantarnya hingga ke halaman. Di saat yang sama, Irhaz sang kekasih tengah menghentikan motor di depan pintu gerbang. Mustika terkejut. Pasalnya laki-laki itu tak pernah mengabari bahwa ia akan datang.

Irhaz tak kalah kaget melihat sang kekasih berjalan beriringan dengan sosok laki-laki. Dari penampilan sang laki-laki, apalagi melihat mobil mewah yang terparkir, Irhaz tahu sosok itu jauh lebih mapan dibanding dirinya. Ada sekelebat cemburu dan ia pikir ia telah salah menilai. Mustika tidak sesetia itu padanya. Tidak ada perempuan yang tidak tertarik dengan harta.

"Irhaz..." Mustika berjalan cepat mendekat ke arah pemuda yang sudah ia cintai sejak masa sekolah. Ia tak ingin ada kesalahpahaman.

Rakha ikut berjalan mendekat. Ia amati penampilan driver ojek online itu yang begitu sederhana. Ia tak habis pikir, Mustika bisa segila itu pada pemuda sederhana itu.

"Siapa dia?" tatapan Irhaz menyasar pada sosok yang mulai detik itu menjadi pesaing terberatnya.

"Kenalkan, aku calon suami Tika." Rakha mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Irhaz.

Irhaz kaget luar biasa, begitu juga dengan Mustika. Segera ia menyela.

"Rakha berpura-pura menjadi calon suamiku, Irhaz. Ceritanya panjang. Nanti aku jelaskan."

"Aku tidak sedang berpura-pura. Kami akan segera menikah." Rakha menegaskan ucapannya. Senyum tipis terulas sebagai tanda kemenangan.

Ada sesuatu yang retak di dalam sana. Sungguh teramat sakit. Hatinya hancur dan berserakan. Rasanya terlampau menyakitkan. Cinta yang terbangun sekian lama harus runtuh karena pengkhianatan.

"Irhaz, aku bisa jelaskan." Mustika menatap pemuda sederhana itu dengan sorot mata berkaca.

"Nggak ada yang perlu dijelaskan, Tika. Sedari awal kita memang sangat berbeda. Apalah arti pekerjaan, pendidikan, dan status sosialku di mata orang tua kamu. Rakha lebih memenuhi kriteria. Dan aku hargai keputusanmu." Irhaz bersiap menaiki motornya.

"Irhaz, aku nggak mencintai Rakha. Aku mencintai kamu. Dan aku akan terus berjuang untuk mendapat restu. Aku mohon dengarkan dulu penjelasanku."

Laki-laki itu sudah teramat sakit. Kata-kata Mustika bagai angin lalu yang singgah sepintas. Ia melajukan motornya dengan deru kecewa yang menggunung, meluluhlantakkan pertahanan.

Mustika menangis lirih bersamaan dengan rasa sakit yang menggores luka.

******

Dua minggu kemudian...

Kayla membuka pintu kamar kostnya. Ia terkejut melihat kedatangan Mustika yang sebelumnya tak memberi kabar. Kayla mempersilakan gadis itu untuk masuk.

Mantan Dosen Pembimbing (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang