14

443 56 12
                                    

Di tempat Tadashi dan yang lainnya

Empat puluh menit akhirnya berlalu, dan Tobio belum juga kembali dari perginya dia mengangkat telepon. Tadashi yang sudah menunggu Tobio bersama dengan anggota Tim MSBY hanya bisa menjadi gelisah di dalam hati. Kedua kaki sudah bergetar tidak karuan.

Hinata yang melihat kecemasan Tadashi semakin lama semakin membesar, berusaha menenangkan. "Tenang, Tadashi. Pasti Kageyama-san akan kembali."

Tadashi hanya mampu tersenyum kaku membalas ucapan Hinata. Kalau kembali, memang dapat dipastikan bosnya itu akan kembali. Karena dia tahu bagaimana kuatnya Tobio. Yang yang ia khawatirkan adalah hal lain.

Masalah apa yang ditimbulkan bosnya hingga sampai memakan waktu hampir satu jam? Benarkah hanya mengangkat panggilan?

Itulah pikiran yang sejak tadi menghantui dirinya. Dia takut jika Tobio berbuat nekat, persis seperti kejadian dua hari yang lalu yang membuatnya hampir kelimpungan. Jika memang demikian, tidak ada yang bisa menghentikan bosnya itu.

Tadashi tidak bisa membiarkan Tobio mengalami kejadian lebih buruk lagi. Karena jika sampai terjadi, dia tidak akan dapat mema--

"Coba kau hubungi dia lagi, Tadashi-kun." Atsumu mencoba memberi saran dengan senyum setengah malas khasnya.

Tadashi segera pulih dari pikiran negatifnya kemudian mengangguk. Tangan dengan kaku mengambil ponsel dan langsung menghubungi Tobio.

Dia menelan ludah dengan susah payah. Bahkan tanpa sadar menggigiti kuku ibu jarinya. Takut jika Tobio tidak akan mengangkat panggilan seperti tadi saat dia mencoba menghubungi.

Setelah terdengar bunyi sambungan ketiga, di seberang ada seseorang yang menyahut.

"Tadashi?"

Tadashi langsung berbinar mengetahui panggilannya diangkat, "Tobio-sama?!"

"Ada apa?" Suara Tobio terdengar kelelahan. Tadashi dapat mendengar napasnya yang menderu cepat, terengah-engah akibat kekurangan oksigen.

"Anda di mana Tobio-sama? Apa anda di kejar seseorang? Kenapa napas anda sangat cepat? Apa saya perlu ke sana?" Tadashi langsung menghujani Tobio pertanyaan dengan panik.

Tobio menarik napas panjang. Alih-alih menjawab pertanyaan khawatir Tadashi, dia malah berkata, "Simpan pertanyaanmu. Aku segera kembali."

"Eh? Tapi---"

Tut

"Tobio-sama?!"

Panggilan kemudian berakhir dengan Tobio yang menutupnya dengan sepihak.

Bukannya menjadi tenang karena Tobio berhasil dihubungi, Tadashi justru bertambah resah. Wajah sudah berubah memutih. Mengingat kembali suara napas Tobio yang berat dari balik telpon, membuat pikiran negatifnya semakin menjadi. "A-aku harus mencari Tobio-sama. Dia dalam masalah.." dia buru-nuru berdiri.

"T-tunggu! Tunggu!" Hinata segera mencekal tangan Tadashi.

Melihat kondisi Tadashi yang hampir seperti terkena serangan panik, semua orang yang ada di sana menjadi sedikit merasa bersimpati. Yah, meskipun mereka tidak tahu kenapa Tadashi harus bereaksi berlebihan seperti itu.

"Kami akan berusaha membantu, Tadashi. Tapi sebelum itu, tenangkan dulu pikiranmu."

"Tapi Tobio-sama tidak bisa menunggu lebih lama! Nanti kalau terjadi apa-apa dengannya, aku akan memb--"

"Oh! Itu Tobio!" Teriak Bokuto, langsung menunjuk ke arah yang dimaksud.

Tadashi segera menoleh. Bola mata bergerak panik mencoba mencari keberadaan bosnya. Dari jauh, dia dapat melihat seorang pria dengan kaos putih, di lengkapi dengan jaket hitam yang resletingnya terbuka, memakai celana pendek seatas paha, berjalan mendekat.

INTERESTED || SakuKageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang