Duke dan Duchess

1.2K 54 0
                                    

Charlotte sudah sejak 3 hari setelah hari pernikahannya, kini gadis itu kembali pada rutinitasnya memeriksa beberapa dokumen di meja kerja.

"Mm... Tuan Smith apa hanya ini dokumen yang harus ku periksa?".

"Benar Duchess, tuan Duke meminta saya memisahkan dokumen milik Duchy dan mansion, mulai sekarang beliau sendiri yang akan mengerjakan semua yang berhubungan dengan duchy, jadi Duchess dapat berkonsentrasi pada mansion saja".

'benar selama ini aku yang memeriksa semua pekerjaan yang seharusnya Hansel kerjakan, wajar jika Oliver kini mengerjakan bagiannya'.

"Terima kasih tuan Smith sudah membantuku selama ini".

"Anda wanita hebat Duchess, tak ada yang mampu mengemban tugas yang mendiang Duchess tinggalkan jika bukan anda, sekarang dengan adanya tuan Duke anda bisa sedikit bersantai".

"Hahaha, anda bisa saja, saya tidak sehebat itu, keadaan duchy tidak dapat berkembang karena ketidak mampuan saya"

"Itu tidak benar Duchess" .

Lotty hanya tersenyum menanggapi kepala pelayannya itu.

**

"Apa apaan ini?, Kenapa begitu banyak pengeluaran milik Hansel, jelas ini sudah melebihi anggaran!".

Oliver membanting setumpuk dokumen ke atas mejanya, murka.

"Katakan padaku bagaimana kakakku bisa membeli aset aset tak berguna ini, tambang yang tak ada apa pun di dalamnya, lalu tanah yang ternyata sengketa dan penginapan yang beberapa bulan lalu diserbu prajurit kerajaan karena menyembunyikan buronan!?".

"Maaf tuan, saya dan Duchess sudah mengingatkan tuan Hansel tapi beliau tidak mengindahkannya".

"Kenapa kalian membiarkan orang bodoh itu dan tak melaporkan padaku".

"Duchess melarang kami tuan, beliau khawatir akan menyebabkan hubungan kalian memburuk".

"Hah...".

Oliver memandang berkas didepannya, penuh tanya.

"Dari mana dia mendapatkan uang untuk membeli ini semua?, Bukankah pengeluaran Duchy tetap utuh tak ada pemotongan sama sekali,pajak juga tak mungkin dinaikan".

"Itu...itu..Duchess yang mengatur". Tuan Smith berkeringat dingin,suaranya seakan tidak mau keluar karena ketakutan.

"Lotty?, Apa maksudmu?".

"Duchess memberikan dana milik pribadinya kepada tuan Hansel". Ucapnya pelan.

"Dana pribadi Duchess?".

"Benar tuan, hampir semua uang belanja Duchess tidak pernah ia sentuh hanya beberapa kali ia membeli barang yang dirasa perlu selebihnya utuh".

"Berikan laporan pengeluaran Duchess".

Tak perlu menunggu lama, emosi Duke muda itu kembali meledak.

"Apa kau bercanda,bagaimana bisa seorang Duchess bahkan tak pernah membeli gaun atau perhiasan?".

"Itu benar tuan, kalau tidak salah dalam 3 tahun ini Duchess hanya membeli gaun kurang dari 10 buah itupun ketika mendiang nyonya masih hidup".

Oliver tak habis pikir bagaimana bisa seorang lady bersikap seperti itu, keluarganya bukanlah bangsawan miskin yang tidak mampu memberi uang belanja ataupun akan bangkrut secara tiba tiba.

Yang Oliver tau para lady hampir setiap hari akan memenuhi toko pakaian dan perhiasan, ibunya bahkan sering memanggil penjahit langsung ke mansion.

Ayahnya dulu sering mengeluh ibu sangat boros karena begitu suka berbelanja, apalagi setiap akan mengadakan perjamuan teh dan pesta, semua barang barang mewah akan memenuhi lobby.

"Singkirkan semua dokumen tidak penting ini, aku bisa menyenangkan istriku dengan hartaku sendiri".

Benar, Oliver adalah jendral yang sudah berkali kali menang dalam perang dan memberantas pemberontak, harta hasil rampasan dan hadiah dari raja begitu banyak, bahkan jika dihitung kekayaannya melebihi milik keluarga Rodriguez itu sendiri.

Tuan Smith bernafas lega ketika Oliver tak lagi menanyainya masalah Hansel.

'sudah kuduga tuan Oliver pasti murka'. Batin tuan Smith.

Setelah memeriksa dokumen sepanjang hari Oliver memutuskan untuk keluar mansion.

"Duke akan pergi?". Tanya Lotty ketika melihat kereta sudah disiapkan didepan mansion dari jendela kamarnya.

"Benar Duchess, saya baru saja melihat tuan Duke sedang menuju kebawah".

"Ahh.. aku harus mengantarnya".

Gadis itu buru buru melangkahkan kakinya turun kelantai bawah, mengejar sang suami yang akan meninggalkan mansion.

Tak..tak..tak..

Oliver berhenti berjalan ketika mendengar langkah kaki dari tangga.

"Duke". Panggil Lotty.

"Lotty,ada apa?".

Lotty berjalan mendekat kearah suaminya.

"Maaf saya tidak tau anda akan keluar, saya hampir terlambat mengantar".

Oliver tersenyum gemas melihat istrinya yang terlihat begitu manis, pipinya terlihat memerah karena berjalan terlalu cepat tadi.

"Seharusnya aku memberitahumu dulu jika akan keluar, lain kali tidak perlu mengantarku jika kau sedang sibuk".

"Tapi... Tugas seorang istri...".

"Ssstt... Tugasmu besok malam, karena aku tidak bisa pulang malam ini".

Oliver menunduk berbisik tepat disebelah telinga Lotty.

"Aapa...Duke..!".

"Persiapkan dirimu baik baik lotty, aku tidak ingin kau jatuh sakit saat aku pulang besok".

Wajah Lotty semakin memerah, terlihat salah tingkah.

Cup

Oliver mencium kening istrinya sebelum akhirnya pergi meninggalkan mansion.

Ia akan mengecek langsung setiap perkebunan dan tanah milik Duchy.

"Kau lihat Duke terlihat menyayangi Duchess".

"Bukankah mereka menikah karena terpaksa?".

"Hei, jangan jangan mereka memang memiliki hubungan selama ini"

"Maksudmu mereka berselingkuh?".

"Bodoh, itu tidak mungkin dulu Duke jarang sekali menginap dan terlihat tidak betah berlama lama disini bagaimana mungkin mereka berselingkuh".

"Benar juga Duchess juga jarang sekali keluar mansion, jikapun pergi pasti berdua dengan tuan Hansel".

"Apa kalian tau, kalau selama ini Duchess masih perawan?".

"Apa?".

"Apa kau gila?".

"Aku mencuci seprei kamar Duchess, dan ada noda darah di sana,bukankah itu Duchess baru saja kehilangan kegadisannya malam itu bersama tuan Oliver bukan tuan Hansel".

"Waaa... Gila apa yang sebenarnya terjadi?".

"Sepertinya kehidupan majikan kita penuh dengan misteri".

Suara suara bisikan antar pelayan itu berangsur menghilang, meninggalkan lorong yang kini sepi.

"Hah... Mereka bergosip setiap waktu". Desah Lotty dari balik pintu kamarnya.

"Perlukah saya menegur mereka Duchess?". Tanya Erika pelayan pribadi Lotty.

"Tidak perlu, biarkan saja mereka nanti pasti akan bosan sendiri".

Mantan kakak iparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang