Dita POV
25 hari telah berlalu, hari ini tepatnya adalah tanggal 19 Januari. Kalian tau hari apa itu? Ya, itu adalah hari kelahirannya Jinny. Operasi waktu itu dilakukan tanggal 11 Desember, tak terasa ternyata sudah satu bulan lebih Jinny meninggalkan dunia ini.
Waktu berjalan begitu cepat, padahal rasanya seperti baru kemarin aku bertemu dengannya. Dan sekarang? Dia sudah pergi meninggalkanku, dengan luka yang masih berbekas dihatiku.
Selama ketiadaan Jinny itu aku mencoba hidup normal seperti biasanya, Aku mencoba hidup sama seperti saat aku belum bertemu Jinny. Namun nyatanya itu tak mudah. Nama Jinny terus-menerus berputar di kepalaku, bahkan terkadang aku tiba-tiba menangis sendiri mengingat kebersamaanku bersama wanita yang paling aku cintai itu.
Oh ya sampai saat ini aku masih belum bertemu dengan Minji lagi, bahkan dia tidak pernah ke kampus lagi sama sekali. Sepertinya dia sedang tidak ada di Seoul, atau juga tidak ada di Korea?
Entahlah, saat aku chat dia tidak pernah meresponnya, saat aku telepon juga dia tidak mengangkatnya, padahal sambungan teleponnya tersambung waktu itu. Ahhh sudahlah kenapa juga aku harus memikirkannya? Biarkan saja
Saat ini aku sedang berada di mobil untuk pergi ke makam Jinny, sedari dulu tak pernah sehari pun aku absen untuk tidak mengunjungi makamnya. Karena dengan melihat makam Jinny saat ini menjadi pelipur rindu bagiku.
Sepulang dari kampus aku menyuruh kakakku untuk menjemputku lalu mengantarku ke makam, tak lupa aku mampir tuk membeli bunga dulu sebelum meluncur ke tempat pemakaman.
Aku memutuskan untuk tidak jadi pulang ke Indonesia dan tetap melanjutkan kuliahku disini, kak Kirana juga katanya mau ikut tinggal disini dan menemaniku hingga aku lulus kuliah. Karena itu akhir-akhir ini dia menjadi sibuk belajar bahasa Korea kalau tidak ya nanti repot sendiri jadinya.
Kalau mama? Dia udah pulang ke Indonesia sehabis tahun baru kemarin.
"Ntar sampe rumah jangan lupa terapi lagi" ucap kak Kirana memulai pembicaraan.
Keadaan kakiku saat ini sudah lebih baik dari sebelum-sebelumnya, aku sudah dapat berjalan walaupun harus dibantu tongkat. Bahkan saat ke kampus pun begitu, untung saja dosen dan teman-teman kampus mau mentolerir keadaanku.
"Eummm, terapinya besok aja boleh ga kak? Serius deh aku capek banget hari ini" ujarku.
Lantas Kirana mengalihkan pandangan dari jalanan lalu memandangiku dengan tatapan mautnya membuatku bergidik ngeri.
"Kapan mau sembuh kalo disuruh terapi aja besok besok mulu jawabannya?" Jawabnya ketus.
"Alahhhh, besok pagi-pagi deh aku terapinya habis bangun tidur, ya kak?" Ucapanku tak mendapat jawaban dari kak Kirana.
"Serius deh kak besok pagi aku bakal langsung terapi lagi, hari ini aku capek banget, terus PR juga numpuk. Boleh ya kak boleh ya? Ya ya ya???" Ucapku lalu mendekatkan diriku ke kakakku itu dan menunjukkan puppy eyesku.
Aku juga membuat wajah sok imut supaya kakakku dapat luluh.
"Bilangin ke mama loh kalo gk mau nurut" jawabnya.
"Cih tukang ngadu" desisku pelan lalu menjauhkan wajahku kembali dan menyenderkan punggungku, tatapanku kembali fokus ke jalanan.
"Kamu beneran banyak PR?" Tanya Kirana lagi.
"Heem" jawabku lalu kakakku menghela nafas.
"Yaudah ntar malem kamu belajar aja, tapi janji besok pagi langsung terapi lagi"
Mataku pun langsung berbinar mendengarnya, reflek tanganku langsung memeluk kakakku yang sedang memegang setir lalu menuyel-uyel kepalalu dipundaknya.
"Awww thank you kakak cantikkk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories With You [DIJIN] -END-
FanfictionDita merupakan anak pengusaha kaya yang sedang melanjutkan kuliahnya di Korea sedangkan Jinny adalah seorang gadis yang sangat dingin dan memiliki memori kelam dengan orang tuanya pada masa lalu pertemuan mereka memang kurang baik, tapi apakah cinta...
![Memories With You [DIJIN] -END-](https://img.wattpad.com/cover/294953803-64-k649023.jpg)