10

419 62 6
                                    

"Aku tidak salah lihat 'kan?"

"Bukankah itu adiknya Ushijima?"

"Wow.. apa yang dia lakukan disini?"

Itulah bisik-bisik kecil yang dilakukan teman-teman Kiyoomi ketika melihat Tobio yang berjalan santai melewati mereka lalu melenggang begitu saja menuju pintu keluar.

Mereka tentu saja mengenali siapa Tobio. Wajahnya yang nyentrik dan dingin sudah tercetak jelas di benak setiap orang semenjak kejadian di hotel beberapa hari yang lalu.

Kiyoomi disisi lain hanya diam tidak ikut menggosip seperti yang lain, tubuh berbalik, arah pandangan mata tidak lepas dari punggung si Raven sebelum akhirnya pergi meninggalkan penginapan. Matanya memicing sedikit, dahi berkerut memikirkan sesuatu dengan suram.

Dirinya bukanlah tipe orang yang akan menjadi narsis seperti temannya yang lain, apalagi terlalu menyombongkan wajahnya yang tampan. Tetapi, melihat Tobio disini, juga mengingat beberapa hari yang lalu dirinya dikejar terus oleh orang yang sama, membuat Kiyoomi tidak dapat menyingkirkan dugaan narsis yang muncul di dalam pikirannya.

Apa dia mengikutiku?

Semakin memikirkan kemungkinan itu, wajah Kiyoomi semakin menggelap menakutkan. Mata menatap tajam tempat Tobio sempat berpijak. Wajahnya mengeras, hingga urat-urat nadi muncul di area pelipis.

Sialan! Apa dia sudah gila?!

Jika memang benar seperti dugaan Kiyoomi, bahwa keberadaan Tobio disini karena mengikutinya, maka Kiyoomi tidak akan dapat lagi menolerirnya. Dia harus berbuat sesuatu agar orang itu mau enyah dari hadapannya.

"Omi omi-kun?"

Seakan tersadar dari lamunan, Kiyoomi tersentak. Dia membalikkan badan untuk melihat semua rekannya sudah masuk ke dalam pintu lift memandanginya dengan tatapan bingung.

Atsumu yang tadi memanggilnya, kembali bersuara, "Kenapa kau tidak masuk?" Dia lalu diam-diam tersenyum menatap Kiyoomi dengan penuh arti. "Jangan-jangan kau terpesona dengan adiknya Ushijima? Uhuuuu~"

Mendengar kata-kata terakhir Atsumu yang terkesan ngawur, Kiyoomi mendelik. Memberi peringatan untuk tidak berkata aneh di depan semua teman mereka. Disisi lain, seluruh temannya memandang bolak-balik antara Kiyoomi dan Atsumu, mereka jelas bingung.

Kiyoomi lalu menghembuskan napas perlahan sembari menutup mata. Dia harus menahan emosi di depan semua teman-temannya. Mereka tidak tahu apa-apa, jadi jangan buat mereka sebagai pelampiasan kemarahannya.

Yah, tapi tentu saja untuk Atsumu adalah pengecualian.

Kiyoomi mendengus, tatapan mata tidak kendur sedikitpun. "Tutup mulutmu, Miya." Dia lalu melangkah masuk dan segera menutup pintu lift.

_____

"Uh.." Tadashi yang berjalan di belakang mengikuti langkah kaki Tobio, menggerakkan jarinya dengan gelisah. Dia tidak bisa berhenti memikirkan kejadian di lift.

Melihat Tobio yang saat ini terlihat biasa saja, tidak merasa terkejut sedikitpun, membuat Tadashi tidak bisa tidak bertanya-tanya apa kejadian tadi hanyalah kebetulan belaka. Apa bos-nya ini sungguh tidak tahu kalau Tim MSBY akan berada di sini?

"Khem.." Tadashi membersihkan kerongkongannya yang kering agar saat berbicara, suaranya tidak akan tersendat. Dia melangkah lebih lebar untuk mempersempit jarak, berdiri tepat di samping Tobio.

Tobio hanya meliriknya sekilas lalu lanjut memperhatikan pemandangan ombak pantai yang saling berkejaran. Di antara gulungan ombak itu, ada seseorang yang tengah berdiri menggunakan papan.

INTERESTED || SakuKageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang