Miss u <3

189 26 3
                                        

Normal POV

15 hari setelahnya..

10.36 AM

"Mama...? Kak kir...?" Lenguh Dita yang mulai tersadar dari komanya. Setelah dia membuka matanya dia menyadari bahwa ibu dan kakaknya berada dekat dengannya.

Ibu dan kakaknya tercinta yang menyadari Dita mulai siuman pun lantas mendekati ke ranjang Dita dan meninggalkan apa yang awalnya mereka lakukan. Senyuman bahagia terukir di wajah mereka berdua menyadari Dita yang telah membuka matanya.

"Puji Tuhan... Akhirnya kamu sadar juga dit.." ucap mamanya dengan senyum bahagianya dan tentu air mata bahagianya juga. Dia mengelus lembut pucuk kepala Dita.

"Gimana keadaan kamu? Kamu baik-baik aja kan? Kamu perlu sesuatu? Laper? Haus? Perlu dokter? Ntar aku panggilin deh" Kini kakaknya yang bertanya bertubi-tubi karena khawatirnya terlalu besar kepada adek satu-satunya dan yang paling dicintainya itu.

"Ishh adek kamu tuh habis siuman, jangan dibikin pusing dulu ah" ujar mamanya dengan menyenggol lengan Kirana anaknya.

"Ah tapi kan aku khawatir ma" ujar Kirana sembari mempoutkan bibirnya.

Kondisi Dita masih lemah, wajahnya pucat serta bibirnya kering mengelupas, tentu rambutnya juga acak-acakan. Ada selang infus juga yang selama ini memberikan nutrisi ke tubuh Dita.

Dia memandangi ke belakang mama dan kakaknya itu, tiada siapapun disana apalagi Jinny. Hanya mereka bertiga yang ada di kamar VVIP ini.

"Ma... Aku dimana? Kenapa mama sama kak kir bisa disini?" Tanya Dita dengan nada yang masih lemah.

Mereka lantas memandangi satu sama lain.

"Ini.. kamu waktu itu kan kecelakaan terus dibawa ke rumah sakit ini. Waktu itu mama khawatir banget lho mikirin kamu sampe ga bisa tidur, eh besoknya mama dapet kabar kalo kamu kecelakaan. Terus cus deh mama sama Kirana langsung ke Korea jengukin kamu. Ajik gk bisa ikut soalnya sibuk, tapi ajik selalu tanyain kabar kamu kok sama mama atau ga sama Kirana juga" jelas mamanya panjang lebar.

Dita mengerutkan alis mencoba mengingat-ingat kecelakaan itu, selang beberapa detik Dita dapat mengingatnya. Dia mengingat kejadian tragis waktu itu, dan dia bersyukur karena masih dapat hidup hingga saat ini.

Tuhan baik.

Dita merasa pegal pada tubuhnya, lantas saat dia ingin mengubah posisi tidurnya dadanya terasa berat, lantas saat ia ingin menggerakkan kakinya Dita merasakan sakit yang luar biasa pada kaki kirinya itu.

Tapi untung saja kaki Dita sudah di perban jadi tidak akan bertambah cedera jika Dita bergerak. Namun tetap saja jika terlalu banyak bergerak maka kaki kirinya itu tidak akan kunjung sembuh.

"Akhh akhh" rintih Dita.

"Ehh dit dit, jangan banyak gerak dulu, kamu kan habis operasi" ujar kakaknya.

"Sakit banget kak.." rintihnya lagi.

"Pas kecelakaan kemarin tu kaki kamu patah jadi jangan banyak gerak dulu. Biarin sembuh sendiri" sekarang mamanya yang berucap demikian.

"Hah? Patah ma? T-terus ini gimana dong?" Tanya Dita dengan gelisah.

"Lah iya makannya kamu jangan banyak gerak dulu ih, biar cepet sembuh" nasihat kakaknya.

Dita hanya menuruti saja, tubuhnya masih lemas dan dia tidak ingin berdebat apalagi menentang kakaknya. Jadi dia memilih kembali berbaring dan menaruh kepalanya di atas bantal yang empuk.

"Udah kamu mending tidur aja gih, istirahat biar cepet sembuh. Atau kamu mau kakak beliin makanan yang enak?" Tanya sang kakak.

"Eummm boleh deh"

Memories With You [DIJIN] -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang