S2 - 19. Perasaan apa ini?

345 58 23
                                    

Ternyata yang suka Kageyama masih banyak!! Yah, walaupun tidak sebanyak dulu. But, I'm still happy for knowing that! Really!😭
Soalnya skrng udh banyak yang oleng ke anime sebelah😔 (well, soon to be me juga keknya, soalnya aku belum nonton ehe)
Anyways, makasih yang udh nunggu aku update!

Aku awalnya udh planning awal puasa bisa mulai up lagi, eh tpi ternyata malah pas awal puasa tugasku makin banyak dan deadline pada mepet semua, jdi emng belum ada waktu buat buka watty waktu itu😔

Oke, cukup basa-basinya

Enjoy!

==========

"Kalian bisa menggunakan kamar ini atau yang di sebelahnya," kata Wakatoshi memberi tahu tamu dadakannya tempat mereka dapat bermalam.

Hinata celingak-celinguk mengamati ruangan. Kedua bola matanya menjadi bulat sempurna dan sangat takjub. "Woah.. Ini beneran boleh kita gunakan, Ushijima-san?"

Ushijima mengangguk, "Iya, anggap kamar sendiri."

Bokuto yang mendengar itu bersorak gembira. Dia tentu dengan senang hati akan menganggapnya sebagai kamar sendiri. Dirinya detik berikutnya setelah Wakatoshi mengatakan itu, langsung loncat ke atas kasur dan meneriakkan, "ASSHA!" Lalu berguling-guling kesana-kemari seperti anak kecil yang sedang bermain di kolam bola.

Atsumu disisi lain mengamati seluruh interior dan hiasan yang ada di ruangan tersebut. Dia melihat sambil mengangguk-angguk layaknya orang sedang berpikir serius. Di kepalanya muncul imajinasi berapa banyak angka 0 yang dikeluarkan untuk mendekor kamar tersebut. Di pikirannya muncul suatu skema kejahatan, dan berkata dalam hati, 'kalau aku diam-diam mengambil barang yang ada disini dan menjualnya, pasti akan langsung kaya raya..' dia langsung menggelengkan kepala karena tahu bahwa skema konyol itu akan langsung ketahuan dan dapat membuatnya masuk penjara karena kasus pencurian.

Kiyoomi sejak tadi hanya berdiri diam di depan pintu. Dia melirik sekilas ruangan tersebut tanpa minat. "Kalian bertiga akan menggunakan kamar ini. Aku akan menggunakan yang sebelah sendirian."

Ketiga aktivitas yang dilakukan teman-temannya langsung berhenti. Mereka semua menatap Kiyoomi dengan tatapan meminta penjelasan lebih. "Huh??!"

"Bye~" Kiyoomi tersenyum puas. "Ayo, Wakatoshi-kun."

Wakatoshi yang tidak tahu menahu hanya mengernyitkan dahi, dan mengantar Kiyoomi ke kamar sebelah. Setelah selesai mengantar Kiyoomi, Wakatoshi pergi ke kamarnya sendiri meninggalkan Kiyoomi sendirian.

Kiyoomi menghela napas panjang. Dia membuka jaketnya dan meletakkannya ke dalam rak pakaian yang sudah tersedia. Selesai dengan itu, dia langsung mandi. Ketika keluar kamar mandi, sudah ada sepasang pakaian yang tergeletak di atas kasur. Karena dirinya saat ini di Tokyo disebabkan oleh ketiga teman idiotnya dan terjadi secara mendadak ditambah paksaan, menjadikan dia tidak membawa pakaian ganti sepeser pun, untuk itu Kiyoomi tadi meminta tolong kepada Wakatoshi untuk meminjamkannya beberapa pakaiannya.

Kiyoomi memakai pakaian itu. Besar tubuh dia dan Wakatoshi tidak terlalu beda jauh sehingga pakaian yang ia gunakan sangat pas di tubuhnya. Kiyoomi dapat mencium aroma laundry dari kain yang ia kenakan. Di otaknya, dia langsung dapat menyimpulkan bahwa aroma yang digunakan sangat berbanding terbalik dengan yang ada pada adiknya. Adiknya Wakatoshi memiliki aroma lembut seperti susu dan ada ciri khas bayi yang nakal dan susah diatur, berbanding terbalik dengan Wakatoshi, aromanya maskulin hingga dapat disimpulkan bahwa itu sangat tegas.

Setelah dipikir-pikir, kenapa dia jadi tau bagaimana aroma anak itu? Kiyoomi membelalakkan mata dan dengan cepat menggelengkan kepala. Dia sudah seperti orang mesum saja hingga mengetahui aroma seseorang! Tubuhnya merinding memikirkan itu.

INTERESTED || SakuKageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang