Lotty mengusap keringat yang mengalir dipelipisnya.
Cuaca terik dan Lotty tengah sibuk dengan kebun bunga kecilnya, sudah 10 hari ia tinggal didesa kecil ini.
Ia menyewa sebuah rumah kecil yang ditawarkan oleh kepala desa padanya, lotty hanya sendirian jadi tidak memerlukan rumah yang besar, akan menambah beban pekerjaan jika terlalu besar.
"Bungaku cepatlah tumbuh dengan baik, hmmhmmm...". Senandungnya.
"Lotty bunga apa yang sedang kau tanam?". Tanya Greta yang mampir ketika melihat Lotty tengah sibuk berjongkok didepan gundukan tanah.
"Mawar, sudah sejak lama saya tidak berjibaku dengan tanah seperti ini". Jawabnya ceria.
"Hahahaha kau sudah terlalu lama hidup dikota, kami bahkan tidak pernah sempat memperhatikan bunga bunga, cukup memandangi sayuran tumbuh subur sudah membuatku bahagia".
"Hasilkan sayuran yang banyak dan segar Greta, aku suka makan sayuran".
"Kau ini... Tentu saja kebunku akan menghasilkan banyak sayuran".
Kedua wanita itu berbincang cukup lama, sampai ketika sore menjelang wanita paruh baya itu pamit pulang.
"Hah... Hari ini sungguh melelahkan tapi tidak masalah aku akan betah tinggal disini".
Ditempat lain.
"Dimana tepatnya?". Tanya oliver dingin.
"Wilayah paling utara kerajaan desa kecil dibelakang gunung, saya akan memastikan dulu keberadaan Duchess, ada seorang ksatria yang sudah sampai disana".
"Tidak perlu, aku akan langsung pergi kesana".
Jeff dan tuan Smith memandang kepergian majikannya dari belakang.
Mereka merasa lega semua kekacauan ini akan berakhir.
'semoga benar Duchess berada disana, hanya ia yang mampu membuat Duke tenang'. Batin kedua pria itu.
Seminggu ini Oliver sudah membantai banyak orang setelah menghilangnya Lotty.
Mulai dari penjaga gerbang, kusir kereta yang lotty sewa dan yang paling mengguncang kedua kerajaan adalah perintahnya untuk menyerahkan seluruh anggota keluarga Duke Hueber.
Tentu saja setelah mendapat surat dari Raja Damian, kerajaan Addes segera menangkap dan menyerahkan semua anggota keluarga Hueber kepada Oliver, kerena pria yang sedang emosi itu sudah mengumandangkan perang dan tidak segan segan menghancurkan kerajaan Addes.
Pihak kerajaan Addes mengklaim tidak tau menahu atas tindakan Duke Hueber yang menjadikan anaknya sebagai mata mata, perbuatannya itu jelas memicu terjadinya perang untuk kedua kalinya, jadi raja Addes bertindak cepat dengan menyerahkan seluruh anggota keluarga Hueber.
Srekk....tak....
Lotty terbangun ditengah malam karena tenggorokannya yang terasa kering, ia bermaksud mengambil air minum di dapur , tetapi ia mendengar suara mencurigakan dari bagian belakang rumahnya, gadis itu mengendap endap mengintip bagian dapur.
Dapat ia lihat seseorang sedang berusaha membuka jendela belakang.
Deg..deg ..
Lotty dapat mendengar suara detak jantungnya sendiri.
Ia sendirian, tidak ada yang bisa ia mintai tolong.
"Apa itu Oliver?, Tidak... aku tidak mau kembali lagi". Gumamnya sembari menggeleng gelengkan kepalanya.
Gadis itu segera mengunci pintu dapur dapat ia dengar jendela dapur sudah terbuka.
Segera ia berlari kepintu depan kemudian membukanya secepat yang ia mampu.
Sring...
Sebuah pedang mengarah padanya tepat setelah kakinya keluar dari pintu utama.
"Hah ... Hah...".
Nafas Lotty tercekat, kakinya gemetar, belum pernah ia berada dalam posisi seperti ini.
Seseorang berpakaian hitam dengan penutup wajah membuat lotty tak dapat melihat wajah orang dihadapannya, kemungkinan seorang pria yang menghadangnya dengan pedang.
"Siapa kau? Apa maumu?". Tanya lotty dengan suara yang bergetar.
" Kau harus mati malam ini".
Pria itu mengayunkan pedang ditangannya mencoba menebas wanita didepannya.
Lotty berhasil menghindar kesamping lalu dengan tubuhnya ia menyeruduk orang itu hingga jatuh terjungkal.
Melihat kesempatan lotty segera berlari menjauhi tempat itu.
'kamana aku harus pergi, hanya ada dua rumah yang jaraknya tidak terlalu jauh tapi mereka hanya para wanita tua, aku tidak bisa membahayakan mereka'.
Lotty berlari kearah hutan ia beberapa kali menengok kebelakang sekarang tidak hanya ada 1 tapi ada 3 orang yang mengejarnya.
'siapa mereka, kenapa mereka ingin membunuhku?'.
Berbagai pertanyaan melintas dalam benaknya.
Lotty terus berlari memasuki hutan semakin dalam dan gelap hanya cahaya rembulan yang mengintip dari sela sela dedaunan.
Untung saja dia memakai sepatu dan gaunnya adalah gaun sederhana gadis desa jadi memudahkannya dalam bergerak.
Sayangnya tubuh gadis itu sudah sampai batasnya, cukup jauh Lotty masuk kedalam hutan tenaganya sudah habis,ia bersandar pada sebuah pohon besar nafasnya sudah terasa sesak ia merosot kebawah kakinya keram.
Langkah kaki terdengar semakin mendekat, lotty berusaha bangkit sayangnya kakinya tidak mau diajak kompromi.
Akhirnya gadis itu berpegangan pada pohon untuk berjalan, dia melihat ada sebuah lubang dibawah pohon tempatnya bersandar.
Lotty menundukan tubuhnya mencoba memasuki lubang , tidak terlalu besar tapi ia berhasil masuk, ternyata bagian dalamnya cukup luas, itu pohon tua yang berongga.
Ketiga orang tadi berhasil menyusul sampai ketempat lotty bersembunyi mereka masih kebingungan mencari keberadaan gadis itu, seorang berjalan mendekati pohon tempatnya bersembunyi.
Lotty membekap mulutnya, menahan nafas berusaha menghilangkan suara yang keluar dari tubuhnya.
Prank....
Tiba tiba seorang pria berpakaian ksatria datang menyerang ketiga orang pembunuh itu ,pertarungan berlangsung sengit tapi 3 lawan 1 bukanlah pertandingan yang adil walau ksatria itu berhasil melukai salah satunya tapi tidak berlangsung lama pertarungan segera berakhir dengan tewasnya ksatria.
Keadaan memang gelap tapi Lotty dapat mencium aroma anyir menusuk hidung, dan suara para pembunuh mulai menjauh menyisakan tubuh tak bernyawa tergeletak diatas dedaunan dan tangis tertahan Lotty yang ketakutan.
Entah sudah berapa lama Lotty menangis tanpa suara hingga akhirnya tubuh itu jatuh pingsan dalam kegelapan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan kakak iparku
Romance"Apa yang kau lakukan?". "Tentu saja menemui istriku". " A...aku ini kakak iparmu". "Man..tan... dan jika kau lupa,dengan senang hati ku ingatkan terus mantan kakak iparku yang cantik, pagi ini kita sudah resmi menjadi suami istri". " Jadi ayo kita...