"aahhh....ha... Su dah cu kup".
Suara gadis itu tercekat ditenggorokan, ia mencoba mengatur nafas ketika pria dibelakangnya berhenti menghujam dirinya.
"Waktu kita masih panjang Lotty, aku masih ingin membuatmu terus berteriak kesenangan".
Oliver mulai menggerakkan tubuhnya kembali, membuat tubuh didepannya bergoyang indah.
Tangan pria itu memegang pinggang istrinya agar tidak melarikan diri.
Sedangkan Lotty masih berusaha mengendalikan kewarasannya untuk tidak berteriak lebih keras seperti seorang lacur.
"Jangan ditahan Lotty, aku suka mendengar suaramu".
Oliver memindahkan tangannya kedepan memainkan benda yang menggantung sejak tadi menunggu jamahan kedua tangan lebarnya.
"Uh... Oliv". Desahnya ketika merasakan dadanya diremas berulang kali.
"Ya..sayang".
"Sudah cukup, aku tak tahan ".
"Memohonlah istriku... Ayo memohonlah dengan suara seksimu itu".
"Sa..yang hentikan aah..a..ku.. ahh.".
Lotty berusaha mengeluarkan suaranya walau hanya desahan kenikmatan yang keluar, tubuhnya kembali mengejang dan tangannya sekuat tenaga meremas bantal yang menopang kepalanya.
"Ck..ck.. kau sudah keluar lagi istriku sayang, mulutmu memang pembohong".
Tubuh Lotty lemas, ketika Oliver melepaskan cengkraman pada pinggangnya ia langsung merosot tengkurap diatas kasur.
Sayangnya tak berlangsung lama, Oliver yang melihat nafas Lotty mulai teratur membalikkan tubuh telanjang Lotty hingga gadis itu tersentak.
Lalu Oliver kembali memasukkan miliknya lalu menaruh kedua kaki gadis itu pada pundaknya.
"Aku belum keluar sayang, jadi bertahanlah sedikit lagi".
Oliver mulai memacu miliknya kembali penuh semangat sedangkan Lotty hanya pasrah merengek dengan suara cabul.
Hingga akhirnya cairan putih kental terlihat merembes dari sela sela penyatuan mereka , pertanda pria diatasnya sudah menuntaskan permainan malam itu.
Oliver memeluk tubuh istrinya erat, angin malam begitu dingin ia tak mau sang istri jatuh sakit ke esokan harinya.
"Katakan padaku apa yang kau inginkan, pasti akan ku kabulkan" bisik Oliver.
"Tidur, biarkan aku tidur jangan ganggu aku sampai besok". Gumam Lotty yang matanya sudah terpejam.
Oliver hanya tersenyum mendengar permohonan gadis dalam pelukannya.
Pagi harinya ketika Lotty bangun, jejak Oliver sudah tidak ada dikamar.
Setelah mandi para pelayan mulai menyiapkan sarapan Duchess mereka dimeja kamarnya.
"Duchess, Duke memerintahkan kami menyiapkan sarapan anda dikamar karena cuaca diluar cukup dingin".
"Dimana Duke?".
"Beliau keluar sejak matahari baru mulai terbit, ia menitipkan pesan jika akan pergi ke kediaman beberapa bangsawan yang berada dibawah kepemimpinan Duchy".
"Oh... Baiklah".
Hingga siang tiba Lotty hanya bersantai tidak seperti biasanya.
"Saya senang Duchess bisa terbebas dari semua dokumen menyebalkan itu".
"Hmmm?, Apa maksudmu erika".
"Biasanya anda selalu disibukan dengan setumpuk dokumen tebal, bahkan terkadang untuk makan siang saja tidak sempat, saya sampai khawatir setiap kali melihat wajah anda yang tertekan".
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan kakak iparku
Romance"Apa yang kau lakukan?". "Tentu saja menemui istriku". " A...aku ini kakak iparmu". "Man..tan... dan jika kau lupa,dengan senang hati ku ingatkan terus mantan kakak iparku yang cantik, pagi ini kita sudah resmi menjadi suami istri". " Jadi ayo kita...