Part 42

727 119 69
                                    

Happy Reading .. 🌻🌻🌻

"Tolong kursi yang di ujung itu.. dirapikan lagi kain penutupnya."

Sooji berjalan mengelilingi ballroom sambil membawa ipad miliknya. Dia mengecek setiap detil persiapan yang sedang dilakukan. Bahkan dia memeriksa ulang beberapa hal krusial seperti panggung, jumlah kursi dan meja, dan tata lampu. Dia juga beberapa kali menelepon pihak katering, mengingatkan mereka agar sampai tepat pada waktunya. Sooji ingin semuanya berjalan dengan lancar sesuai rencana. Dia tak ingin ada satu hal pun yang terlewat.

"Sudah kuduga, kau pasti ada disini."

Sooji sedang menggeser sebuah rangkaian stand flower ketika suara Myungsoo terdengar di telinganya.

"Seharusnya aku ingat betapa keras kepalanya dirimu."

Sooji melihat ke arah sekitar, beberapa staf yang berlalu lalang mengenali Myungsoo sebagai presdir Ganghan Company dan menyapanya dengan membungkukkan badan untuk memberi salam. Tapi Myungsoo terlihat tak peduli. Tak satupun dari mereka yang digubrisnya.

Mungkin jika orang lain melihat kedatangan Myungsoo, mereka akan berpikir bahwa pria itu ingin meninjau kesiapan acara nanti malam. Tapi hanya Sooji yang tahu bahwa kedatangan pria itu ke ballroom sama sekali tak ada kaitannya dengan acara nanti malam. Myungsoo datang untuk mengomelinya. Dan ballroom dengan para staf yang mondar-mandir bukanlah tempat yang tepat.

Dengan segera Sooji menarik tangan Myungsoo menuju backstage. Ada beberapa ruangan yang nantinya akan digunakan oleh para pengisi acara bersiap. Disana ada beberapa staf yang sedang membersihkan ruangan, dengan sopan Sooji meminta mereka untuk keluar sejenak.

"Myungsoo, kita sudah membicarakan hal ini kan? Kau ingat? Kau sudah menyetujuinya saat di telepon kemarin malam."

"Haruskah kau sampai mematikan ponselmu?"

Kening Sooji berkerut. Dia tidak mematikan ponselnya. Dia merogoh saku celananya dan mendapati ponselnya memang mati. "Astaga! Baterainya pasti habis. Tadi terakhir aku menelepon pihak katering. Tunggu ya, aku charge ponselku dulu."

Myungsoo hanya diam saat Sooji mencari kabel charger di tas nya dan segera menyambungkannya pada sumber listrik. Masih dalam diam Myungsoo mengambil tiga langkah panjang dan segera memeluk Sooji dari belakang.

Sooji terkesiap. Dia sama sekali tak menduga akan mendapatkan pelukan seperti itu di saat seperti ini. Saat Myungsoo sedang dalam mode kesal dan wajah dingin seperti singa yang seolah siap menerkam mangsanya.

"Myungsoo.." panggil Sooji lirih.

Myungsoo menyurukkan kepalanya di leher Sooji dan berucap pelan, "Kau pandai sekali membuatku khawatir."

"Aku tidak mengerti, apa yang harus kau khawatirkan. Kau sudah tahu aku ada dimana. Buktinya kau bisa menemukanku kan disini?"

"Tapi aku tidak bisa mendengar suaramu Sooji. Dasar ponsel sialan!"

"Hei.. jangan memaki ponselku. Apa salahnya padamu." tegur Sooji sambil memukul pelan tangan Myungsoo yang masih memeluknya.

Myungsoo melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Sooji agar menghadap ke arahnya. "Aku takut sekali."

"Jika..?"

"Jika kau tiba-tiba menghilang dan aku tidak bisa menemukanmu."

Sooji tersenyum lebar. Dia menyentuh pipi kiri Myungsoo dengan tangan kanannya. "Memangnya aku bisa pergi kemana jika kau ada disini?"

Pertanyaan retoris yang diajukan Sooji pun tak membutuhkan jawaban. Selanjutnya yang terjadi adalah Sooji yang lagi-lagi terkesiap. Entah untuk berapa kalinya hari ini.

Meaning Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang