PART 21
Latihan sudah selesai dan murid kelas itu sedang berlomba-lomba untuk kembali ke kelas berganti baju. Bintang baru akan mengumpulkan bola, tetapi perhatiannya tetap tertuju pada Baskara dan melihat cowok itu sedang pergi dengan para bawahannya, tepatnya tiga bawahan Pandu.
Perhatian Bintang dia alihkan kepada para siswi yang sudah meninggalkan lapangan. Dia melihat Tari dan Saras ikut meninggalkan lapangan, membuat Bintang berlari mengejar mereka.
"HUKUMAN!" teriak Bintang. "Kita berdua bukannya juga harus ngumpulin bola, ya?"
Saras tidak menoleh sedikit pun dan langsung lari mengikuti rombongan siswi lain. Sementara Tari sempat menatap Bintang. Tatapan matanya terlihat tak biasa. Kening Tari mengerut ketika memandang Bintang dari atas sampai bawah, lalu dia berlari mengejar Saras.
"Kayaknya baru kita yang tahu di kelas?" tanya Tari pada Saras yang bisa didengar Bintang karena Bintang masih berusaha mengejar, tetapi pengejaran Bintang sia-sia. Dia kembali ke lapangan karena menyadari bola yang akan dia kumpulkan tak sebanyak pikrannya. Dia bisa melakukan semuanya sendirian tanpa dua orang itu.
Bintang melipat kedua bagian celana olahraganya yang panjang itu hingga selutut, lalu dia memungut bola sendirian dan menaruhnya dalam jaring tempat bola. Terkadang dia berlari di lapangan bola yang luas itu untuk mengambil bola yang jauh dari posisinya semula.
Kemudian, ketika tersisa satu bola lagi untuk dia kumpulkan, beberapa siswa mempermainkan Bintang dengan cara melempar bola dari siswa lain ke siswa lainnya sementara Bintang kelelahan berlari ke sana kemari dan tak mendapatkan satu bola yang tersisa itu.
Para siswa itu tertawa. Salah satu dari mereka bicara. "Lo beneran mantan gembel, ya?"
"Siniin bolanya." Bintang tak ingin meladeni mereka. Bintang curiga Hanna dan kedua temannya sedang membalas dendam dan menyebarkan masa lalunya itu kepada yang lain. Satu-satunya yang tahu masa lalunya adalah Hanna dan kedua temannya.
"Jawab dulu, dong. Kok bisa sekolah di sini?" Siswa itu melempar bola ke siwa lain. Mereka berani karena tak ada Baskara di sana. "Di sekolahin Om-Om, ya?"
Siswa lainnya tertawa. Bintang berdiri, tak ke mana-mana. Ucapan mereka semakin membuat Bintang ingin menghajar mereka satu per satu.
"Mana ada Om-Om mau nyekolahin sugar baby? Mending di rumah aja, ya, kan? Ngangka—" Sebuah bola melayang di wajah siswa yang bicara terakhir kali. Siswa itu sampai terjatuh di lapangan. Wajahnya memerah, hidungnya mengeluarkan darah akibat benturan keras dari bola yang baru saja Bintang lempar.
Semua yang melihat itu terdiam. Bintang segera mengambil dua bola yang tersisa, lalu pergi dari lapangan itu menuju ruang penyimpanan alat olahraga.
Suasana hati Bintang berantakan. Meskipun mereka mengatakan sesuatu yang tak benar, tetapi panas di hati Bintang tak bisa dia padamkan akibat tatapan mereka yang menghina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Dan Bintang
Teen FictionSELESAI ✔️ Bintang, cewek yang pernah tinggal di jalanan selama bertahun-tahun, tiba-tiba terbangun di sebuah kamar yang asing. Satu hal yang membuatnya kaget. Dia terbangun di atas kasur yang sama dengan seorang cowok yang sedang tertidur lelap d...