Seminggu berlalu sejak pesta kecil Lotty, hubungan suami istri itu tak berubah, hanya terkadang Lotty menjadi sedikit pendiam.
Oliver juga tetap diam pura pura tidak tau apa yang terjadi, tapi dibalik diamnya itu sebenarnya dia perlahan sedang menghancurkan bisnis keluarga Earl Jones karena putri mereka membuat masalah dengan menyebarkan rumor pernah memiliki hubungan dengannya.
"Apa sarapannya tidak sesuai seleramu?"
"Ini enak, tapi bisakah aku duduk dikursiku sendiri".
Lotty terlihat tidak nyaman karena ia duduk diatas pangkuan suaminya.
Oliver memeluk erat pinggang Lotty sehingga wanita itu tidak dapat pergi kemana mana.
"Aku lebih suka seperti ini".
"Aku malu". Gumamnya pelan, yang hanya dapat didengar oleh pria dibawahnya.
"Malu? Semalam bahkan kau berteriak kesenangan diatas meja makan ini". Bisik Oliver pelan tepat ditelinga Lotty.
Gadis itu bersemu merah mengingat kejadian semalam.
'gila'.
Semalam Oliver menyerangnya tepat setelah menyelesaikan makan malam, tentu saja setelah para pelayan membereskan meja dan memastikan mereka mengunci pintu menuju ruang makan.
Alasannya sepele, "istriku sengaja memakai gaun yang begitu menggoda,bagaimana aku bisa tahan?".
Hanya karena belahan dadanya terlihat pria itu menganggap ia sedang menggoda.
Alhasil mereka bercinta diatas meja makan, tidak ada seorang pun yang berani mendekati ruangan yang terkunci itu.
"Hentikan..". Balas Lotty.
"Tapi kamar masih menjadi tempat favoritku walau ruang kerja juga mengasikkan".
"Oliver de Rodriguez cukup,tutup mulutmu itu", Lotty menggeram kesal wajahnya sudah semerah tomat, antara malu dan kesal menjadi satu.
Sedangkan pria itu tertawa terbahak bahak melihat ekspresi istrinya.
"Baiklah...aku sudah puas menggodamu".
Lotty bergegas turun dari pangkuan Oliver ketika pria itu melepaskan pelukannya.
Gadis itu bergegas pergi meninggalkan ruang makan, mengurung diri dalam ruang kerjanya.
"Huft, pria itu sungguh gila bagaimana dia bisa mengatakan hal se vulgar itu dengan santainya tanpa rasa malu".
"Lotty sayang, aku akan pergi ke istana jangan terlalu memaksakan diri bekerja". Teriak Oliver dari balik pintu ruang kerja Lotty yang tertutup rapat.
"Aku butuh refreshing, Erika tolong suruh kusir menyiapkan kereta aku ingin keluar".
"Tentu Duchess".
Setelah mengganti gaunnya Lotty bersama Erika dan seorang pengawal pergi menaiki kereta kuda, sebuah cafe menjadi tujuannya.
"Duchess, ini pesanan anda". Erika menata beberapa jenis makanan penutup dimeja.
"Duduklah Erika, ayo nikmati kue cantik ini".
"Benar Duchess sudah lama sejak anda terakhir datang ke toko ini". Sambut Erika yang menerima sebuah cake yang berselimut coklat mengkilat dari tangan Lotty.
Kedua wanita itu sedang asik berbincang ketika tiba tiba seorang gadis menghampiri mereka.
Prank...
Piring kecil jatuh ke lantai dan pecah menjadi beberapa bagian.
Sedangkan wajah Lotty dipenuhi krim dan kue, gaun yang ia kenakan pun tak luput dari noda kue.
"Duchess.." Teriak Erika melihat keadaan nyonyanya.
"Dasar wanita iblis, tidak hanya merebut kekasihku bahkan kau juga menghancurkan keluargaku, apa maumu?". Teriak gadis itu penuh amarah.
"Lady Ana, apa yang anda lakukan?".
Erika balas berteriak, sembari membersihkan wajah Lotty.
Entah apa yang terjadi Ana sudah mendorong Erika hingga gadis itu tersungkur diatas lantai, lalu ia mendekati Lotty bersiap mengayunkan tangannya.
Lotty terkejut ketika melihat sebuah tangan melayang kearahnya.
Plak..
Suara tamparan menggema pada ruangan yang hanya berisi beberapa orang itu.
Lotty menggenggam tangan kanan Ana kuat sedang tangan satunya ia gunakan untuk menampar wajah gadis muda itu.
"Berani sekali kau mengarahkan tanganmu padaku lady muda". Tegur Lotty menahan amarah.
"Brengsek". Umpat Ana.
Gadis itu berusaha melepaskan tangannya yang masih dicengkeram Lotty.
Plak...
Lagi, Lotty menampar wajah Ana hingga pipi gadis itu memerah.
"Lancang". Ucap Lotty lagi.
Lotty seorang Duchess tidak mungkin membiarkan dirinya dipermalukan begitu saja oleh gadis bangsawan yang lebih rendah darinya.
'aku tidak perduli jika Oliver akan marah'.
Mendengar keributan ksatria yang mengawal Lotty bergegas masuk kedalam cafe.
Kemudian pria itu mengunci tangan Ana agar tak dapat bergerak.
"Duchess apa anda baik baik saja?". Tanya Erika panik.
"Aku tidak apa apa, dia tidak akan bisa menyentuhku".
"Dan untuk anda lady Ana, jika anda mempunyai keluhan atas pernikahan saya tolong sampaikan hal itu pada baginda raja dan duke Rodriguez karena saya tidak tau apa hubungan anda dengan suami saya, lalu saya tidak tau apapun perihal masalah yang keluarga anda hadapi, anda faham?".
"Dasar pembohong, semua orang tau saya kekasih oliver dan kau memanfaatkan raja agar bisa menikahi oliver!". Teriaknya.
"Memangnya sekuat apa saya sehingga bisa memaksa baginda raja?".
"Kalau memang suami saya mencintai anda bukankah ia akan menolak pernikahan ini, jadi bisa saya lihat anda yang terlalu mendambakan Duke sampai tidak sadar realita lady".
Lotty berlalu meninggalkan Ana yang masih ditahan oleh ksatria miliknya.
Niat hati ingin menyegarkan fikiran kini malah ia dibuat sakit kepala.
"Duchess, jika Duke tau pasti beliau akan marah anda dipermalukan seperti ini".
"Diamlah, jangan katakan apapun pada duke".
'bagaimana jika oliver marah aku sudah memukul mantan kekasihnya'.
"Tapi Duchess,..".
"Lupakan saja, anggap ini tak pernah terjadi". Ucap Lotty pada asistennya berusaha terlihat baik baik saja walau hatinya sungguh resah.
'kenapa juga aku harus terlibat dengan hubungan asmara mereka, Yang Mulia benar benar membuatku berada pada posisi yang salah'
Akhirnya Lotty kembali ke mansion setelah mengganti gaunnya yang kotor di toko pakaian yang ia lewati.
Ia tak ingin ada yang menanyakan perihal keadaannya yang kacau.
Tok.. tok..
"Duchess, ada undangan dari permaisuri".
Tuan Smith menyerah sepucuk amplop bersegel mawar merah.
"Ini undangan pesta teh". Ucap Lotty setelah membaca kertas ditangannya.
"Itu bagus Duchess, dulu anda datang menemani mendiang Duchess sekarang saatnya anda muncul sebagai Duchess Rodriguez yang sesungguhnya.
'ini aneh kenapa tiba tiba permaisuri memberiku undangan, padahal satu tahun ini tak sekalipun aku mendapat undangan dari beliau'.
Perasaan tak tenang tiba tiba melingkupi hati Lotty, ia khawatir permaisuri ada maksud tertentu, walaupun sebenarnya itu kemungkinan yang kecil karena setau Lotty permaisuri adalah pribadi yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan kakak iparku
Romance"Apa yang kau lakukan?". "Tentu saja menemui istriku". " A...aku ini kakak iparmu". "Man..tan... dan jika kau lupa,dengan senang hati ku ingatkan terus mantan kakak iparku yang cantik, pagi ini kita sudah resmi menjadi suami istri". " Jadi ayo kita...