Part 7

811 126 12
                                    

Pagi ini di rumah keluarga Kim terlihat sedikit sibuk. Lebih tepatnya hanya Jisoo dan beberapa asisten rumah tangga yang sibuk mondar mandir memasukkan beberapa perlengkapan ke bagasi mobil untuk acara amal nanti malam.

Kim Jisoo memiliki sebuah yayasan yang berfokus pada anak yatim piatu. Dia merasakan bagaimana susah nya hidup sebagai yatim piatu sejak kecil. Meskipun panti asuhan tempatnya tinggal termasuk panti asuhan yang cukup nyaman karena memiliki donatur tetap seperti perusahaan besar milik mertuanya, Jisoo kecil tetap saja harus merasakan tidak enaknya menjadi anak yatim piatu.

Karena donasi dari perusahaan Kim saat itu hanya fokus untuk membiayai pendidikannya dan teman-temannya di panti asuhan. Sementara untuk kebutuhan lainnya dia dan teman panti lainnya harus berusaha mendapatkan uang sendiri dengan bekerja part time usai sekolah. Itu sebabnya tak banyak hal yang bisa dia lakukan saat tinggal di panti.

Dia harus menahan iri ketika teman-teman di sekolahnya bercerita tentang liburan mereka. Dia juga harus menelan ludah ketika teman-temannya membawa bekal makanan lezat. Dia juga hanya bisa menulikan telinganya ketika teman-teman sekolahnya bercerita bagaimana ibu mereka membuatkan kue untuk camilan belajar dan bagaimana ayah mereka mengajari mereka naik sepeda di akhir pekan.

Oleh karena itu kini Jisoo mendirikan yayasan yang tidak hanya fokus pada pendidikan anak-anak di panti asuhan, tapi juga pada pertumbuhan mental anak-anak tersebut. Yayasan yang didirikannya akan mengadakan acara amal rutin setiap bulan untuk mengumpulkan dana.

Selain itu, setiap bulan dia dan beberapa relawan mengajak anak-anak di panti pergi ke berbagai tempat. Entah itu taman bermain atau mall. Dia juga mengadakan program rutin seperti sesi konseling atau cooking class. Memang tak akan bisa memberikan pengalaman bersama orangtua mereka. Hanya saja Jisoo berharap dengan ini setidaknya mereka memiliki kenangan indah di masa kecil mereka meski tanpa orangtua.

Hal itu membuat Jisoo sibuk setiap harinya, dan juga itu semua menjadi alasannya ketika menolak keinginan Tn. Kim agar membantu di perusahaan menggantikan mendiang Jaehee yang sudah meninggal.

Kakek merasa Jisoo menyia-nyiakan bakat dan kepintarannya jika hanya berkutat dengan kegiatan amal. Tapi Jisoo mempunyai pandangan lain. Dia berkata bahwa dengan melakukan semua ini dia merasa jauh lebih tenang, dan dia merasa bahwa mendiang suaminya selalu berada bersamanya. Karena dulu mereka bertemu juga di kegiatan amal seperti ini.

Dan juga, Jisoo melakukan semua kegiatan amalnya hanya semata-mata tak ingin lagi melihat ada anak yatim piatu yang bernasib sama seperti dirinya dulu.

Seperti hari ini. Acara amal yang akan digelar di sebuah restoran elit nanti malam bertemakan Diamond For Smile. Sesuai dengan temanya, para sosialita yang berkumpul nanti malam akan membawa koleksi berlian yang mereka miliki untuk dilelang, dan hasilnya akan disumbangkan untuk kegiatan anak-anak panti bulan depan.

Tak terkecuali Jisoo. Karena dia pemilik yayasan, dia juga ingin memberikan contoh bagi yang lainnya bahwa dia tak segan menghadirkan koleksi berlian terbaiknya untuk dilelang.

Seperti kalung berlian The Diamond Hope dari Tn. Kim yang katanya termasuk dalam list 10berlian termahal di dunia. Kalung itu yang merupakan hadiah pernikahannya dulu kini sudah tersusun rapi bersama kotak berlian lain koleksinya di bagasi mobil.

Bukannya tak menghargai pemberian kakek, hanya saja melihat kalung itu akan selalu mengingatkannya pada mendiang suaminya, dan itu membuatnya sedih. Maka dari itu dia memilih untuk mengikutsertakan kalung berlian berwarna biru keunguan itu di lelang kali ini. Tentu saja dengan persetujuan Tn. Kim, sang pemberi hadiah.

 Kim, sang pemberi hadiah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meaning Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang