Oliver POV
Gadis sialan, aku sudah curiga sejak awal kenapa dia selalu muncul dihadapanku, seakan itu sebuah kebetulan.
Setelah cukup lama aku mengutus Jeff memata matai gadis itu akhirnya bukti yang kuperlukan sudah cukup.
Lihat ini, dia bahkan sering bertukar surat secara sembunyi sembunyi dengan ayahnya Duke Hueber.
Sangat licik, mereka menyembunyikan surat surat itu didalam makanan dan pakaian, lalu setelah berhasil keluar dari istana pelayan pribadinya akan menggunakan elang pengirim pesan, begitu beberapa kali terjadi.
Sayangnya yang tidak mereka ketahui aku menangkap elang itu,dan mengganti kertas dengan yang baru tentu saja kertas asli ku simpan sebagai barang bukti.
Mereka mengincarku, ingin menjebakku dan menyingkirkan Lotty lalu menguasai Rodriguez?.
Bodoh, jalang seperti itu ingin menjadikanku miliknya?.
Hanya satu orang yang dapat menjeratku sampai ketulang, Charlotte Duchess Rodriguez istriku satu satunya.
Sayangnya perhitunganku sedikit meleset, malam itu aku mengikuti pelayan ke sebuah kamar ketika ia mengatakan istriku ada disana sedang ber istirahat.
Baru masuk keruangan indra penciumanku sudah dapat mencium bau asing, begitu menyengat dan memabukkan, kepalaku terasa pusing.
Grace, gadis itu tersenyum sembari melangkahkan kakinya mendekatiku.
Apa apaan baju yang ia kenakan sangat vulgar, bahkan bentuk tubuhnya tercetak jelas.
Badanku terasa panas dan tidak nyaman, tanpa kusadari tangan jalang itu sudah mencoba membuka kancing kemejaku.
Tidak tinggal diam aku menghempaskan tangannya, dia sempat oleng tapi secepat kilat kembali meraih kerahku memaksakan bibir kami berciuman.
Tubuhku terasa lemas,aku harus segera keluar dari ruangan ini.
Beberapa kali dia menarik bajuku,hingga aku kehilangan keseimbangan, akhirnya kami berdua terjatuh, tepatnya dia jatuh diatasku dapat kulihat dia menyeringai penuh kemenangan.
" Kau milikku Oliver ".Bisiknya sembari menjilat telingaku.
Menjijikkan.
" Dalam mimpi pun aku tidak sudi ". Sekuat tenaga aku mendorong tubuhnya hingga gadis itu jatuh terjerembak kelantai.
Tangannya mencoba meraih kakiku, mau tidak mau kutendang tangannya.
Dia masih gigih berusaha menarik lenganku.
Lagi,ku dorong jalang itu agar semakin menjauh.
Ada kesempatan,aku segera bangun berpegangan pada tembok,mencoba meraih gagang pintu keluar dan setelah berhasil keluar ku banting pintu itu sekuat tenaga.
Dengan berjalan tertatih segera ku langkahkan kaki sejauh mungkin dari tempat itu, dapat kudengar teriakan gadis itu dari dalam kamar tapi tidak ku perdulikan.
Tidak mungkin Grace akan menyusulku keluar kamar dengan pakaian seperti itu.
Aku duduk ditaman yang sepi dan gelap hanya diterangi cahaya bulan, untung para penjaga tidak masuk sampai istana tempat para tamu kerajaan tinggal.
Cukup lama hingga kekuatanku kembali pulih, ruangan itu memiliki aroma yang membius, membuatku lemas dan terbakar.
Penampilanku berantakan, aku segera merapikan sebisaku sebelum menemui Raja Damian, sudah cukup aku bersabar menghadapi mata mata kerajaan Addes itu, sudah saatnya mereka dilenyapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan kakak iparku
Romansa"Apa yang kau lakukan?". "Tentu saja menemui istriku". " A...aku ini kakak iparmu". "Man..tan... dan jika kau lupa,dengan senang hati ku ingatkan terus mantan kakak iparku yang cantik, pagi ini kita sudah resmi menjadi suami istri". " Jadi ayo kita...