Charlotte memasuki ruang makan, dirinya sedikit kaget ketika melihat adik iparnya tengah menikmati sarapan dengan santainya.
Hanya mengenakan kemeja putih dan celana panjang berwarna hitam membuatnya terlihat berbeda, tidak seperti biasanya yang berpakaian lengkap, seragam kebesarannya sebagai seorang jendral perang ia tanggalkan.
Charlotte duduk di kursi yang berseberangan dengan Oliver, lalu beberapa pelayan mulai menyiapkan sarapan sang Duchess muda.
"Mm... Oliver kapan kau akan berangkat lagi?".
Charlotte mulai menyuapkan makanannya seraya membuka obrolan.
"Apa kakak ipar mengusirku?". Tanyanya polos.
"Bukan.. bukan seperti itu, maksudku biasanya kau hanya dirumah paling lama 2 minggu, jadi aku sedikit bertanya tanya".
"Untuk kali ini tidak, aku sudah membereskan semua pemberontak yang tersisa, dan aku yakin dalam waktu 10 tahun ini tidak akan ada yang berani mengusik kerajaan kita".
"Syukurlah kalau begitu, jadi mulai sekarang kau bisa mulai membantu kakakmu mengurus duchy".
"Hmmm?".
Oliver meletakkan pisau dan garpu di atas piringnya.
" Kenapa?". Lanjutnya.
" Akan lebih baik kalian mengurusnya bersama bukan?".
"Itu bukan tanggung jawabku". Jawabnya santai.
"Sebenarnya,,, oliver sebenarnya aku dan Hansel sudah memikirkan ini sejak lama".
Jelas Charlotte gugup.
"....."
Pria itu mengerutkan keningnya.
"Kami berencana untuk pindah".
Deg...
"Pindah?".
Seketika kedua tangan Oliver yang terjalin diatas meja mencengkeram lebih erat.
Charlotte terlihat ragu untuk melanjutkan pembicaraan ini, tapi itu hal penting yang harus ia katakan cepat atau lambat.
"Benar, kau tau bukan Hansel bukanlah orang yang cocok untuk posisi ini dan dia juga menyadari hal itu, jadi Hansel akan menyerahkan posisi Duke padamu ketika kau sudah menikah".
"Aku tidak menginginkan posisi itu".
"Tapi Duchy membutuhkan pemimpin seperti dirimu".
"Lalu kalian akan pindah kemana?".
"Aku berencana pulang ke wilayah ayah Rome, di sana kami akan memulai hidup baru".
"Begitukah ? Baiklah, aku akan kabulkan keinginan kalian".
Walau terlihat menerimanya tapi jelas aura jendral muda itu begitu gelap dan dingin.
Entah gadis didepannya merasakan perubahan suasananya atau tidak.
"Jadi kau menerimanya dan siap untuk menikah?".
"Kakak iparku sepertinya lebih tertarik tentang kapan aku akan menikah".
"Bagaimana lagi, aku yang akan mengurus semua keperluan pernikahanmu sebagai pengganti ibu mertua".
"Kakak tidak perlu mengkhawatirkannya, kehadiranmu adalah hal terpenting".
"Ck... Jangan seperti itu mempersiapkan pernikahan itu tidak semudah yang dibayangkan".
'Aku sudah mempersiapkannya sejak lama, tenang saja lotty'. Batin Oliver.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan kakak iparku
Roman d'amour"Apa yang kau lakukan?". "Tentu saja menemui istriku". " A...aku ini kakak iparmu". "Man..tan... dan jika kau lupa,dengan senang hati ku ingatkan terus mantan kakak iparku yang cantik, pagi ini kita sudah resmi menjadi suami istri". " Jadi ayo kita...