3

521 62 10
                                    

Tobio saat ini tengah sibuk mengerjakan dokumen-dokumen penting perusahaan. Tatapan matanya sangat fokus mengamati setiap lembar kertas yang dibaca. Dia lalu mendengar suara pintu di ketuk.

Tok tok

Tobio membalik lembaran kertas. Tanpa mengalihkan pandangan dari lembaran tersebut, dia menjawab, "Masuk."

Pria dengan rambut berwarna hijau gelap, wajah memiliki bintik-bintik berjalan memasuki ruangan. Tidak lain ia adalah sekretarisnya, Yamaguchi.

Yamaguchi memegang beberapa lembar kertas di tangan. Dia maju menuju meja besar tempat Tobio fokus mengerjakan tugas. Di sudut meja itu terdapat plakat kecil berwarna hitam elegan bertuliskan 'CEO KAGEYAMA TOBIO'.

Yamaguchi menghadap Tobio. "Saya sudah mencari dokumen yang Tobio-sama minta."

Tobio menghentikan gerakan pena-nya. Mata dengan perlahan berkedip, terangkat menatap Yamaguchi. Dagu lalu menunjuk pada sisi kanan meja yang kosong. "Letakkan di situ. Setelah itu kau bisa pulang."

Yamaguchi tersenyum. Merasa senang tugasnya hari ini telah selesai. Dia kemudian meletakkan dokumen yang dipegang ke tempat Tobio menunjuk. Setelah itu, dirinya kembali mundur, membungkuk dengan sopan, lalu keluar dari ruang kerja Tobio.

Tobio kembali menyelesaikan tugasnya dengan tenang.

Barulah dua jam kemudian semua dokumen akhirnya selesai dikerjakan. Segera, punggungnya bersandar dengan nyaman. Badan dilemaskan, lalu tangan melepas pena yang sedari tadi sudah di pegang. Dia mengembuskan napas panjang sembari memejamkan mata.

Jika saja hari ini dirinya tidak bilang akan pulang ke rumah, pasti semua pekerjaaan yang tersisa akan ia tunda dan memilih untuk mengerjakannya besok. Dia lebih suka tidur atau kalau tidak bermain di luar daripada harus berkutat selama berjam-jam di perusahaan.

Tobio lalu teringat dengan dokumen yang ia minta pada Yamaguchi untuk dicari. Dia mengambil dokumen tersebut, setelah itu ia baca.

Semua kertas itu berisi tentang profil dan biodata dari seseorang. Seseorang itu tidak lain adalah pria yang tidak sengaja ia temui tadi siang sekaligus teman dari kakaknya.

Sakusa Kiyoomi.

Sudut bibir Tobio secara perlahan tertarik ke atas setelah selesai membaca biografi singkat itu. Dia menemukan satu hal yang menarik perhatiannya. Mulut bergumam dengan pandangan tidak lepas dari satu kata yang tercetak di atas kertas, "Germaphobia.."

Pantas saja..

Semua tindakan Kiyoomi yang dilakukan padanya menjadi masuk akal setelah membaca itu. Apalagi tadi dia terlihat seperti seseorang yang gampang marah hanya dengan hal sepele. Yah, tidak salah jika Tobio sempat berpikir bahwa Kiyoomi adalah pria kasar yang gampang terpancing emosinya. Ternyata ada penyebabnya.

Tobio lalu merasakan ponselnya bergetar. Meletakkan kembali kertas di atas meja, dia mengambil benda pipih itu dari dalam saku kemejanya. Setelah dilihat, ternyata sang kakak yang mengirim pesan.

Nii-san : Pulang 'kan?

Tobio tersenyum tipis. Dia lalu menjawab.

Tobio : Iya.

Nii-san : Kapan?

Tobio : Sebentar lagi. Ini tinggal turun ke parkiran.

Nii-san : Hati-hati.

Tobio : Oke.

Tobio lalu mematikan ponsel itu dan memasukkannya kembali ke dalam saku. Karena kakaknya sudah berada dirumah dan menunggu, dia harus pulang sekarang. Tobio beranjak dari kursi. Iris biru gelap sedalam lautan itu bergerak ke sudut, melirik pada dokumen yang berisi profil Sakusa Kiyoomi.

INTERESTED || SakuKageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang