Jinny POV
Aku merasakan cahaya terang menyinariku, terasa silau hingga aku harus menyipitkan mataku. Aku terbangun kembali untuk kedua kalinya. Kedua kali? Ya kedua kali. Padahal aku berharap aku tidak akan terbangun kembali setelah ini.
Aku masih mengingat kejadian itu, sebuah kenyataan yang menusukku hingga aku masih bisa merasakan sakitnya sampai detik ini. Percaya tak percaya namun itu memang kenyataannya. Lalu apa yang harus kulakukan sekarang tanpa Dita?
Kelopak mataku masih terasa berat, kurasa efek obat bius kemarin memang masih ada. Karena masih ada mungkin aku akan memejamkan kembali mataku sejenak, tapi kurasa aku sudah tidak bisa tertidur kembali walaupun ku paksakan, karena aku sudah tertidur begitu lama kemarin, layaknya seperti orang yang mati suri.
Pandanganku hanya kosong menghadap ke depan, penglihatanku masih agak buram dan memang belum sepenuhnya pulih. Hampa rasanya, bagiku dunia ini sekarang hanya berwarna hitam putih saja. Yang terasa hanyalah hatiku yang mati rasa, kepalaku yang pusing, perutku yang lapar keroncongan, dan tangan kananku yang terasa kesemutan serta basah berkeringat.
Wait!? Tanganku..?! Mungkinkah?!
God! Aku tak percaya ini!
Aku sedikit terkejut dengan yang terlihat dimataku! Apakah aku sedang bermimpi? Atau hanya halusinasiku saja karena merindukannya?
Disampingku aku melihat Dita, ya benar Dita. Atau hanya mirip? Tunggu!. Aku melihat seorang wanita menggenggam tanganku, dia merebahkan kepalanya diatas tanganku sebagai bantalannya, sayangnya rambutnya nampak berantakan kemana mana sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya.
Dilihat dari rambutnya memang sepertinya itu Dita. Oh god! Benarkah yang aku lihat ini? Atau hanya khayalan diotakku sahaja? Aku belum dapat memastikannya sebelum melihat seperti apa struktur mukanya.
Aku mengangkat tanganku sedikit dengan selang infus yang masih menempel berniat menyapu rambutnya, namun aku malah gemetaran. Yang aku takutkan adalah bagaimana jika dia bukan Dita? Itu akan kembali menyakitiku lagi untuk kesekian kalinya.
Namun aku tetap melakukannya, sayangnya disaat tanganku hampir dekat dengan Dita, eh maksudku wanita itu, wanita itu malah terbangun. Dengan cepat aku menarik kembali tanganku dan menatap kosong ke depan mencoba menyembunyikan sikap salah tingkahku.
"Eoh kau sudah bangun, Jinny?" Dita lantas menguap dan menaruh kembali kepalanya seakan tak mempedulikanku, kurasa dia memang sedang sangat mengantuk saat ini.
Tunggu, itu Dita kan?! Dia- dia masih hidup? Dia baik baik saja? T- tapi Minji kan bilang..
One, two, three. Dita kembali mengangkat kepalanya dengan terkejut, menatapku dengan tatapan yang sedikit berbeda dari biasanya. Lantas dia memelukku, memelukku dengan sangaaat erat seakan dia akan kehilanganku.
Tentu aku langsung membalas pelukannya, jarang jarang Dita bersikap manis hehe:D.
Didalam hatiku aku merasa bahagia akhirnya dapat bangun dari mimpi buruk itu. Atau mungkin bukan aku yang terbangun? Tapi aku yang kembali tertidur?"J- jinny? Kau sudah bangun? Sejak kapan? Oh syukurlah... Aku pikir kau akan.." Dita menggantung kalimatnya membuatku menjadi bertanya tanya.
"Aku akan apa?" Suaraku terdengar serak hampir seperti suara laki laki, mungkin karena aku kurang minum akhir akhir ini. Aku langsung sedikit mendorong Dita untuk melepaskan pelukannya, bukannya aku tak ingin dipeluk Dita tapi aku merasa Dita bertambah.. berat. Xixi apalagi aku masih agak lemas hari ini.
"Eoh, tidak apa apa, lupakan saja" Dita terkekeh hingga menampakkan gigi kelincinya, Sangat imut menurutku. Penampilan natural wanita Indonesia itu selalu membuatku jatuh cinta setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories With You [DIJIN] -END-
Fiksi PenggemarDita merupakan anak pengusaha kaya yang sedang melanjutkan kuliahnya di Korea sedangkan Jinny adalah seorang gadis yang sangat dingin dan memiliki memori kelam dengan orang tuanya pada masa lalu pertemuan mereka memang kurang baik, tapi apakah cinta...