by sirhayani
part of zhkansas
PART 4
Suasana kelas itu terasa mencekam. Bintang beberapa kali melihat beberapa siswi memandangnya dengan buas. Suasana aneh di kelas itu baru terasa setelah beberapa di antara mereka diam-diam melihat ponsel masing-masing. Bintang menyadari siswi-siswi yang berusaha bicara itu sedang menahan diri karena guru yang sedang berdiri di dekat papan tulis adalah guru yang sangar.
Keanehan itu semakin terlihat tepat saat bel berbunyi. Siswi-siswi yang tadi memandangnya dengan aneh, kembali memandangnya tanpa berkedip.
Saras dan Tari, dua siswi yang tempat duduknya di depan Bintang, sejak tadi gelisah dan berusaha menoleh untuk memberitahukan sesuatu. Mereka tak berani berbalik karena guru sangar yang memilik pandangan seperti mata elang. Bahkan keduanya tak berani memberikan kertas ke belakang karena hukumannya jauh lebih mengerikan.
Ketika guru berwajah sangar itu keluar dari kelas, suara Saras dan Tari terdengar di antara suara teriakan siswi-siswi lain. "BINTANG AYO CEPAT!"
Bintang melotot kaget. Siswi-siswi menerjangnya, mengerumuninya seperti para zombie yang haus akan darah. Tangannya, jarinya, seragamnya, tasnya. Semua ditarik oleh tangan-tangan berbeda. Rambut Bintang bahkan ditarik kencang ke belakang sampai Bintang dipaksa mendongak.
Apa yang terjadi?
Wajah datar Bintang terus memandang langit-langit kelas. Dadanya panas, amarah berkumpul dan siap meledak.
Saras dan Tari, dua siswi yang selalu mengajak Bintang bicara di kelas itu, berusaha menolong Bintang dari kebuasan siswi-siswi lain. Wajah Saras didorong oleh tangan siswi lain ketika dia berusaha untuk menerobos. Dada Tari tak sengaja disikut oleh siswi lain sampai membuatnya menjauh dan mengaduh kesakitan di lantai.
Bintang tak berhasil dibawa oleh siapa pun karena dia memasang mode patung.
Bintang membatin sambil menahan emosi. Satu ... dua ... tiga.
"BERENGS*K KALIAN SEMUA! MINGGIR NGGAK! SIALAN!"
Hening.
Lalu para siswi yang berkerumun itu mundur, menjaga jarak dari Bintang yang seragamnya nyaris compang-camping. Kancing kemeja putih paling atas Bintang sudah hilang entah ke mana. Rambutnya berantakan. Dasi sekolahnya nyaris mencekik lehernya.
"ARGGGHHH!" Teriakan Bintang membuat siapa pun yang mendengar ketakutan. Ditatapnya siswi-siswi itu satu per satu. "Ada masalah apa sih sama gue? HAH?"
Semuanya terdiam. Saras dan Tari saling pandang, lalu dua cewek itu membawa Bintang kabur dari kelas itu.
Ada siswi-siswi dari kelas lain yang sudah menunggu di depan kelas, tetapi Saras dan Tari berhasil membawa Bintang ke tempat tersembunyi setelah dikejar-kejar oleh para zombie. Mereka ngos-ngosan, tak terkecuali Bintang yang lelah mental dan fisik.
"Gila. Bisa gila gue." Bintang meremas rambutnya hingga makin berantakan. "Kalian berdua nolongin gue, kan. Nah, coba jelasin kalian pasti tahu sesuatu."
Saras dan Tari saling pandang, lalu Saras menaruh telunjuknya di depan bibir. "Hus, kita ngomong bisik-bisik aja nanti ketahuan. Ehem, jadi gini. Lo coba lihat ini."
Saras menunjukkan apa yang ada di ponselnya.
Pemberitahuan dari unofficial account sekolah mereka. Unofficial account yang pengikutnya mengalahi jumlah pengikut official account.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Dan Bintang
Novela JuvenilSELESAI ✔️ Bintang, cewek yang pernah tinggal di jalanan selama bertahun-tahun, tiba-tiba terbangun di sebuah kamar yang asing. Satu hal yang membuatnya kaget. Dia terbangun di atas kasur yang sama dengan seorang cowok yang sedang tertidur lelap d...