" Kembar?, Anda yakin?". Tanya Lotty pada dokter yang memeriksa kandungannya.
Bulan ini sudah memasuki bulan ke 7 kehamilannya tapi ukuran perut Lotty tidaklah wajar, begitu besar.
"Benar duchess, ukuran perut anda sangat besar dan pergerakan janinnya lebih banyak dari kehamilan biasa, yang membuat saya semakin yakin adalah suara detak jantung bayi anda ada di dua tempat sebelah kiri dan kanan ". jelas dokter wanita itu.
Lotty menyeka air mata yang tiba tiba mengalir begitu saja di pipinya, ia bahagia.
"Erika... Kami akan memiliki anak kembar". Ucapnya penuh haru.
"Selamat duchess, semoga anak anak anda sehat selalu". Erika pun menyambut kabar yang dokter sampaikan penuh kebahagiaan.
"Apakah itu laki laki atau perempuan dokter", sela Rene.
"Maaf tapi saya tidak dapat memastikan jenis kelaminnya".
"Tidak apa apa, laki laki atau perempuan mereka adalah anugerah tak ternilai untukku, tolong rahasiakan ini dokter, ".
"Tentu duchess, anda ingin membuat kejutan untuk duke?".
"Aku ingin memberitahukannya sendiri nanti" ucap Lotty dengan pipi bersemu merah.
***
"Menurut kalian lebih bagus ini atau yang ini ?". Tanya lotty kepada Erika dan Rene, mereka tengah berada di toko perlengkapan bayi.
Ketiga wanita itu tengah memilih kereta bayi.
"Menurut saya yang ini duchess satu kereta untuk 2 bayi sekaligus, agar mereka selalu dekat dan ikatan batin juga semakin kuat". Usul Rene.
"Aku setuju, ku harap kelak mereka akan saling menjaga dan melengkapi entah mengapa aku yakin mereka laki laki dan perempuan".
Lotty yang tengah duduk di depan beberapa kereta bayi membelai perut besarnya sembari tersenyum lebar.
"Semoga benar duchess, feeling seorang ibu biasanya tidak pernah salah". Sahut Erika.
Ruang tunggu lantai dua yang berdekatan dengan kamar Lotty kini penuh dengan kotak dan tas belanjaan, entah berapa puluh barang yang ia beli hari ini.
"Duchess ingin membongkarnya sekarang?". Tanya Rene penuh semangat.
"Tidak, aku sudah lelah mungkin besok saat duke kembali dari luar kota, ini akan menjadi kejutan untuknya". Senyum geli muncul ketika lotty membayangkan bagaimana ekspresi Oliver nanti.
Tirai telah tertutup sempurna beberapa lilin juga telah di matikan hanya tinggal sebuah lilin yang menerangi kamar dengan cahaya temaram.
Sepasang tangan menggenggam erat pisau kecil namun terlihat kilauan yang terpantul dari cahaya lilin menandakan betapa tajamnya benda itu.
Wajahnya memerah mata itu dipenuhi kebencian.
Ia mengambil ancang ancang bersiap menghujam jantung wanita yang tengah tertidur terlentang itu.
"Hah... Hah.... Tenang Ana tenang ini belum waktunya, dia belum merasakan penderitaan yang kau alami".
Gadis itu memasukkan kembali benda tajam itu pada lapisan bajunya.
Ceklek....
"Istriku sudah tidur?". Tanya Oliver ketika melihat pelayan bernama Rene sedang berada disamping istrinya.
"Nyonya tertidur satu jam yang lalu tuan, saya mematikan beberapa lilin dan merapikan selimut beliau".
"Keluarlah".
"Baik".
***
"Kenapa kereta bayinya seperti ini?". Tanya oliver bingung, mereka tengah membuka belanjaan Lotty dengan penuh semangat.
"Tentu harus seperti itu, kalau yang biasa nanti tidak muat mereka tidak akan nyaman".
"Baiklah, kenyamanan adalah prioritas utama untuk mereka". Gumam Oliver tanpa sadar
Lotty menahan senyum karena Oliver belum sadar akan maksudnya.
"Sayang kau ingin anak laki laki atau perempuan?". Tanya Oliver lagi.
"Apa saja boleh, dua duanya juga tak masalah, mereka malaikat kecil kita ". Ucapnya riang.
"Mereka.... Tunggu..mereka ?" Pria itu bingung.
Lotty bangun dari kursinya mendekati Oliver.
Mengambil kedua tangan kokoh pria itu dan meletakkan pada perut besarnya.
"Iya, mereka suamiku.. mereka ada dua". Ucap Lotty dengan mata berkaca kaca.
"Kembar?". Seru Oliver tak percaya.
"Kembar, dokter memastikannya beberapa hari yang lalu".
Oliver segera memeluk perut wanita itu tawanya terdengar memenuhi ruangan.
"Pantas saja perutmu begitu besar, ternyata mereka ada dua".
**
Brak....
"Oliv....". Tangan lotty bergetar, ia menjatuhkan barang ditangannya.
"Lotty.... Apa yang.... "
Oliver belum menyelesaikan kalimatnya terdiam ketika melihat kotak yang dijatuhkan istrinya.
Pakaian bayi yang telah compang camping penuh robekan.
Nasib mereka akan sama seperti baju ini
"Hiks...hiks....".
Oliver segera memeluk dan memapahnya pergi meninggalkan barang itu tergeletak begitu saja.
"Sudah...sudah... Tenang, semua akan baik baik saja, aku akan melindungi kalian dengan nyawaku sendiri". Oliver berusaha menenangkan istrinya yang terlihat syok.
"Bagaimana hal seperti ini bisa lolos dari pengawasan kalian!". Teriak Oliver pada Jeff dan beberapa pengawal yang menjaga Lotty.
"Maaf tuan, saya kurang teliti". Jawab Jeff penuh penyesalan.
"Mulai sekarang jangan biarkan ada barang apapun yang masuk ke dalam masion tanpa penggeledahan terlebih dahulu, panggil pedagang kesini jika istriku membutuhkan sesuatu"
Perintah pria itu tegas."Baik tuan".
Flash back
Rene membeli sepasang baju bayi secara diam diam ditoko yang mereka kunjungi tadi mencampurna dengan belanjaan lotty.
Srek... Srek...
Baju baju itu ia robek dengan penuh amarah, dalam bayangannya yang ia robek adalah wajah wanita yang kini mencuri posisinya.
"Kau tidak boleh terus tersenyum seperti itu jalang, posisi itu harus kau kembalikan padaku, Duchess Anastasia harusnya mereka memanggilku seperti itu !!".
Teriakan gadis itu menggema seakan rasa sakit hati yang ia alami dapat ikut menyeruak keluar.
Ia jatuh terduduk dengan tangis yang menyayat hati.
"Kenapa... Kenapa kau merebut semuanya dariku".
"Kekasihku, Statusku, kekayaan bahkan ayah dan kakak juga meninggal semua karenamu jalang sialan".
"Oliver, kapan kau akan sadar, wanita itu seorang iblis, dia membuatmu pergi meninggalkanku, bahkan kau tega menyakiti kami. Semua karena hasutan iblis betina itu".
"Aku bersumpah akan membalas semua penderitaan ini!".
Sumpah serapah bagai mantra yang akan meng hancurkan apapun yang menghalangi jalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan kakak iparku
Romansa"Apa yang kau lakukan?". "Tentu saja menemui istriku". " A...aku ini kakak iparmu". "Man..tan... dan jika kau lupa,dengan senang hati ku ingatkan terus mantan kakak iparku yang cantik, pagi ini kita sudah resmi menjadi suami istri". " Jadi ayo kita...