Anak kita

1K 53 0
                                    

" Lalu, kenapa kau menikahiku?".

Bola mata oliver bergetar,dia tak menduga istrinya akan menanyakan hal itu.

"Apa tujuanmu menikahi kakak iparmu oliver?". Lanjut gadis yang masih terbaring diatas ranjang besarnya penuh tanda tanya.

Cukup lama pria itu terdiam, tangannya mengambil kotak yang berada pada saku celana hitam miliknya.

"Ini cincin pernikahan kita, tolong pakai lagi". Ucapnya memohon.

"Itu tidak menjawab pertanyaanku".

Oliver meraih tangan kiri istrinya memainkan jari jari yang terasa dingin.

"Aku mendapatkan permata ini lebih dari 3 tahun yang lalu pada sebuah pelelangan dan langsung memesan sepasang cincin dengan permata ini dengan ukuran jari manis milikku dan milikmu".

Oliver berhenti memainkan jari Lotty pada jari manisnya,lalu memasangkan cincin yang ia keluarkan dari kotak bludru hitam, kembali pada tempat benda kecil itu seharusnya berada.

"Tiga..tiga tahun yang lalu?". Tanya Lotty dengan wajah piasnya, ia semakin bingung.

"Perasaan ini sudah ada sejak dulu, sejak kau masih sibuk berkutat dengan pekerjaanmu sebagai asisten ibuku, aku selalu kagum pada kerja kerasmu, kegigihanmu dan semangatmu".

Tangan besar oliver membelai rambut panjang gadis itu, turun hingga pipinya yang terlihat sedikit tirus dibanding beberapa minggu yang lalu.

"Apa maksudmu?". Desah lotty pelan matanya mengunci kedua bola mata berwarna coklat gelap yang menatapnya penuh kerinduan.

"Perasaan itu semakin berkembang hingga rasanya begitu menyesakkan karena ketidak mampuanku untuk bisa memilikimu".

Suara Oliver terdengar begitu frustasi, ia menangkup wajah gadis didepannya perlahan menyatukan bibirnya dengan bibir pucat itu.

Tak berlangsung lama,kini kedua dahi dua insan itu yang saling menempel, mata mereka terpejam.

"Hah... Apa kau tak sedikitpun menyadarinya? Aku begitu tergila gila padamu". Ucap Oliver begitu putus asa.

Lotty membuka matanya terkejut.

"Oliver,apa kau sadar dengan yang baru saja kau katakan?".

"Aku menyukaimu sejak dulu sampai sekarang, rasanya sungguh menyakitkan, rasanya dadaku diremas dengan kuat ketika melihatmu menikah dengan kakakku sendiri, aku ingin sekali menghabisi pria itu ketika membayangkan bagaimana dia memelukmu, mencium bibir ini". Ucapnya seraya mengusap ujung bibir istrinya.

"Apa kau sering pergi berperang karenaku?".

"Rasanya aku akan menjadi gila jika melihat kalian selalu bersama, berulang kali aku berfikir untuk memisahkan kalian, bahkan tangan ini tak tahan ingin menebas tubuh pria yang kupanggil kakak itu, kau akan membenciku jika aku sampai nekat melakukan hal itu, makanya lebih baik aku pergi melampiaskan semua kemarahan ini dalam medan perang ".

Saat itu tabir yang menutupi rahasia hati pria itu terungkap sudah.

Kini Lotty baru menyadarinya kenapa Oliver menyarankan pernikahan pada mantan Duchess,sayangnya rencana tak berjalan sesuai yang pria itu inginkan.

Kenapa dia terlihat tidak nyaman ketika berdekatan dengannya dan hansel, kenapa ia buru buru menikahinya begitu hansel meninggal.

Ia bingung, bagaimana harus menanggapi keadaan ini, tak pernah terbayangkan ia akan mengalami kejadian tak masuk akal.

"Jadi bisakah kita melupakan semua masa lalu itu dan memulai kehidupan bahagia kita?".

"Lalu bagaimana hubunganmu dengan lady Grace?".

"Jalang itu sudah mendapatkan hukuman setimpal, dia dikirim oleh ayahnya untuk memata mataiku, jangan percaya dengan apa yang ia katakan, dia berusaha menghasutmu untuk meninggalkanku bahkan pembunuh yang mengejarmu kemarin adalah kiriman mereka".

Lotty menghela nafas lega, berbagai macam rasa takut yang ia rasakan beberapa minggu ini lenyap sudah.

Bukan hanya takut akan kematian melainkan takut akan kehilangan pria yang berhasil menyusup dan bersemayam dalam hatinya.

Mendengar bagaimana para gadis selalu mengeluh eluhkan suaminya membuat Lotty merasa rendah diri.

Dia merasa semua yang dituduhkan orang orang adalah benar adanya, bahwa dia wanita yang tidak pantas mendapatkan pria sesempurna Oliver.

Bahkan ketika lady Grace mengatakan semua kebohongan keji itu ia langsung mempercayainya, tidak pernah terfikir bahkan semua itu bohong.

Kini pria itu,pria yang membuat hatinya kembali merasakan debaran beberapa tahun yang lalu, menyatakan perasaan yang sama bahkan melakukan hal nekat untuk memilikinya.

"Aku kau dan anak kita". Oliver meletakkan telapak tangannya diatas perut Lotty.

"Anak?".

"Ya, anak kita sedang tumbuh disini, kau tidak bisa meninggalkanku, kasihan anak ini jika tidak memiliki orang tua yang lengkap".

Lotty menundukan pandangannya pada tangan besar Oliver yang mengelus perutnya.

'anak?, Ada anak kami diperutku?'.

"Apa..apa kelak kau akan mengambilnya dariku?".

"Tidak, kita tidak akan pernah berpisah, aku sudah bilang bukan, aku menginginkan banyak anak darimu, karena jika hal itu terjadi selamanya kita akan terikat tak akan terpisahkan". Ucap Oliver lembut.

Pipi Lotty merona, dadanya bergemuruh, kebahagiaan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya kini ada didepan mata.

"Jadi, bisakah kita memulai semuanya dari awal? ".

"Aku akan mempertimbangkannya". Jawabnya malu2.

"Jahat sekali, aku bahkan tidak pernah benar benar tidur setiap malam karena memikirkanmu".

"Mana ku tau kalau kau mencariku".

"Memangnya apa yang ku lakukan kalau bukan mencarimu?". Protes pria itu merasa tidak terima.

"Mungkin saja kau sedang bersenang senang dengan gadis lain sementara istrimu tidak dirumah". Goda Lotty sengaja ingin membuat pria didepannya jengkel.

"Omong kosong apa itu!". Seru Oliver.

"Hei aku kan tidak tau kalau ternyata mantan adik iparku ini menyimpan rasa padaku sejak lama".

Ejekan Lotty sontak membuat pipi Oliver merah malu, dia pria gila yang mencintai kakak iparnya sendiri bahkan menghalalkan segala cara untuk bisa memiliki gadis itu.

Semoga saja tidak ada karma atas perbuatannya itu.

Mantan kakak iparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang