Happy Reading .. 🌻🌻🌻
"Ini pertama kalinya kau datang terpisah dengan yang lain."
Sooji tersenyum seraya mengulurkan tangannya untuk dipasang infus. Tak banyak yang tahu bahwa Sooji sebenarnya sangat takut dengan jarum suntik. Hanya saja karena Sooji harus bertemu dengan benda itu setiap bulan maka ketakutannya tak berarti lagi. Hingga dia sudah mati rasa untuk takut pada jarum suntik.
"Bagaimana keadaan eonni?" tanya Sooji sambil meringis saat sebuah jarum menembus kulitnya.
"Baik. Kondisinya cukup stabil. Tapi kupikir dia masih suka menyembunyikan keadaannya dari kalian. Orang tuamu mengatakan bahwa dia sudah tidak pernah mimisan lagi. Tapi hasil pemeriksaan berbeda. Masih ada beberapa kali pendarahan yang terjadi. Jadi pasti dia mimisan lagi, tapi kalian tak mengetahuinya."
Sooji menghela nafas mendengar penjelasan dokter. "Dokter tidak memberitahu orang tuaku kan?"
Dokter Kang hanya diam sambil memandangi pasiennya yang sedang berbaring di depannya itu.
"Maru Oppa!"
"Fiuh.. Tidak Sooji. Kau yang melarangku. Jadi aku tidak mengatakan apapun. Aku hanya berkata bahwa keadaan Soomi tak lebih baik dari bulan lalu." jawab dokter Kang akhirnya.
Dokter Kang Maru adalah dokter yang menangani si kembar sejak setahun yang lalu. Dokter jenius itu terbilang masih sangat muda untuk menjadi seorang dokter kepala. Usianya baru memasuki 30 tahun saat dia menjabat sebagai dokter kepala di Severance Hospital. Kemampuannya yang luar biasa membuatnya dipilih menjadi dokter kepala khusus bagian perawatan kanker. Dan si kembar merupakan salah satu pasiennya. Pasien spesialnya.
"Kau yakin tak ingin memberi tahu orang tuamu?"
"Aku hanya tak ingin melihat ayah dan ibu terlalu khawatir memikirkan eonni. Eonni pasti bisa bertahan. Jadi.."
"Bukan tentang Soomi. Tapi tentangmu." sela dokter Kang.
"Aku? Memangnya aku kenapa? Aku baik – baik saja."
Pletakkk!
"Aaawww...! Aku ini pasien dan kau memukul kepalaku. Akan kuadukan kau pada pihak rumah sakit. Mereka buta saat memilihmu menjadi dokter kepala. Mereka tidak tahu kau sangat kasar pada pasien. Mereka hanya melihat ketampananmu saja." omel Sooji panjang lebar sambil mengusap dahinya yang disentil dengan keras.
"Kau memang perlu dipukul. Siapa yang bilang kau baik – baik saja hah? Kau sendiri juga tahu itu!"
Sooji terdiam mendengar nada tinggi yang dikeluarkan Dokter Kang. "Aku baik – baik saja. Aku masih sanggup. Aku tak ingin membuat mereka khawatir denganku. Sudah cukup mereka memikirkan kondisi eonni."
"Bae Sooji.. kau..."
"Maru oppa.. kumohon." pinta Sooji.
Dokter Kang menghela nafas kasar mendengar panggilan Sooji untuknya. Dia terlihat sangat frustasi. Dia tak pernah bisa menolak keinginan Sooji untuk membantunya menyembunyikan kondisinya pada orang tua dan kakaknya. Jika sudah begini, Dokter Kang hanya akan mengomel sendiri tentang betapa lemahnya dia menghadapi permintaan Sooji, terlebih jika gadis itu sudah memanggilnya 'oppa' seperti tadi.
"Kau sama saja dengan Choco. Benar – benar keras kepala."
Sooji tersenyum mendengar nama adik perempuan Dokter Kang disebut. "Bagaimana kabarnya? Kapan dia ke Korea lagi?"
"Entah. Dia sudah tidak butuh aku lagi. Dia sudah bahagia dengan suaminya." dokter Kang terlihat kesal mengingat adiknya yang kini tinggal di Amerika jarang sekali pulang ke Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning Of Love
FanfictionSooji Melihat orang yang kucintai tersenyum, walau hatiku hancur. Itulah arti cinta bagiku.. Myungsoo Melakukan apapun diinginkannya, sekalipun itu tak membuatku bahagia. Itulah arti cinta bagiku. Soomi Hidup bersama dengan orang yang kucintai da...