•hasil pemikiran sendiri
•slow update
•revisi🍀 Happy reading 🍀
Malam harinya Rafa berjalan dengan malas di belakang Andre menuju kamar rawat Dika, karena Andre memaksa Rafa untuk ikut kerumah sakit bersamanya.
"Cepetan jalannya Rafa, Dika udah lama nungguin kamu." ajak kesal Andre yang melihat Rafa seolah enggan mengikutinya.
"ck,,, apaan sih lo bang, udah gangguin waktu gw pake nyuruh-nyuruh gw jengukin Dika lagi." ucap Rafa ketus.
Itu karena Rafa benar-benar merasa malas kerumah sakit apalagi jika harus berlama-lama bertemu dengan Ardian. Dan Rafa tidak menyukai rumah sakit karena mengingatkannya kembali akan rasa sakit saat kehilangan mamahnya.
Mereka akhirnya sampai didepan kamar Dika, Andre masuk diikuti oleh Rafa dibelakangnya.
"Assalamualaikum,." ucap Andre.
"Wa'alaikumsalam, eh Andre kamu udah dateng. Wah ternyata ada Rafa juga." jawab Nafisa tersenyum kearah Andre dan Rafa.
"Kak Rafa makasih ya udah datang, tapi kok lama banget aku sampai kesel nungguin kakak." Dika bangun dari kasurnya berjalan memeluk Rafa karena infusan ditangannya sudah dilepas
"Lepas Dika," ketus Rafa menyentil dahi Dhika saat ia melepaskan pelukannya.
"aww,, sakit kak." Dika mengusap dahinya.
"Rafa, kamu apa-apaan sih." Ardian terkejut melihat tindakan Rafa.
"Jangan meluk-meluk gw, risih tahu. Gw masih normal paham lo." Rafa menunjuk wajah Dika yang kebingungan.
Serentak semua yang berada diruangan tersebut tertawa, meninggalkan Dika yang masih dalam keadaan kebingungan. Nafisa tersenyum melihat keakraban anak-anaknya, berharap kehangatan seperti ini akan abadi selamanya.
"Kalian sudah makan?" tanya Nafisa pada Andre dan Rafa.
"Udah kok bun, tadi bang Andre masakin nasi goreng." jawab Rafa yang tengah duduk dipinggir kasur Dika.
"Apaan sih dek, udah dibilang juga jangan meluk-meluk gw." Rafa melepas kedua tangan Dika yang mencoba memeluknya dari belakang.
"Sebentar aja kak, Dika kangen." Rafa akhirnya pasrah dipeluk oleh Dika walaupun ia merasa sangat risih. gw masih normal woy, masa dipeluk-peluk sama laki juga.
"Makasih ya kak." Dika melepaskan pelukannya, tersirat jelas rasa bahagia di wajahnya.
"lo manja amat sih jadi cowok, aneh gw." Rafa membalikkan tubuhnya membuat posisi mereka saling berhadapan menyisakan jarak beberapa senti saja.
Terkejut, Rafa langsung membuang muka ke arah lain ( ini bukan kisah bl, huft hampir aja) , Dika juga dibuat gugup karena ketidaksengajaan tersebut sedangkan papa, bunda dan Andre hanya menatap bingung dengan keduanya.
"Kapan adek diizinin pulang pah?" Andre menyadari suasana ruangan tersebut terasa aneh.
"Besok juga pulang kalau demamnya gak naik lagi." ucapan Nafisa mengulurkan tangannya kearah rambut Rafa.
Rafa refleks menahan tangan Nafisa yang hendak membelainya, membuat Nafisa tersentak kaget kemudian mengurungkan niatnya.
Pemuda itu hanya menatap datar kearah Nafisa, kenapa sikapnya bisa dengan mudah berubah. Rafa terkadang sangat baik dan ramah, tapi terkadang menjadi cuek dan terkesan tidak peduli pada orang-orang disekitarnya.
😶😶😶
Ardian dan Nafisa pamit pulang untuk membawa baju kotor dan barang-barang yang harus dibawa pulang, meninggalkan Rafa dan Ardian agar menemani Dika sampai papa dan bundanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafanka Arlatea ✓
FanfictionRafanka Arlatea adalah sosok mandiri yang pandai menyembunyikan perasaannya. Setelah mamanya meninggal, hubungan Rafa dan papa Ardian semakin menjauh. Saat sang papa memutuskan untuk menikah lagi, Rafa hanya menunjukkan wajah datarnya tanpa penolaka...