Part 50

393 80 43
                                    

Happy Reading .. 🌻🌻🌻

"Benar. Tolong atur kembali semua jadwalku untuk hari ini dan besok. Aku tidak bisa datang ke kantor."

Terdengar derap langkah kaki menuruni tangga. Myungsoo menoleh melihat kekasihnya tampak manis dengan celana jeans dan kaos knit berwarna hijau emerald. Jangan lupakan rambut coklat panjangnya dikuncir ekor kuda dengan rapi.

"Sudah kuduga. Kau tidak akan mendengarku."

Myungsoo hanya tersenyum mendengar omelan sang kekasih. Dia mencium pipi Sooji seperti biasa.

"Hweji, jika ada yang penting kau bisa mengirim pesan padaku."

Myungsoo menutup sambungan teleponnya dan menghadap Sooji yang dengan sabar menunggunya selesai. Myungsoo memang sudah tiba di rumah keluarga Kim tepat setelah mereka selesai sarapan. Pria itu datang dengan pakaian kasual pertanda bahwa dia tak akan pergi ke kantor.

Hari ini Myungsoo memang sengaja mengosongkan jadwalnya untuk menemani Sooji di rumah sakit. Meski semalam Sooji sudah memintanya untuk tak datang ke rumah, pria itu tetap tak mendengarkan. Dia tidak mungkin membiarkan Sooji sendirian.

Jika terakhir kali Myungsoo masih sembunyi-sembunyi menemani Sooji di rumah sakit, maka kali ini Myungsoo melakukannya terang-terangan di hadapan seluruh keluarga Bae. Sejak hubungan mereka sudah diketahui semua orang, maka Myungsoo tak lagi sungkan menunjukkan perhatiannya pada Sooji.

Tak ada respon penolakan yang berarti dari keluarga Sooji. Tn. Bae tentu saja mendukung hubungan mereka. Ny. Bae menunjukkan sikap apatis. Sementara Soomi, walau dia juga menyukai Myungsoo  tak ada yang bisa dia lakukan.

Myungsoo sendiri sebenarnya tidak peduli pada yang lainnya. Dengan atau tanpa restu mereka dia akan tetap mencintai Sooji, seperti yang pernah dia sampaikan pada Ny. Bae. Terlebih saat dia tahu mereka yang disebut keluarga oleh Sooji, tak memperlakukan kekasihnya selayaknya keluarga. Tentu saja mereka menyayangi Sooji. Tapi ucapan saja tidak cukup. Myungsoo merasa dia mampu memberikan kebahagiaan untuk Sooji lebih dari apa yang diberikan keluarganya. Ini bukan soal materi, tapi kasih sayang. Sooji akan jauh lebih bahagia jika dia hidup jauh dari keluarga yang hanya bisa membuatnya sedih ini. Tapi jelas saja semua itu hanya ada di pikirannya. Myungsoo tak pernah mengutarakannya pada siapapun termasuk Sooji. Dia tahu seberapa besar sang kekasih menyayangi orang tua dan kakaknya. Wanita itu pasti akan terluka jika mendengar pemikiran Myungsoo. Dan atas dasar itulah Myungsoo tetap bersikap sesopan mungkin pada keluarga Sooji walaupun dia tak melakukannya dengan sepenuh hati.

"Kau sudah siap sayang?" Tn. Bae keluar dari kamar diikuti dengan Ny. Bae di belakangnya.

Tentu pria paruh baya ini pengecualian. Myungsoo benar-benar menaruh rasa hormat yang tinggi padanya. Dia sudah menganggapnya seperti ayahnya sendiri.

Sooji mengangguk dan melepaskan genggaman tangan Myungsoo. Entah kenapa gadis itu masih saja merasa canggung mengenai Myungsoo di hadapan keluarganya.

"Dimana Soomi?"

"Aku sudah memanggilnya bu. Eonni akan turun sebentar lagi."

Ny. Bae mengangguk dan memeriksa barang bawaannya. Dia memastikan keperluan putrinya tidak ada yang tertinggal. Terlihat sekali dia hanya mengalihkan perhatian agar tidak perlu mengobrol dengan yang lain. Nyonya rumah keluarga Bae itu tampak semakin kaku di hadapan Myungsoo dibanding sebelumnya.

"Myungsoo.. sungguh, kau tidak perlu melakukan ini. Kami sudah terbiasa menangani semuanya sendiri. Tn. Kim pasti akan marah jika dia tahu kau melewatkan pekerjaan hanya untuk ikut ke rumah sakit."

Meaning Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang