S2 - 24. two animals on the bed

524 39 12
                                    

Warning : 🔞, non con, semi-rape, rough s

==========

Tobio membelalakkan mata saat melihat orang yang ada di atasnya dan sedang mengukungnya saat ini. "Kiyoomi-san?" Tanya Tobio dengan suara bergetar bingung karena kehabisan napas akibat ciuman paksa yang tadi dilakukan. Dada masih naik turun.

Tatapan mata yang tadinya linglung, tiba-tiba berubah tajam. Dia berusaha melepaskan diri dari Kiyoomi. "Apa yang kau lakukan?!"

Wajah Kiyoomi masih tetap datar, mata sayup-sayup memandangi Tobio yang sedang mendelik ke arahnya. Namun anehnya, ada jejak kemarahan di tatapan itu. Tangan Kiyoomi yang masih bebas, ia gunakan untuk mencengkeram rahang Tobio. Wajahnya mendekat. "Kau.."

Saat Kiyoomi mencoba mengeluarkan suara, Tobio dapat mencium samar-samar bau alkohol dari napasnya yang keluar lewat mulut. Ah, Tobio langsung sadar bahwa Kiyoomi sedang mabuk. Kepala bergerak-gerak berusaha menyingkirkan tangan Kiyoomi dari rahangnya. Tetapi semakin Tobio melawan, cengkeraman Kiyoomi semakin bertambah kuat yang membuatnya mendesis sakit.

Kiyoomi mendecakkan lidah. Mengarahkan wajah Tobio lurus kepadanya, dia menggeram lirih. "Sudah berapa banyak orang yang termakan omongan manismu, hah?" Suaranya yang keluar terdengar rendah dan mengandung emosi.

Tobio bingung dengan yang dimaksud Kiyoomi. "Apa yang kau bicarakan?!"

Cengkeraman tangan Kiyoomi pada pergelangan dan rahang Tobio semakin kuat. "Kau.. berapa banyak orang yang sudah kau tiduri?"

Pertanyaan hina macam apa itu. Tobio ketika mendengarnya merasa tersinggung. Tatapan matanya semakin nyalang hingga alis menukik tajam. Keduanya menatap dengan sangat sengit. "Lepaskan aku!"

"Jawab pertanyaanku!"

"Kau mabuk, Kiyoomi-san! Lepas!" Tubuh Tobio meronta-ronta di bawah kukungan Kiyoomi. Tetapi karena perbedaan tubuh keduanya yang terlihat jelas, Tobio jelas kalah dalam hal kekuatan.

Tobio benci dimana situasi tidak menguntungkannya. Apalagi dibuat tidak berdaya begini dibawah kukungan seorang pria. Dia benci hal itu. Sangat membencinya. Harga dirinya serasa diinjak-injak. Emosi di dalam hati seketika memuncak. Dengan tatapan bengis dan tajam, Tobio langsung melayangkan tendangan ke pinggiran selangkangan Kiyoomi. Oh, itu tidak sampai mengenai bagian tengah. Hanya di pinggir. Namun itu sukses membuat Kiyoomi mengerang kesakitan dan ambruk ke samping.

Melihat ada celah untuk dirinya kabur, Tobio beranjak dari kasur. Dia dengan panik berusaha untuk berlari ke arah pintu. Dia harus bisa keluar, atau kalau tidak, setidaknya pintu harus bisa ia buka. Dengan begitu, kakaknya akan dapat mendengar teriakannya minta tolong. Yah, kamarnya ini di desain kedap suara. Jadi mau sekeras apapun Tobio berteriak atau membuat gaduh, orang diluar tidak akan mendengar kecuali pintu terbuka.

Tepat saat Tobio akan dapat menjangkau knob pintu, ada tangan besar yang menggapai kerah bajunya. Jelas siapa orang itu, Kiyoomi. Harapan di binar mata Tobio, seketika sirna. Tobio meronta, meminta untuk dilepaskan. Bahkan dia tidak segan untuk memukul tubuh pria itu yang mana selama ini dia menahan diri untuk tidak melakukannya.

"Lepas!" Tobio mencakar-cakar lengan Kiyoomi yang berada di kerahnya.

Kiyoomi tetap diam, dia langsung menyeret paksa Tobio kembali ke kasur dan melemparkannya dengan kasar.

"Kau---!" Saat Tobio akan bangun, Kiyoomi sudah terlebih dahulu menekan dan mengunci tubuhnya.

Satu tangan Kiyoomi memegangi kedua pergelangan tangan Tobio dengan mencengkeramnya di atas kepala. Dari sisi Kiyoomi, dirinya dapat melihat Tobio yang kesusahan dengan wajah memerah marah, berusaha ingin melepaskan diri. Ada gemelitik kesenangan aneh di hati saat dapat melihat raut wajah marah itu dibawah kendali dirinya. Kiyoomi menyeringai jijik atas kesenangan yang ia rasakan. "Jadi ini perasaanmu saat terus-terusan menggangguku?"

INTERESTED || SakuKageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang