What?

442 45 19
                                    

Normal POV

Derapan langkah kaki dari sepatu heels yang Dita pakai membuat suara ketukan yang cukup keras, bercampur dengan suara kerumunan dari mahasiswa dan mahasiswi disini.

Dengan pandangan yang menyorot fokus ke arah depan tapi pikiran yang berkeliaran kemana mana, Dita tidak terlalu fokus dengan jalannya hingga tadi beberapa kali hampir saja terjatuh atau menabrak siswa lainnya.

Pikirannya dan hatinya sedang berkelahi memikirkan masalah Minji dan Jinny. Pikirannya mengatakan agar membiarkan Minji menyatakan perasaannya pada Jinny, karena dia juga mempunyai hak atas itu. Dan soal endingnya akan ditentukan oleh Jinny entah siapa yang akan dia pilih.

Sedangkan hatinya malah berbanding terbalik dengan pikirannya, hatinya merasa sangat sakit dan tentu saja tidak menginginkan jika Jinny malah lebih memilih Minji daripada dirinya.

Kenapa tidak? Toh mereka kan sudah dekat sedari kecil, sudah pasti mereka mempunyai ikatan batin yang hanya bisa dirasakan oleh mereka sendiri.

Sedangkan dirinya? Apalah daya yang baru saja masuk ke kehidupan Jinny dan pasti masih belum tau apapun tentang Jinny, atauu mungkin hanya tau beberapa hal saja.

Apalagi Minji mengatakan pada dirinya bahwa dia akan menyatakan perasaannya pada Jinny secepat mungkin, lalu bagaimana dengan hubungan mereka? Bagaimana jika akhirnya Minji tau tentang hubungan terlarangnya dengan Jinny?

Bagaimana jika Jinny menerima perasaan cinta Minji? Sudah pasti itu akan menyakitkan baginya. Lalu bagaimana jika Jinny menolak Minji? Persahabatan mereka pasti akan jadi taruhannya.

Dengan kata lain, masa depan mereka semua ada ditangan Jinny, entah apapun keputusan nya nanti

ARGGHHHHHHH!!! KENAPA MASALAHKU BISA SERUMIT INI!!!

Pikiran Dita tambah berkecamuk, lantas dia berhenti sejenak, menenangkan pikirannya sambil menarik nafas dalam dalam

Oke Dita! Tenanglah, untuk sekarang fokuslah dulu pada kuliahmu! Untuk masalah percintaan mu serahkanlah pada Tuhan dan biarkan waktu yang menjawab semuanya. Kau cukup diam dan menanti segala jawabannya.

Mengambil handphone dan handset dari dalam tasnya, Dita menyetel lagu yang mungkin saja bisa membantunya melupakan masalahnya untuk sementara waktu, mencolokkan handsetnya ke dalam telinganya, alunan musik yang merdu mulai menjernihkan pikiranya kembali

Setelah dirasa cukup tenang, Dita lalu mulai melangkahkan kakinya perlahan, tapi saat itu juga, Dita mulai menyadari bahwa orang orang kampus ternyata sedang melihatinya, entah sejak kapan hal itu terjadi.

Tentu saja hal itu cukup membuat Dita merasa risih, semua orang berjalan melewatinya sambil menatapnya dengan tatapan sinis dan benci, kebanyakan dari golongan wanita.

Kenapa dengan mereka hari ini? Jarang sekali mereka begitu. Apa aku baru saja melakukan kesalahan?

Jujur sebenarnya hal itu cukup membuat Dita merasa bingung, bagaimana mungkin mereka bisa marah kepada Dita sedangkan mereka saja tidak saling kenal? Dikampus ini Dita masih termasuk murid baru.

Padahal belum genap seminggu dia sekolah dikampus ini tapi orang orang sudah ada yang seperti tidak menyukainya, terlihat dari raut wajah mereka barusan.

Dan karena tidak fokus saat berjalan, dia tidak sengaja menabrak seseorang hingga sedikit agak terpental.

"Aduhh!!!" Rintih Dita sambil memegangi hidungnya yang baru saja bertabrakan dengan punggung seseorang

Dita mendongak, terdapat beberapa segerombolan lelaki yang mengobrol di depan kelas menghalangi pintu masuk.

Apa tidak ada tempat lain? Kenapa harus kumpul disini, sih? Dasar, Semua cowok memang sama saja.

Memories With You [DIJIN] -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang