Part 12

866 134 20
                                    

Warning! Part ini lagi-lagi puanjang.. 😂😂😂
Happy Reading🌻


Suasana dalam mobil mendadak menjadi canggung. Padahal di dekat rumah Sooji tadi mereka bisa berkomunikasi cukup baik. Setelahnya, kini mereka berdua mendadak bisu. Bagaikan patung mereka hanya fokus menatap jalan.

Myungsoo menatap jalan di balik kemudi. Sementara Sooji menatap jalan sambil sesekali melirik si pengemudi. Lagi-lagi, Sooji benci terjebak dalam suasana seperti ini.

"Kantormu..." "Ngomong-ngomong..."
Seulas senyum terbit di bibir masing-masing ketika mereka berusaha memulai pembicaraan secara bersamaan.

"Ladies first.." Myungsoo mempersilahkan Sooji bicara lebih dulu.

"Baiklah. Aku dulu. Tadi.. kau ingin bicara apa? Kau menyebut kantorku, asumsiku itu berhubungan dengan proses pengembalianku ke kantor saat ini kan? Jadi itu pasti penting. Jadi kuputuskan kau dulu yang harus bicara." Oceh Sooji panjang lebar.

Myungsoo tersenyum mendengar pemilihan kata yang digunakan Sooji. Apa katanya, pengembalian? Dia menyamakan dirinya seperti barang saja. Kakek benar, dia wanita yang unik.

"Kau ternyata cerewet juga. Kupikir kau punya masalah tentang berkomunikasi dengan oranglain. Mengingat ini pertama kalinya kau bicara sepanjang itu. Sebelum ini kau selalu diam saat kuajak bicara." Kelakar Myungsoo.

"Eh..oh.. itu.. maafkan aku." Sooji merasa tak enak. Dia tahu Myungsoo bermaksud menggodanya. Tapi dia benar-benar merasa seperti orang yang tak tahu terimakasih tadi. Pergi begitu saja dari mobil Myungsoo.

"Ibu mendadak pingsan. Jadi tadi aku benar-benar panik. Tak bisa memikirkan apapun. Sekali lagi maafkan aku."

"Dimaafkan." Jawab Myungsoo singkat disertai senyuman tulus. "Bagaimana kondisi ibumu sekarang?"

"Sudah membaik. Ayah dan eonni sedang menjaganya."

"Dan kau? Malah kembali ke kantor?"

"Yaa begitulah. Aku sudah ada janji penting malam ini. Jadi tak bisa kuabaikan begitu saja." Sooji menunduk dan bicara dengan nada sedih.

"Setelah ini aku harus belok kemana?"

"Kanan. Setelah itu lurus saja. Nanti kita akan melewati persimpangan. Lalu belok kiri dan kau akan menemukan kantorku di sebelah kanan jalan. Jadi kau harus putar balik dulu."

Berhasil. Myungsoo bukannya tak tahu dimana Fior Organizer. Dia malah sangat hafal letak kantor itu. Dulu dia sempat beberapa kali kesana menemani Jisoo saat mengurus pernikahannya. Myungsoo hanya ingin mengalihkan perhatian Sooji dari kondisi ibunya.

Myungsoo bisa merasakan bahwa wanita di sebelahnya ini orang yang sangat penyayang.

"Kau belum minum sama sekali."

Ucapan Myungsoo membuat Sooji melirik botol minum yang sedari tadi dipeluknya di atas pangkuan. "Astaga. Ini. Aku kan tadinya mau mengembalikan ini." Sooji meletakkan botol minum di sela tempat duduk mereka berdua.

"Aku tidak menerima pengembalian jika airnya masih utuh."

"Kenapa begitu?"

"Sudahlah. Minum saja. Habiskan kalau perlu."

"Kau.. tidak meletakkan sesuatu di dalam sini kan?"

"Astaga.. kau mengenal kakak iparku, kau bisa menemuinya dan menuntutku jika perutmu sakit setelah meminumnya."

Sooji tertawa. Dia mengambil botol minum itu lagi dan meminumnya. Lagipula dia memang sangat haus. "Tapi kenapa pink?"

"Itu milik Sarang. Hari ini dia yang menyiapkan botol minumku."

Meaning Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang