Trouble (1)

234 35 7
                                    

Jinny POV

Aku berjalan di suatu tempat, yang aku tak tau dimana itu, seperti di sebuah kebun bunga yang sangat luas hingga tak terlihat ujungnya, disana aku berjalan dengan bertelanjang kaki, aku tak mengenakan sandal ataupun sepatu.

Tunggu! Sepertinya aku tau dimana aku sekarang ini. Tempat yang sama dan benar-benar mirip. Aku memandangi sekeliling lagi untuk memastikan, dan ternyata benar.

Aku berada di alam mimpi! Apa aku sedang tidur sekarang? Oh ini mimpi yang paling aku takutkan, adakah yang bisa membangunkanku sekarang? Arghhh!

Aku memukul-mukul kepalaku sendiri berharap ini berhasil membuatku terbangun. Namun kurasa percuma.

Saat aku memberanikan diri tuk membuka mataku, aku melihat bayangan bayangan Dita disana, dia nampak sangat cantik mengenakan gaun putih sepanjang lutut. Dia hanya berdiri disana tersenyum dan melambai lambai padaku. Ditangannya juga ada sepucuk bunga mawar merah yang sangat indah.

Inilah saat mimpi burukku akan dimulai! Bagian yang paling aku benci.

Namun saat aku memandangi bunga mawar itu, bunga yang awalnya adalah hanya sebuah mawar merah biasa perlahan berubah menjadi mawar hitam. Bukan hanya mawarnya saja bahkan semua warna didunia itu berubah menjadi seperti film hitam putih. Dan yang lebih mengejutkannya lagi, Dita berjalan mundur kebelakang lalu tubuh Dita sedikit demi sedikit berubah menjadi kelopak bunga yang terbang ditimpa angin, dimulai dari tangannya.

Terlihat sangat indah namun menyakitiku, walaupun hal ini sudah pernah terjadi kepadaku, namun rasanya sama saja sakit.

Aku mencoba mendekati Dita, namun tubuhku serasa kaku semua hingga tak bisa bergerak taupun berteriak, aku menatap Dita dan bodohnya dia hanya memberiku gelengan kepala dan senyuman manis dibibirnya. Melihat tubuh Dita semakin menjauh dan semakin menghilang, yang bisa aku lakukan hanyalah memandanginya hingga tubuhnya habis tak tersisa.

"Tidak, tidak... DITAAA!!!!!...."

~

Aku membuka mataku selebar mungkin, mimpi yang sama untuk ketiga kalinya. Aku langsung terduduk diranjangku dengan nafas yang terengah-engah. Ohh god bisakah kau mengganti mimpi itu dengan mimpi indah yang lainnya? Aku mulai takut melihatnya.

Aku mulai takut saat melihat Dita menghilang meninggalkanku.

Masuk akal kah jika mendapat mimpi buruk yang sama sebanyak tiga kali? Atau mungkin ini sebuah firasat? Ayolah Jinny jangan berpikir negatif dulu mungkin ini hanya kebetulan saja.

Lagipula kalaupun Dita pergi meninggalkanku memang apa peduliku? Biarkan saja jika itu kemauannya, aku juga sudah bukan siapa-siapanya lagi sekarang. Tapi apakah nantinya aku akan bisa tegar?

Aku tau aku sadar alasan Dita memutuskan hubungan kita itu adalah karena kesalahanku waktu di rumah sakit, aku terlanjur terbawa emosi hingga membentaknya dan mengatakan hal-hal buruk didepannya. Mulutku ini benar-benar, dan sekarang menyesalinya mungkin sudah tak ada gunanya.

Mungkin aku akan memberikannya sedikit waktu untuknya menenangkan dirinya lalu mungkin aku akan menemuinya lagi untuk meminta maaf. Aku tau ini memang tak akan mengembalikan hubungan kita seperti semula tapi kurasa itu dapat membuat hatiku jauh lebih tenang.

Setelah menenangkan pikiranku aku beranjak dari kasur, tapi kurasa aku beru menyadari sesuatu. Aku telanjang? Oh Tuhan.

Kulihat sekeliling, aku sendirian di kamarku sendiri. Sprai kasur begitu berantakan dan baju-baju berserakan dimana-mana. Dan yang paling membuatku terkejut ialah ada noda merah seperti darah di sprai yang putih itu, noda darah itu sudah mengering seperti sudah lama.

Memories With You [DIJIN] -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang