•hasil pemikiran sendiri
•slow update
•revisi🍀 Happy reading 🍀
DIRGANTARA INTERNASIONAL SCHOOL terpampang megah di tembok pintu gerbang sekolah tempat Rafa menimba ilmu selama setahun lebih ini. Sekarang ia berada ditingkat 2 atau kelas 11 MIPA 1.
Rafa turun dari mobil Galang tepat didepan gerbang sekolah, banyak siswa siswi yang mengalihkan pandangannya pada Rafa. Rafa itu populer dan masuk dalam salah satu most wanted sekolah tersebut, bukan hanya karena tampan tapi Rafa memiliki otak yang jenius.
"Gw masuk ya bang." pamit Rafa, jika bersama abang dan teman-temannya Rafa terbiasa menggunakan bahasa lo-gw.
"Oke, hati-hati disekolah ya prince Rafa." ucap Galang yang dibalas senyuman oleh Rafa.
Melihat Galang pergi, Rafa langsung berjalan memasuki area sekolah. Baru beberapa langkah, Rafa dikejutkan oleh seseorang yang merangkul tubuhnya sambil cengengesan.
"Pagi my king-bos-tuan mudanya hamba," sapa pemuda tersebut.
"Cckk,, apaan sih lo. Ngagetin gw aja, berhenti manggil gw pake panggilan aneh itu. Masih pagi bikin gw emosi aja lo. " Rafa mencubit pinggang pemuda tersebut hingga ia melepaskan rangkulannya.
"Ooyy, sakit banget tau, sangar banget sih lo." Leo mengusap pinggangnya yang sakit sambil mengumpat dalam hati
"Pagi Rafa.." sapa pemuda satu yang bernama Sean yang dibalas senyuman oleh Rafa.
Mereka berdua adalah sahabat Rafa semenjak masuk sekolah ini. Leonard Maulana memiliki tubuh lebih pendek dari Rafa, kulit kuning langsat dengan kepribadian jahil dan ceria. Sering kena pukul tiba-tiba oleh Rafa tapi tidak pernah marah pada Rafa.
Sedangkan satunya bernama Sean Arlan shinda, blasteran jepang-jawa memiliki perawakan paling tinggi diantara keduanya. Kulit putih bersih dan wajah Japanese yang sangat kentara. Memiliki kepribadian dingin dengan wajah datar, selalu jadi penengah dan pendengar yang baik untuk kedua sahabatnya.
Mereka bertiga berjalan di koridor menuju lantai 2 tempat deretan kelas 11, sekolah ini memang memiliki 3 lantai. Lantai 1 digunakan untuk kelas 10, ruang guru, dan ruang serbaguna. Sedangkan lantai 2 digunakan untuk kelas 11, ruang laboratorium, perpustakaan dan lab bahasa. Lalu lantai 3 untuk kelas 12 dan ruang klub ekstrakurikuler. Adapun rooftop yang biasa digunakan para siswa nakal untuk bolos pelajaran atau sekedar menghirup udara segar, lapangan indoor, gudang dan kantin yang berada di gedung yang berbeda.
Selama perjalanan banyak mata yang menatap mereka bertiga, walaupun sebenarnya mereka hanya terpesona pada Rafa dan wajah datar Sean. Rafa membalas sapaan mereka hanya dengan senyuman, lalu memilih melanjutkan langkahnya dari pada meladeni para siswi tersebut.
Rafa memasuki ruang kelasnya, duduk dibarisan tengah dekat dengan jendela. Menyimpan tasnya, kemudian mulai memainkan handphone. Sedangkan Leo dan Sean duduk dikursi mereka masing-masing yang saling berjauhan.
"Pagi Rafa.."sapa Dimas sang ketua kelas yang duduk didepan Rafa.
"Hmmm..." balas Rafa yang tetap fokus pada handphone.
Merasa diacuhkan, Dimas membalikkan badannya dan kembali melanjutkan obrolannya dengan teman-temannya. Ia sudah terbiasa di acuhkan oleh Rafa, tapi sebagai ketua kelas ia ingin mencoba akrab dengan Rafa walaupun terus di acuhkan.
Selang beberapa menit kemudian, seorang siswi teman sekelas Rafa datang dengan hebohnya membuat semua murid menoleh kearahnya.
"Oy Rafa bokap lo sama siapa, gw liat mereka jalan kekantor kepala sekolah." kata siswi yang bernama Friska yang baru sampai kelas. Dia tidak sengaja melihat papanya Rafa bersama seorang pemuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafanka Arlatea ✓
FanfictionRafanka Arlatea adalah sosok mandiri yang pandai menyembunyikan perasaannya. Setelah mamanya meninggal, hubungan Rafa dan papa Ardian semakin menjauh. Saat sang papa memutuskan untuk menikah lagi, Rafa hanya menunjukkan wajah datarnya tanpa penolaka...