Sejak Tobio datang dan ikut nimbrung dengan mereka di ruang tamu, Kiyoomi tidak pernah berhenti memperhatikannya. Dia bahkan secara terang-terangan menatap Tobio. Wajahnya tampak datar, berbeda dengan pandangan matanya, penuh dengan segala macam emosi yang sulit untuk diutarakan.
Melihat anak itu pergi keluar dengan alasan akan berangkat kerja meskipun hari sudah malam, Kiyoomi tanpa pikir panjang langsung mengejar. Dia bahkan menghiraukan teriakan Atsumu di belakang.
Kiyoomi langsung menjangkau Tobio, yang menyebabkan Tobio tersentak kaget. Dia menariknya keluar rumah dan membenturkannya ke tembok dengan sedikit kasar. Kiyoomi menghimpitnya, mata melotot tajam, menatap langsung pada Tobio.
"Kau--!"
Tobio sedikit mengerang ketika merasakan punggungnya menabrak tembok. Saat wajahnya terangkat, pandangannya langsung bertemu dengan obsidan hitam milik Kiyoomi yang sedang berkilat-kilat. Tobio berkedip-kedip. "Aku?"
Kiyoomi mendecihkan lidah melihat tampang sok ketidaktahuan Tobio. Tangan masih mencengkeram erat pergelangan tangan anak itu, dia menggeram marah. "Kau lupa apa yang sudah kau lakukan padaku? Ha?!"
Tobio di sisi lain bersikap tenang. Tidak ada tanda-tanda di wajahnya bahwa dia sedang ketakutan atau terkejut. Hanya memiringkan kepala seakan-akan bertindak dirinya kebingungan. Bibirnya bergetar menahan senyum. "Huh? Apa?"
Ini membuat Kiyoomi semakin tersulut api amarah. "Sialan! Kau benar-benar lupa? Brengsek! Kau--"
Cup!
Tobio menempelkan bibirnya ke Kiyoomi dengan cepat. Kiyoomi langsung mematung di tempat dengan mata melebar dan pupil bergetar. Dia terkejut dengan tindakan tak terduga tersebut. Kata-kata yang ingin ia keluarkan langsung tertahan di tenggorokan. "Kau.. kau.."
"Hm? Kau mau lagi?"
"Stop!" Kiyoomi langsung melangkah mundur. Tubuhnya bereaksi lebih cepat daripada otaknya. Dia langsung menoleh ke kanan dan kiri dengan was-was, mengecek apakah ada orang di sekitar mereka.
Setelah mengetahui bahwa di sekeliling mereka sepi, toh siapa yang berani masuk di kawasan rumah Kageyama, Kiyoomi langsung berkata dengan marah namun bervolume pelan, "Apa kau gila?!"
Tobio tersenyum, menjawab pertanyaan Kiyoomi dengan asal yang membuat orang itu bertambah murka, "Aku sehat."
Kedua tangan Kiyoomi sudah terkepal erat. Dia menutup mata sembari secara perlahan menghembuskan napas, kemudian berucap di sela-sela giginya yang saling menggerus, "Aku tidak tau ternyata kau setidakmalu ini."
Tobio lalu tertawa senang melihat ekspresi yang dibuat Kiyoomi. Dia merasa cukup puas dengan aksinya yang mencium orang itu. "Jadi? Kenapa kau mengejarku?"
Setelah merasa emosinya cukup mereda, Kiyoomi membalas perkataan Tobio dengan sengit, "Apa kau sungguh menanyakan hal itu?!"
"Hu um."
"Sialan," Kiyoomi mengumpat. Meluapkan amarahnya dengan kata-kata yang terlintas di dalam pikiran, "Kau benar-benar orang terbrengsek, tidak memiliki sopan santun, bertindak seenak jidat, suka memaksa orang lain, dan yang paling penting, kau orang terburuk yang pernah aku temui!"
"Ouch?" Wajah Tobio mengernyit, dibuat seakan-akan dia telah tersakiti oleh perkataan Kiyoomi. Satu tangan mengusap dada. Kepala lalu miring ke samping, berkedip-kedip dengan raut muka berganti menjadi tidak merasa bersalah, "Terima kasih atas.. hinaannya?"
Kiyoomi semakin geram, "Fuck you, Kageyama Tobio! Fuck you!"
Tobio ketika mendengar ini, langsung menyeringai aneh. Dia tahu bahwa Kiyoomi saat ini sedang marah, tapi tidak menutup kemungkinan bagi dirinya untuk terus menggodanya. Tobio lalu membalas dengan nada tengil, "Yeah, fuck me, Sakusa Kiyoomi~"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERESTED || SakuKage
Fanfiction(Pro Player) Sakusa Kiyoomi x (CEO) Kageyama Tobio Tobio sangat menyukai apapun yang menarik perhatiannya. Dia memiliki obsesi tersendiri untuk memiliki barang yang sudah menjadi incarannya. Jika menurutnya barang itu cantik dan menggoda, dia dapat...