"Tadaima!" Tobio berhenti di depan pintu masuk. Melirik pada rak sepatu yang sudah kehilangan sepasang sapatu. "Ah.. benar." Dirinya langsung tersadar jika sekarang Wakatoshi sedang berada di acara penutupan League voli.
Tobio melepas sepatu hitamnya dan juga kaos kaki. Meletakkan semua di rak yang paling atas. Dia lalu melangkahkan kaki masuk.
Tanpa sekadar menoleh ke kanan dan ke kiri, Tobio berjalan santai di tengah kegelapan rumah menuju kamar tidur yang letaknya berada di lantai dua.
Baru saat memasuki kamar lah ia menghidupkan lampu. Itupun hanya dibagian kamar saja, selebihnya gelap gulita.
Tobio langsung melepas semua pakaiannya yang melekat di tubuh. Setelah itu, ia berjalan menuju kamar mandi. Bunyi kucuran shower tidak lama terdengar.
...
Tobio keluar dari kamar mandi satu jam setelahnya. Tangan sibuk mengusap-usap rambut menggunakan handuk. Tubuh mengenakan bathrobe dengan bagian dada terbuka. Dia berjalan mendekati kasur lalu mendaratkan pantat disana.
Pandangan Tobio turun pada ponsel yang ia letakkan di samping. Ada notifikasi pesan masuk dari seseorang.
Tobio mengalungkan handuk di leher. Mengambil ponsel, mengecek siapa si pengirim pesan.
Ternyata yang mengirim pesan adalah kakaknya, Wakatoshi. Dan pesan itu sudah masuk sejak satu jam yang lalu, yang berarti saat Tobio hendak mandi.
Tobio langsung membuka pesan tersebut dan membacanya.
Nii-san : Tobio
Nii-san : kau sudah pulang?
Nii-san : kenapa tidak segera menjawabku?
Tobio langsung menghubungi kakaknya tanpa pikir panjang. Dia tidak mau membuat Wakatoshi khawatir tanpa sebab.
Setelah berdering untuk beberapa saat, panggilan itu dijawab oleh pihak seberang.
"Moshi Moshi?"
"Nii-san."
"Oh.. kau sudah di rumah?" Tanya Wakatoshi tanpa basa-basi terlebih dahulu.
Tobio mengangguk meskipun Wakatoshi tidak dapat melihatnya. "Mnm. Tadi pulang langsung mandi, jadi tidak lihat pesan Nii-san."
"Tidak.. masalah.." suara Wakatoshi terdengar lebih lambat dari biasanya dan sedikit serak.
"Nii-san minum berapa banyak?" Tobio melihat jam yang berada di ponsel. Waktu menunjukkan hampir tengah malam. Artinya, Wakatoshi sudah berada di acara selama berjam-jam lamanya.
"Hanya.. sedikit.."
Tobio memutar mata. "Sedikit itu berapa gelas?"
"Aku.. lupa menghitungnya.."
Itu adalah suara dengan perasaan bersalah. Tobio dapat membayangkan jika saja Wakatoshi saat ini berada di hadapannya, pasti orang itu sudah menundukkan kepala dalam-dalam ketika mengucapkan kalimat tersebut.
Tobio menghela napas, berdiri dari duduknya, berjalan menuju wardrobe. "Nii-san sekarang pulanglah. Aku sudah menyiapkan jemputan disana."
Wakatoshi tidak segera menjawab, untuk itu Tobio menunggu jawaban sembari memilih-milih pakaian yang akan dikenakan untuk malam ini.
"Tidak mau.."
"Hah? Apa?" Tobio berhenti di tempat.
"... Tidak bisakah kau yang menjemputku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERESTED || SakuKage
Fanfiction(Pro Player) Sakusa Kiyoomi x (CEO) Kageyama Tobio Tobio sangat menyukai apapun yang menarik perhatiannya. Dia memiliki obsesi tersendiri untuk memiliki barang yang sudah menjadi incarannya. Jika menurutnya barang itu cantik dan menggoda, dia dapat...