Hari ini Lotty bersiap berangkat menuju istana.
Gadis itu memilih gaun berwarna abu abu muda dengan bagian dada membentuk v, lengan pendek dan topi kecil karena cuaca cukup terik.
Kalung pemberian Oliver menambah kesan elegan dan manis secara bersamaan.
"Selamat datang Duchess, anda terlihat luar biasa". Sapa seorang putri Marquess.
"Anda juga terlihat sangat cantik lady Evy".
"Sudah sejak lama terakhir kali kita bertemu Duchess".
"Benar, setahun belakangan saya memang terlalu sibuk sampai jarang menghadiri berbagai acara".
"Tidak apa apa Duchess, kami memahami posisi anda" .
"Oh,bukankah disana Duchess Rodriguez wah dia datang".
"Ku dengar yang mulia permaisuri mengiriminya undangan kali ini".
"Lihatlah betapa bahagianya dia, menikah dengan duke Oliver adalah berkah"
"Kalau lady iri harusnya anda bisa sepintar Duchess itu, semua orang tau kepintarannya mengelola keuangan, bahkan semasa menjadi istri tuan hansel dia mampu mengatasi krisis yang berulang kali diciptakan suaminya".
"Tapi bukankah tidak adil untuk Duke Oliver, pria tampan itu harus menikah dengan wanita yang pernah menjadi kakak iparnya".
"Lalu bagaimana nasib lady Ana?, Saya dengar Earl tersandung kasus besar hingga seluruh asetnya disita pihak istana".
"Apa anda tidak tahu seluruh keluarga Earl di asingkan ke daerah perbatasan dan dilarang kembali masuk ibu kota".
"Wah, apa ini ada hubungannya dengan Duchess, sebelumnya mereka bertengkar bukan?"
"Ehm... Ehm...".
Suara permaisuri meng intrupsi sekumpulan lady yang asik bergosip padahal suara mereka terdengar cukup kencang, hingga terdengar tamu lain tapi para lady tersebut seakan tidak perduli keadaan sekitar hingga Permaisuri harus menegur secara tidak langsung.
"Jangan dengarkan mereka Duchess, mereka tidak tau apa apa, saudara pengasuh saya bekerja dikediaman anda jadi saya sedikit mendengar bagaimana hubungan baik anda dan duke ".
Lady Evy menggenggam tangan Lotty mencoba memberi dukungan sekaligus menenangkan.
"Saya sudah terbiasa jadi bahan gosip sejak dulu".
'dulu mereka mengasihani aku karena mendapatkan hansel sebagai suami, sekarang mereka menghinaku karena status dan fisikku, sungguh manusia tidak pernah ada benarnya'.
Ting..ting...
"Terima kasih telah memenuhi undangan saya lady sekalian, hari ini saya mengundang kalian untuk memperkenalkan tamu dari kerajaan Addes, Lady Grace Hueber".
Seorang gadis berambut hitam panjang sepinggang, tubuh ramping dengan wajah luar biasa cantik berdiri dari kursinya seraya memberi hormat kepada semua tamu pesta teh sore itu.
"Bukankah itu nama keluarga Duke Hueber yang kalah saat perang melawan Duke Oliver".
"Bukankah itu artinya dia sebagai tahanan perang?".
"Walau sebagai tahanan perang pun dia masih putri dari jendral kerajaan Addes,kita tidak boleh menyinggungnya".
"Apa menurutmu, dia akan dijadikan selir?".
"Selir?, Yang mulia raja begitu menyayangi permaisuri itu tidak mungkin, kemungkinan besar dia akan dinikahkan dengan salah seorang bangsawan sebagai bentuk perdamaian".
"Lady yang cantik, akan banyak pria berebut melamarnya".
Lotty memandang kagum pada lady yang berdiri beberapa kursi darinya. Begitu cantik bahkan tubuhnya sangat indah ,kulitnya putih dan tinggi semampai , pria manapun akan bertekuk lutut dibawahnya, Pikir Lotty.
Tanpa sengaja manik biru jernih Lotty itu bertatapan dengan manik merah milik lady Grace,hanya beberapa detik tapi mampu membuat Lotty beringsut, rasanya kepercayaan dirinya seketika hilang melihat bentuk sempurna gadis itu.
Acara kembali berlangsung dengan setiap obrolan yang dirasa cukup menarik, kadang ada sedikit bumbu perselisihan antar lady tapi tak sampai membuat keributan.
Mereka juga tidak mau dicap tidak sopan dengan mengacaukan acara permaisuri.
Sedangkan Lotty cukup diam menyimak, sesekali memberi tanggapan jika ditanya lady yang penasaran akan dirinya.
Lalu.
"Jadi inikah Duchess Rodriguez yang terkenal itu?".
"Hmmm...?? saya Charlotte, Duchess Rodriguez, tapi agak berlebihan jika anda menganggap saya terkenal , lady". Sanggah Lotty bersikap sopan.
"Tapi kabar bagaimana anda berhasil menikahi kakak beradik Rodriguez bahkan sampai ke kerajaan Addes Duchess, anda begitu terkenal, akhirnya saya dapat melihat anda secara langsung". Ucap Grace dengan memasang senyum ramah, sayangnya kata kata yang ia lontarkan cukup untuk mewakili hinaan dari lady lainnya.
"Saya hanya menjalankan perintah yang mulia raja lady, bukan keinginan saya untuk menikah secepat itu".
"Ah.. benar Raja sangat khawatir terhadap wilayah Duchy sebesar itu, jadi ia ingin segera mengukuhkan posisi Duke dan Duchess yang kompeten, kita semua tahu betapa jeniusnya Duchess". Bela Permaisuri.
"Ya, saya juga melihat itu, jarang seorang wanita yang mampu menguasai ekonomi keuangan seperti anda Duchess, bahkan saya yang mempelajari ilmu dasar saja sakit kepala". Tambah lady Evy ikut membela posisi Lotty.
"Benar saya juga". Serempak beberapa ladypun membenarkan perkataan lady Evy.
Lotty merasa lega mendapat pembelaan dari lady lain sehingga ia tak jadi bahan gosip pada pesta teh kali ini.
Hari sudah sore ketika pesta berakhir, satu persatu tamu mulai berpamitan setelah permaisuri menutup acara.
"Duchess terima kasih anda bersedia datang saya merasa lega".
"Sudah sepatutnya saya datang permaisuri, merupakan suatu kehormatan bagi saya".
"Saya takut anda tidak mau datang".
"Itu tidak benar permaisuri, saya hanya merasa tidak enak anda sampai meminta ijin pada Duke saat memberi undangan pada saya".
"Ahh... Bagaimana mana saya berani, Duke Oliver akan marah padaku jika memanggil anda tanpa sepengetahuannya".
"Benarkah, tidak ada alasan untuk duke marah".
"Saya sudah menahan diri selama satu tahun lebih untuk mengirimi anda undangan Duchess,..". Seketika permaisuri menutup mulutnya ia keceplosan, wajahnya memucat.
"Menunggu satu tahun?". Tatapan Lotty menyipit, dahinya juga menunjukan kerutan.
"Aduh, maafkan saya Duchess, sebenarnya Duke Oliver melarang saya mengundang anda selama setahun belakangan karena khawatir pekerjaan anda terganggu. Tolong rahasiakan ini dari Duke".
Permaisuri meraih kedua telapak tangan Lotty menggenggamnya menunjukan penyesalan.
Lotty masih dalam lamunannya ketika kereta berjalan membawanya menuju mansion.
Berbagai pertanyaan muncul, ada apa dengan oliver bahkan sampai melarang permaisuri mengundangnya.
Beberapa kilasan kenangan dulu terlintas, bagaimana sikap oliver yang tiba tiba dingin padanya walau terkadang pria itu terlihat seperti ingin bersikap normal tapi selalu berakhir canggung dapat jelas ia lihat ada ketidak nyamanan ketika oliver berada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan kakak iparku
Romance"Apa yang kau lakukan?". "Tentu saja menemui istriku". " A...aku ini kakak iparmu". "Man..tan... dan jika kau lupa,dengan senang hati ku ingatkan terus mantan kakak iparku yang cantik, pagi ini kita sudah resmi menjadi suami istri". " Jadi ayo kita...