Pesta teh

876 51 0
                                    

Ternyata menyiapkan sebuah pesta teh tidaklah semudah yang Lotty bayangkan.

Satu bulan sudah tukang kebun memperbaiki taman yang awalnya hanya berisi rerumputan kini telah berisikan aneka bunga warna warni yang memanjakan mata.

Lalu Lotty juga telah memesan beberapa set cangkir cantik, tidak lupa juga hadiah untuk tamunya nanti.

Sebenarnya lady yang ia undang tidaklah banyak hanya 5 orang, 6 termasuk dirinya.

Dua orang putri count, satu orang istri marquess, seorang istri baron dan satu orang putri duke.

"Selamat datang lady, terimakasih atas kedatangannya, ini pertama kalinya saya mengadakan acara minum teh jadi tolong ingatkan saya jika saya melakukan kesalahan".

Lotty memberikan sambutan ringan setelah tamunya sudah berkumpul mengelilingi meja bundar besar di paviliun tepatnya ditengah tengah taman.

Setelah itu mereka mulai menikmati aneka kue yang telah tersaji di atas meja.

"Terimakasih atas undangannya Duchess, saya tidak menyangka akan mendapat undangan anda". Ucap putri Duke.

"Benar, saya juga terkejut. Apalagi setelah sekian lama tidak memasuki kediaman duke, ternyata tidak banyak berubah, bahkan cat paviliun ini masih sama sejak dulu, dan pohon itu saya kira sudah mati saking tuanya,anda merawat mansion ini dengan baik Duchess". Sindir Marchioness.

Lady lain yang mendengar sindiran itu tersenyum mencemooh.

Bagaimana bisa setelah bertahun tahun keadaan mansion tidak ada perubahan, begitu miskin kah sehingga untuk merenovasi bagian gedung yang sudah tua saja tidak mampu, pikir mereka.

"Oh... Maafkan aku, paviliun ini adalah tempat favorit mendiang Duchess terdahulu sehingga saya tidak berani menyinggungnya, ada banyak kenangan keluarga Duke disini".

Lotty berusaha mempertahankan kepercayaan dirinya, ia tidak ingin kalah, gadis itu tau konsekuensi bertemu dengan lady lain, mereka suka saling menjatuhkan.

"Mmm... Nenekku juga tidak suka jika kereta kuda kesayangannya diperbaiki ayah, nenek bilang biarkan saja seperti itu, kereta ini bukti cinta ayahmu padaku kata nenek, jadi kami membiarkan saja kereta itu padahal ada beberapa kerusakan disana".

Celoteh seorang putri count,membuat lady lainnya tertawa.

"Apa anda sudah bertemu lady Anastasia, Duchess". Tanya Barones.

"Lady Anastasia, maksud Barones lady Jones? Tidak,belum dalam beberapa bulan ini, memangnya ada apa dengan lady Jones". Tanya Lotty.

Beberapa lady saling pandang.

"Apa Duchess tidak tau kalau lady Ana memiliki hubungan dengan Duke sebelum menikah dengan anda?". Jawab Barones siap bergosip atau mungkin memanas manasi?.

"Benar, lady Ana yang berdansa dengan Duke pada acara ulang tahun pangeran beberapa bulan yang lalu". Sambung yang lainnya.

"Bahkan tahun lalu dia mendapat gelar ratu perburuan karena Duke memberikan semua hasil buruannya atas nama lady Ana".

"Sayang sekali, hubungan mereka tidak bisa berlanjut". Kata Barones pelan seraya menutupi separuh wajahnya dengan kipas.

"Ohh... Benarkah, saya kurang tau mengenai masalah Duke sebelum kami menikah, dan itu bukan urusan saya, yang saya tahu setelah memutuskan untuk menikah, Duke tidak memiliki wanita lain selain saya, setiap orang memiliki masa lalu jadi kita tidak bisa menghakimi salah satu pihak bukan?".

Hati Lotty merasa tidak nyaman sebenarnya tapi ia tidak dapat melakukan apapun terhadap masalah ini, karena Oliver tidak mengatakan apapun sebelumnya mengenai wanita yang dekat dengannya.

Dulu Lotty hanyalah kakak ipar pria itu jadi apapun yang Oliver lakukan bukanlah urusannya.

Memang benar dulu Oliver pernah berdansa dengan seorang lady, ia kira itu hal biasa sebatas formalitas.

Dan untuk perburuan,ia tak pernah hadir, cukup Oliver yang mewakili keluarga Rodriguez karena kesehatan Hansel.

'apa aku merebut Oliver dari lady Ana?'.

"Benar , Duchess tidak perlu memikirkan hal yang telah lampau, tapi anda sabaiknya menghindar jika bertemu lady Ana Duchess, karena tempramen gadis itu sedikit buruk".

"Terimakasih lady saya akan mengingatnya".

Setelah dua jam bercengkrama akhirnya para lady pamit kembali ke kediaman masing masing,tak lupa pula Lotty memberikan hadiah satu set perhiasan koleksi terbaru sebuah toko ternama sebagai ucapan terimakasih.

Tentu saja para lady itu heboh,mendapat hadiah mahal seperti itu.

"Bagaimana acara hari ini?". Oliver memeluk erat istrinya dari belakang membuat gadis yang tengah melamun dibalkon kamarnya tersentak.

"Berjalan lancar". Jawabnya pelan.

"Apa ada yang mengganggumu?".

"Tidak, mereka tidak akan berani menggangguku".

"Benarkah, katakan padaku jika ada yang berani mengganggumu aku akan memberi mereka pelajaran".

Lotty membalikkan badannya,kini menghadap pria yang masih setia memeluknya.

"Tidak Duke, tidak ada yang menggangguku".

"Lalu kenapa kau terlihat tidak bersemangat?".

"Aku hanya lelah".

Oliver segera menggendong istrinya kedalam kamar membuat gadis itu berteriak.

"Oliv... Turunkan aku, aku bisa jalan sendiri".

"Istriku bilang lelah jadi ayo tidur,ini sudah malam".

Setelah memastikan Lotty tertidur, Oliver pergi ke ruang kerjanya.

"Apa yang terjadi?". Tanya pria itu pada Erika pelayan pribadi Lotty.

"Saya kira Duchess sedih karena Marchioness Allen dan Barones Dawson menyinggung hal yang sensitif bagi Duchess".

"Katakan!". Perintahnya dingin.

"Marchioness menyinggung keadaan mansion yang kurang terawat dan Barones membahas masalah lady... Mm lady Jones". Jawab Erika gugup setengah mati mendapat tatapan tajam tuannya.

"Lady Jones?, Siapa itu?".

"Mm... Lady dari keluarga Earl Jones, mereka mengatakan hubungan Duke dan lady Ana tidak dapat berlanjut karena Duke menikah dengan Duchess".

"Sejak kapan aku mempunyai hubungan dengan lady Jones, tidak masuk akal!".

"Maaf tuan saya tidak tau tentang hal itu".

Oliver memasuki kamarnya yang hanya di terangi sabuah lilin, disana istrinya tengah tertidur lelap.

Dia merebahkan tubuhnya disamping sang istri, persis saling berhadapan.

Tangannya terulur membelai rambut panjang, mengelus pipi bulatnya, mata itu masih terpejam tak terusik dengan sentuhan tangan besar Oliver.

"Kau cemburu, lucu sekali , aku hanya menyukaimu tidak pernah ada wanita lain. Mana bisa aku berhubungan dengan wanita lain sedangkan dalam otakku hanya muncul wajahmu".

Pria itu menarik istrinya agar merapat pada tubuhnya, mereka tertidur sambil berpelukan hingga pagi menjelang.

Mantan kakak iparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang