16

484 52 8
                                    

Warning : 🔞

==========

"Seperti dugaanku. Memang cocok untuk kau pakai, Kiyoomi-san," ucap Tobio lirih kemudian mengangkat wajah. Memperhatikan muka tertidur Kiyoomi dalam diam. Jari-jemari lentiknya bergerak ke arah kepala untuk menyisir rambut Kiyoomi ke atas, menampilkan jidat yang lebar.

Tangan lalu turun menuju wajah. Mengusap alis hitam tebal Kiyoomi, lalu beranjak menuju hidungnya yang tinggi. Tidak berhenti sampai disitu, jari panjang Tobio bergerak mengusap lembut bibir Kiyoomi yang berwarna merah muda dan ranum, kemudian bergerak ke samping mengelus pipi halus menggunakan ibu jari.

Sentuh dan terus sentuh, percikan api panas dalam diri Tobio akhirnya bangkit kembali setelah sekian lama. Skema jahat mulai memasuki pikiran. Dia segera menarik tangan dengan panik lalu menghela napas panjang, "Haa.."

Jujur saja, Tobio sudah lama tidak bermain 'ranjang' dengan seseorang. Terakhir kali dia melakukannya sekitar tiga bulan yang lalu saat partner malamnya masih berada di Jepang, belum pergi ke luar negeri. Mungkin itu sebabnya dia menjadi lebih terobsesi dari sebelumnya untuk memiliki Kiyoomi.

Emm.. atau lebih tepatnya, Tobio ingin merasakan bagaimana enaknya tubuh sempurna Kiyoomi.

Dia ingin melihat bagaimana ekspresi Kiyoomi yang selalu menampilkan wajah merengut menjengkelkan dibuat menjadi lemas tak berdaya di bawah kendali penuhnya. Itu pasti akan menjadi tontonan yang sangat menghibur untuk dilihat. Dan melihat dari bentuk tubuh dan wajah Kiyoomi yang berada di atas standar rata-rata lelaki, membuat Tobio menjadi lebih bersemangat.

Dia adalah seorang pria gay yang sangat mementingkan paras terlebih dahulu.

Tobio kembali menghela napas. Dia aslinya bukan seseorang yang suka mengambil keuntungan dari orang lain melalui cara licik. Yah, tapi kata pengecualian pasti selalu ada.

Terutama untuk Kiyoomi.

Kiyoomi adalah orang yang memiliki temperamental hampir sama seperti dirinya, yaitu keras kepala. Dia tidak mau mendengarkan orang, kecuali hanya untuk orang-orang tertentu. Jadi Tobio tahu betul bahwa hanya dengan mengandalkan trik murahan seperti menggoda, bertingkah centil ke Kiyoomi, trik itu tidak akan ampuh. Yang ada, orang yang dimaksud malah menjadi jijik duluan padanya.

Dan lagi, Kiyoomi memiliki germaphobia yang membuat secara insting tidak terlalu suka untuk berdekatan dengan seseorang. Dan untunglah Kiyoomi bukanlah seseorang yang memiliki kadar alkohol tinggi, sehingga Tobio tidak perlu lagi untuk bekerja keras membuat Kiyoomi jatuh ke dalam genggaman.

"Ugh.." Kiyoomi menggesek-gesek baju yang melekat pada tubuhnya, mencoba untuk melepaskan. Sepertinya dia merasa panas.

Mata Tobio ketika melihat itu semakin bersinar. "Woah Kiyoomi-san, apa kau sekarang mencoba menggodaku?"

"....."

Tentu tidak akan ada jawaban. Kiyoomi saat ini sedang dalam kondisi tidak sadar.

Tobio lalu turun dari perut Kiyoomi, duduk di atas kasur. Kedua bola mata secara seksama mengamati baju Kiyoomi yang melekat erat. Dia memiringkan kepala. "Haruskah aku melepaskannya untukmu?"

"....."

"Oke, kau yang memintanya."

Tanpa menunggu waktu lama, tangan Tobio secara perlahan bergerak menuju celana Kiyoomi. Dirinya diam-diam menelan ludah saat pandangan matanya terpaku pada suatu gundukan yang terbenam di antara kain.

Tobio memejamkan mata, menggeleng. Wajahnya sudah memunculkan sedikit semburat. Dia mulai menarik celana Kiyoomi.

"Tidak tidak apa yang kau pikirkan! Jelas kau tidak boleh mengambil keuntungan dari pria mabuk.." gumam Tobio pada diri sendiri layaknya dia adalah orang suci. Padahal tadi dirinya sudah memiliki pikiran nakal akan ketidakberdayaan Kiyoomi.

INTERESTED || SakuKageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang