"Lotty, apa kau baik baik saja?".
Suara berat Oliver mengagetkan Lotty, terlihat pria itu mengkhawatirkan istrinya.
"Aku baik baik saja". Jawabnya pelan.
"Wajahmu pucat, sebaiknya jika segera pulang".
Lotty menunduk memandangi pergelangan tangan suaminya.
Manset sebelah kanan yang ia kenakan hilang.
"Kemana mansetmu Oliv?". Tanyanya dengan wajah polos seakan tak tau apapun.
"Manset?, Oh mungkin aku kehilangan manset itu ketika mencarimu tadi. Maaf sudah menghilangkan hadiah darimu". Ucapnya penuh penyesalan.
"Tidak apa apa sudah hilang biarkan saja, sudah saatnya mengganti dengan yang baru". Gumam Lotty pelan.
Lotty bertemu Oliver ketika menuju pintu keluar istana , pria itu terlihat sedikit berantakan dan bau parfum Grace tercium kuat dari tubuhnya.
Ia masih mengingat jelas setiap ucapan yang Grace katakan padanya.
Kematian Hansel, posisi Duke dan pernikahan mereka.
"Oliver menginginkan posisi Duke jadi sengaja ia mengirim Tuan Hansel ke kerajaan kami, semua sudah di rencanakan, pernikahan kalian hanya formalitas agar keadaan Duchy tidak goyah, setelah mendapatkan anak darimu Oliver berniat menceraikanmu dan menjadikan anak itu sebagai anak kami, kau wanita cerdas Duchess, keluarga kalian selalu menghasilkan keturunan yang luar biasa, Oliver tidak ingin penerusnya bodoh seperti tuan Hansel, saya menerima permintaannya menjadi ibu dari anakmu kelak, tapi menurut saya itu tak adil buatmu, makanya saya meminta anda melepaskan posisi anda sekarang sebelum semuanya terlambat".
Kata kata Grace menggema didalam kepala Lotty, air matanya mengalir tanpa ia sadari.
"Kau menangis sayang, ada apa katakan padaku apa ada yang sakit?". Suara Oliver kembali membuyarkan lamunan Lotty.
Kereta masih berjalan perlahan,suara tapal kuda dan derit roda kereta memenuhi indra pendengaran.
"Apa kau ada hubungannya dengan kematian Hansel".
Tatapan Lotty yang biasanya hangat berubah menjadi dingin ketika memandang suaminya.
Oliver tertegun, tubuhnya kaku, jelas ia kaget.
"Dari mana kau mendengar gosip seperti itu?".
"Katakan padaku apa itu benar?".
Tanyanya lagi,wajahnya melukiskan kekecewaan."Lotty... Itu tidak benar". Sanggah Oliver .
"Bohong, aku sudah tau semuanya jangan berbohong lagi padaku. Aku memang bodoh semudah itu percaya padamu. Bagaimana bisa seorang adik tega menyingkirkan kakaknya sendiri. Aku kecewa padamu Oliver de Rodriguez!". Teriak Lotty,nafasnya memburu wajahnya memerah marah.
Kereta tepat berhenti menandakan mereka sudah sampai pada tujuan.
Lotty melangkah duluan keluar kereta meninggalkan Oliver yang masih diam tak bergeming.
Ketika hendak menjelaskan semua tindakannya Oliver harus bersabar, pintu kamar mereka tertutup rapat berulang kali ia mengetuknya sayang tak ada sedikitpun respon dari penghuni kamar itu.
Lotty tak ingin menemui Oliver.
Sudah 3 hari gadis itu mengurung diri dalam kamar, ia tak ingin bertemu suaminya.
Hanya pelayan pribadinya yang bisa memasuki kamar,untuk mengantarkan makanan, selain itu ia akan menyuruh semua orang pergi.
Akhirnya pelayan pribadi Lotty,Erika mau membuka mulutnya,ia mengatakan bahwa nyonyanya terlihat sedih setelah berbicara dengan Lady Grace.
Tentu saja Erika mengatakannya setelah diancam oleh Oliver.
Sayangnya gadis itu tak mendengar apa yang majikannya bicarakan,karena mereka tidak membiarkan seorang pun mendekat.
Hari itu juga Oliver pergi menuju istana untuk menemui Grace, ia harus mencari tau apa yang diketahui gadis itu dan apa yang ia katakan pada istrinya.
Sambil berurai air mata,Lotty memberesi beberapa pakaiannya.
Pergi dari mansion adalah pilihan terakhir baginya, ia tak mau lagi bermain drama sebagai Duchess.
Keputusan yang implusif, tapi dalam kekalutan hanya itu yang dapat gadis itu pikirkan.
Menjauhi Oliver sementara waktu, hingga ia dapat mengambil keputusan langkah apa yang harus ia ambil.
Ketika melihat kereta kuda Oliver meninggalkan mansion, Lotty menyelinap pergi dari pintu belakang dengan memakai baju pelayan ia membayar sejumlah koin emas pada kusir kereta sayur wanita itu berhasil keluar dari mansion.
Lotty hanya memandang sedih ketika melihat dari luar gerbang mansion besar yang lebih dari 4 tahun ini ia tinggali, terlalu banyak kenangan disana.
Setelah menumpang kereta sayur ia berganti menyewa kereta kuda biasa,beberapa kali ia berganti kereta karena tempat yang ia tuju ada diujung kerajaan.
Lotty tidak tau entah Oliver akan mencarinya atau tidak, akan tetapi ia tidak mau kembali lagi, lebih tepatnya ia tak sanggup jika menerima kenyataan dirinya hanya dimanfaatkan sesaat sebelum di buang.
Perjalanan yang Lotty tempuh sudah mencapai hari ke empat ia akhirnya berhenti disebuah desa dipinggiran kerajaan.
Desa itu terletak dibalik gunung tentu tempatnya cukup terpencil, jauh dari pusat kota.
"Nona ada yang bisa saya bantu?". Tanya seorang wanita paruh baya padanya.
"Saya sedang mencari penginapan".
"Maaf sekali nona tapi di desa ini tak ada satupun penginapan, kalau nona mau anda bisa menemui kepala desa, beliau pasti bisa membantu anda".
"Benarkah, maukah nyonya mengantar saya kesana?".
"Tentu mari ikut saya, siapa nama nona?".
"Panggil saya Lotty".
"Saya Greta, anda dari mana?".
"Saya dari ibu kota, beberapa hari yang lalu saya dipecat dari tempat saya bekerja".
Bohong Lotty."Sayang sekali, lalu apa rencana anda?".
"Mungkin saya butuh liburan hahahaha".
"Semoga anda betah didesa kecil ini dan panggil saya jika nona Lotty membutuhkan sesuatu".
"Tentu, terimakasih".
"Dari wajah anda terlihat sekali nona sedang tertekan, saya hanya bisa mengatakan lupakan yang sudah terjadi mungkin disini anda bisa memulai hidup baru".
Lotty hanya tersenyum sambil mengangguk menanggapi nasehat wanita bernama Greta itu.
'benar, aku harus memulai semuanya dari awal. Lupakan Hansel lupakan Oliver'.
Lotty menyentuh dadanya yang terasa sakit ketika mengingat pria yang ia tinggal pergi itu.
Pria yang sejak dulu telah bersemayam jauh dilubuk hatinya.
Cinta yang dulu pernah ia kubur ketika menikah dengan Hansel kini harus benar benar ia hilangkan, padahal benih itu tumbuh begitu subur beberapa bulan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan kakak iparku
Romance"Apa yang kau lakukan?". "Tentu saja menemui istriku". " A...aku ini kakak iparmu". "Man..tan... dan jika kau lupa,dengan senang hati ku ingatkan terus mantan kakak iparku yang cantik, pagi ini kita sudah resmi menjadi suami istri". " Jadi ayo kita...