Lotty POV
Hari yang dinantikan semua penghuni mansion akhirnya tiba.
Aku akhirnya menyandang nama Rodriguez pada nama belakangku bukan lagi nama Willson.
Suamiku terlihat bahagia.
"Walau hubungan kita merupakan perjodohan yang diatur tapi aku berjanji untuk selalu setia dan menjadi rekan hidup yang baik".
Itu janji yang Hansel ucapkan ketika pertama kali kami keluar dari gereja.
Malam itu malam pertama kami, jujur aku merasa gugup.
Sepanjang hidup aku belum pernah dekat dengan pria manapun terkecuali ayah dan adikku, wajar bukan perasaan was was memenuhi hatiku.
Hansel suamiku, keluar dari kamar mandi hanya menggunakan jubah mandinya.
Badannya tidak terlalu besar, bisa dibilang mungkin lebih besar tubuhku.
Ya..
Aku bukan seperti lady lain yang memiliki wajah cantik bak boneka dan pinggang sekecil kepalan tangan.
Berbanding terbalik denganku yang memiliki wajah bulat dengan mata bulat.
Walau tidak bisa dibilang gendut tapi juga tidak langsing.
Tinggiku 168cm dengan berat badan hampir 70kg.
Lady lain tidak mungkin memiliki berat badan 60 kg itu seperti sebuah aib.
Yah,,, Lebih tepatnya aku memiliki tubuh yang sintal berisi, bagian dada dan panggulku cukup besar, tapi perutku tidak bisa dikatakan kecil walau tidak buncit.
Itulah sebabnya aku tidak bisa memakai korset terlalu lama.
Pernah sekali ayah mengajakku pergi ke pesta, dan tentu saja gaun dan korset adalah satu kesatuan, walau sudah mencoba bertahan sekuat tenaga akhirnya aku pingsan setelah 3 jam berada ditengah pesta.
Sejak saat itu korset tidak ada dalam kamusku.
Sekarang aku mulai menyesalinya, jika saja aku bisa bertahan dengan benda itu ditubuhku apa bisa pinggangku sedikit lebih kecil.
Ahh....
Aku benar benar malu menunjukan bentuk tubuhku ini pada Hansel.
"Lotty....".
"Ya....".
Aku hanya bisa menunduk malu ketika Hansel duduk tepat disebelahku.
"Hei...apa kau gugup".
Tangannya begitu dingin, mungkin karena dia habis mandi.
Dia meraih daguku.
Kemudian bibir pucat itu menempel pada bibirku.
Ciuman pertamaku.
***
Pagi harinya aku termenung di dalam kamar mandi, memandangi beberapa tanda merah yang ditinggalkan Hansel pada leherku.
Aku tidak mengerti,
Apa memang seperti itu melewati malam pertama sebagai pasangan.
Hansel semalam terlihat berbeda, dia terlihat begitu terburu buru, tidak setenang biasanya.
Ciumannya begitu kasar , aku masih mengingatnya dengan jelas bagaimana ia menghisap leherku dengan kuat tangannya yang menjamah bagian tubuhku tidak sabaran.
Aku masih dalam kebingungan dengan apa yang sedang terjadi ketika, Hansel menggesekkan miliknya padaku, rasanya aneh beberapa kali dia berusaha mendorong miliknya masuk tapi tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan kakak iparku
Romance"Apa yang kau lakukan?". "Tentu saja menemui istriku". " A...aku ini kakak iparmu". "Man..tan... dan jika kau lupa,dengan senang hati ku ingatkan terus mantan kakak iparku yang cantik, pagi ini kita sudah resmi menjadi suami istri". " Jadi ayo kita...