chp 5: Rapuh

4.4K 349 4
                                    

•hasil pemikiran sendiri
•slow update
•revisi

🍀 Happy reading 🍀

Andre bangun lebih dulu, dilihatnya Dika masih tertidur dan alangkah terkejutnya melihat seseorang tidur dengan posisi duduk disamping ranjang adiknya. Andre melihat Rafa tertidur sambil menggenggam tangan adiknya, perasaan lega sekaligus bahagia ia rasakan.

Tidak lama kemudian, papa dan bundanya datang menampilkan ekspresi yang sama dengan Andre yaitu bahagia. Bunda meletakkan jari telunjuknya didepan bibir, memberi isyarat agar tidak berisik dan menganggu tidur kedua putranya. Rafa menunjukkan pergerakan sepertinya ia terbangun, suara sekecil apapun bisa mengganggu tidurnya karena itu kamar Rafa di desain kedap suara.

"Kamu kapan datang kesini Rafa, kok kak Andre gak tahu." kata Andre pada Rafa yang sedang mengusap wajahnya.

"tadi malam, pas abang tidur." jawab singkat Rafa.

"maafin papa ya udah ninggalin kamu sendiri dirumah, papa juga udah mikir yang nggak-nggak tentang kamu." Ardian mendekati Rafa yang menatapnya datar, ia benar-benar tidak menyukai tatapan anaknya itu.

"kak Rafa mau kemana?" tanya Dika yang sudah bangun sesaat setelah Rafa bangun memegang tangan Rafa yang hendak pergi.

"Toilet." jawab singkat Rafa.

"balik lagi kan?" rengek Dika dibalas anggukan oleh Rafa.

Rafa keluar dari kamar rawat Dika, meninggalkan keluarganya disana dengan tatapan penuh makna.

"gimana keadaan kamu de?" bunda memeriksa tubuh Dika .

"udah baikan kok bunda, malahan udah sehat. Semua karena kak Rafa." ucap Dika sambil tersenyum

"emangnya Rafa ngapain kamu, kayanya anak papa bahagia banget?" kata Ardian penasaran.

"gak ngapa-ngapain sih, cuma seneng aja di jenguk sama kak Rafa." kata Dika membuat Andre semakin penasaran pada adiknya.

Namun tidak lama kemudian Rafa kembali masuk kedalam kamar rawat Dika, dan membuat semua orang melihat kearahnya.

"sorry ya dek, gw pulang dulu." ucap Rafa saat berada di dalam kamar rawat Dika

"kenapa..." lirih Dika kecewa.

"iya Rafa, kamu bisa kan temenin adek dulu hari ini. Kalau masalah sekolah, papa bisa mintain izin buat kamu."kata Ardian tidak tega melihat Dika yang ingin bersama dengan anaknya.

"gak bisa pa,. Maaf ya dek, nanti gw kesini lagi buat nemenin lo." ucap Rafa yang hendak meninggalkan ruangan tersebut.

"Kamu gak mau sarapan dulu, bunda bawa lebih kok kita makan sama-sama." tawar bunda.

"Makasih bun, kayanya gak usah. Rafa pamit pulang ya." kata Rafa berjalan menuju pintu keluar.

"mau abang anter gak?" tanya Andre.

"gak perlu, gw udah ada yang jemput." tolak Rafa.

"Siapa..." belum sempat Ardian menyelesaikan kalimatnya Rafa sudah meninggalkan kamar rawat Dika.

Rafanka Arlatea ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang