4

496 58 3
                                    

Drap drap drap drap brak!!

"Nii-san!" Tobio membuka paksa pintu kamar Wakatoshi. Wajahnya cemberut, kaki mengentak-hentak masuk.

Wakatoshi yang sedang menonton pertandingan voli tim-nya melawan MSBY siang tadi, mengangkat wajah. Menatap Tobio dengan sedikit kebingungan. Dahinya berkerut. "Ada apa?"

Tangan Tobio terulur maju di depan wajah Wakatoshi. "Pinjam ponsel."

"Ponsel? Untuk apa?" Dia meraih ponsel yang berada tak jauh darinya di atas kasur. Memberikannya dengan sikap tenang tanpa takut jika akan dibuka aib-nya oleh Tobio.

Tobio menerima ponsel pemberian Wakatoshi lalu mendaratkan pantat di belakang kakaknya yang sedang duduk di ujung kasur depan televisi. "Hanya mengecek nomor."

"Nomormu?"

"Bukan."

"Lalu?"

"Ada deh."

Wakatoshi hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun. Mata kembali fokus menatap layar televisi. Tidak merasa penasaran lagi pada apa yang akan dilakukan Tobio.

Tobio membaringkan tubuh di kasur dengan kaki bergelantungan di tepian. Tangan sibuk mengotak-atik layar benda pipih itu mencari nomor kontak seseorang. Setelah menemukannya, dia langsung menghubungi orang tersebut.

"Moshi moshi?"

Bajingan.

Bahkan belum sampai deringan pertama terdengar, Kiyoomi sudah menjawab panggilan dari ponsel Wakatoshi.

Tobio memejamkan mata. Napas berhembus pelan berusaha meredam emosi. Sudah untung 'kan dia dijawab?

"Kenapa kau meneleponku malam-malam, Wakatoshi-kun?" Suara Kiyoomi kembali terdengar.

Bibir Tobio rapat hingga membentuk garis lurus. Dia lalu berusaha melengkungkan senyum dengan terpaksa. "Selamat malam, Kiyoomi-san."

Tut

"....."

Panggilannya langsung diputus dengan sepihak oleh Kiyoomi. Tobio meremas ponsel Wakatoshi dengan geram. Urat-urat nadi sudah menonjol keluar di area pelipis.

"NII-SAN!" Tobio berteriak yang membuat Wakatoshi langsung terjingkat kaget. Dia bangun dari tidurnya.

Kelopak mata Wakatoshi berkedip-kedip dengan bingung melihat adiknya yang tiba-tiba marah. "Ada apa?"

Tobio meraih tangan Wakatoshi. Memberikan ponsel itu tepat di telapak tangan. Rahangnya yang mengeras terlihat. Gigi saling menggeretak berusaha mengeluarkan suara, "Terima kasih."

Wajah Wakatoshi sedikit mundur kala melihat raut muka Tobio. Dia menerim ponsel itu dengan ragu-ragu.

Tobio beranjak dari kasur. "Kalau begitu aku akan tidur. Selamat malam, Nii-san!" Kaki dengan mengentak-hentak keras menapak di lantai, wajah bersungut-sungut, hidungnya kembang kempis. Tobio keluar dari kamar dengan keadaan marah.

"Ada apa dengannya?" Gumam Wakatoshi kebingungan. Pandangan turun menatap ponsel yang sudah mati. Tanpa mengecek apa yang Tobio lakukan, dia meletakkan ponsel itu di samping tempatnya duduk. Mata kembali fokus menatap layar.

_____

"Kau tidak sarapan?" Tanya Wakatoshi saat melihat Tobio hanya meminum segelas susu untuk sarapan pagi.

Tobio menenggak susu hingga habis. Meletakkan kembali gelas di atas meja, lalu mengambil tisu. Dia membersihkan sudut mulutnya. "Tidak. Masih kenyang." Dia lalu beranjak dari kursi makan. Mengambil jas yang berada di sandaran, kemudian memakainya.

INTERESTED || SakuKageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang