Keadaan Tokyo saat mereka berempat tiba adalah sudah gelap. Waktu belum menunjukkan terlalu petang, tapi langit sudah menenggelamkan mataharinya.
Atsumu, Kiyoomi, Bokuto dan Hinata keluar dari kereta dengan keadaan loyo. Efek dari sehabis latihan dan langsung pergi ke perjalanan yang lumayan jauh, membuat mereka berempat kehabisan banyak energi.
Kiyoomi benar-benar ingin marah. Dirinya sudah menahan kesal selama berjam-jam karena tidak bisa istirahat. "Bukankah aku sudah bilang lebih baik besok?! Sekarang lihat! Kita semua lelah!"
Atsumu cemberut. Tidak mau disalahkan oleh Kiyoomi, mencoba membela diri, "Tapi 'kan lebih cepat lebih baik, Omi omi-kun!"
"Hish--" Sakusa mendesis, berusaha menahan diri agar tidak terlalu meluapkan kekesalannya karena merasa hanya membuang-buang waktu dan tidak menyelesaikan masalah. "Terus sekarang gimana?"
"Apanya yang gimana?" Cicit Atsumu masih mengerucutkan bibir.
Sakusa yang melihat ini, ingin menonjok wajahnya. Dengan siku-siku imajiner sudah muncul di pelipis, dia berusaha mengeluarkan suara dari celah-celah gigi yang saling menggeretak, "Kita akan tidur di mana, Miya Atsumu?"
"Oh! Di tempat Samu!"
Sakusa diam sejenak, bertanya dengan ragu-ragu, "Di kedainya?"
"Bukan, bodoh! Di apartemennya! Sejak kapan pikiranmu jadi dongkol begitu, Omi omi-kun?!"
Wajah Sakusa semakin menggelap. "Kau mengataiku apa?"
Atsumu tertawa kikuk. Berpura-pura tidak melihat ekspresi Kiyoomi, dia langsung menarik Bokuto dan Hinata menuju pintu keluar stasiun dan memesan taxi. Kiyoomi mengikuti dari belakang, berpikir akan membiarkan Atsumu kali ini.
Mereka segera menaiki taxi, menuju kedai Osamu. Sesampainya di kedai, mereka dapat melihat banyak pelanggan berdatangan. Semua meja hampir terisi penuh. Osamu benar-benar kelarisan!
"Wah! Wah! Apa kita akan dapat tempat duduk??" Hinata berkedip-kedip, tercengang melihat betapa banyaknya orang memenuhi area luar maupun dalam kedai.
Tepat sekali waktunya, karena saat mereka berjalan mendekati kedai, Osamu keluar dengan membawa nampan berisi Onigiri yang masih panas.
Osamu secara tidak sengaja melihat mereka, wajahnya menunjukkan sedikit keterkejutan, lalu mengantar pesanan terlebih dahulu. Setelah itu, dia berjalan ke arah mereka berempat.
"Tumbenan aku melihat kalian di sini. Apa kalian membuat janji dengan yang lain?"
"Aku sudah lama ingin mencoba Onigirimu, Sam-sam!" Ujar Bokuto. Wajah sudah sumringah membayangkan menggigit Onigiri panas sehabis dibuat. Hinata di samping, mengangguk setuju.
Atsumu tersenyum bangga melihat jualan kembarannya laris manis. "Sepertinya kita mengganggu waktu sibukmu, Samu?"
Osamu menyipit mendengar perkataan Atsumu. Dia memutar mata, membalas dengan jengkel yang dibuat-buat, "Kalau sudah tau kenapa tetap ke sini?"
"Hidoi! Kita ke sini juga akan membeli! Bukan hanya makan dengan gratis!"
"Uh huh." Pandangan Osamu lalu beralih ke arah Kiyoomi yang sudah menunjukkan aura tidak betah melihat ada banyaknya orang. Dia menepuk pundak temannya itu memberi semangat yang hanya dibalas dengan dengusan.
Osamu terkekeh. "Ushijima-kun dan yang lain sudah ada di dalam kalau kau mencarinya."
"???" Kiyoomi langsung menghadiahi Osamu tatapan bingung.
Atsumu yang mendengar ini, bertanya heran, "Apa maksudmu Ushijima-kun ada di dalam?"
Osamu mencebikkan bibir. "Di dalam ya di dalam, apa lagi yang perlu aku jelaskan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERESTED || SakuKage
Fanfiction(Pro Player) Sakusa Kiyoomi x (CEO) Kageyama Tobio Tobio sangat menyukai apapun yang menarik perhatiannya. Dia memiliki obsesi tersendiri untuk memiliki barang yang sudah menjadi incarannya. Jika menurutnya barang itu cantik dan menggoda, dia dapat...