chp 13: Flashback (Ardian-Rafa)

2.8K 219 4
                                    

•hasil pemikiran sendiri
•slow update
•revisi






🍀 Happy reading 🍀

Rafa melangkahkan kakinya menuju meja makan dengan Galang yang mengikutinya dari belakang, disana sudah berkumpul Ardian, Nafisa dan kedua anaknya.

Ardian pulang lebih cepat karena ingin makan malam bersama keluarganya, apalagi setelah mendengar dari sambungan telepon Nafisa jika Rafa sudah berada dirumah bersama seorang pemuda bernama Galang.

Rafa langsung duduk di kursinya, tentu saja sambil memainkan ponselnya. Sudah menjadi kebiasaannya tidak bisa lepas dari benda pipih tersebut.

"Malam om.?" sapa Galang saat sampai dimeja makan pada Ardian.

"Iya malam juga Galang, sudah lama ya kamu gak main kerumah om?" ucap Ardian seraya membalas senyuman dari Galang.

Galang langsung mendudukkan dirinya disamping Rafa, lalu menatap intens pada Dika dan Andre secara bergantian.

"Karena Rafa sama Galang sudah disini, mending langsung mulai aja acara makan malamnya." kata Nafisa yang datang dengan membawa gelas air lalu duduk disamping Ardian.

Mereka menikmati makan malam bersama, terdengar dentingan sendok dengan piring saling bersahutan.

"Simpan dulu hpnya dek?." ucap lembut Galang pada Rafa.

"Iya bang." Rafa langsung meletakkan ponselnya disamping piring.

"Gimana kabar papa dan mama kamu Lang?" tanya Ardian disela makannya.

"Mama dan papa baik kok om, kebetulan papa masih ada di Singapura karena ada masalah di perusahaan di sana dan mama ikut nemenin juga." tutur Galang.

"Kak Galang udah kenal lama ya sama kak Rafa?" tanya Dika membuat Rafa menatapnya tajam

"Iya, udah lama. Emangnya kenapa?" kata Galang dengan nada lembutnya.

"Ya gak papa, soalnya kelihatannya deket banget." Dika membalas senyuman Galang.

"Terus sekarang kamu lagi sibuk apa Lang?" Ardian melanjutkan pertanyaannya yang sempat dipotong oleh Dika.

"Galang masih sibuk kuliah om, soalnya bentar lagi skripsi. Terus paling bantuin papa ngurus perusahaan yang papa tinggal disini." ucap Galang.

"Wah kamu memang hebatnya, om juga berharap Rafa mau bantuin om ngurus perusahaan sekaligus menjadi pewaris perusahaan om nantinya, hehehe." kata Ardian yang diakhiri dengan canda ringan.

"Ukhu, ukhu ..." Rafa tersedak saat mendengar perkataan Ardian.

"Rafa pelan-pelan dek." Galang menyodorkan segelas air lalu menepuk punggungnya.

"Ih, ogah ya pah. Minta bang Andre kalau gak Dika aja yang jadi penerus papa, Rafa udah tujuan hidup sendiri dan papa jangan coba-coba larang kemauan Rafa." ucap Rafa  sambil menyeka bibirnya.

"Tapi kamu itu anak papa Rafa." Ardian menaikkan nada bicaranya.

"Bang Andre sama Dika juga kan anak papa." balas Rafa dengan nada santainya.

Nafisa dan kedua anaknya langsung terkejut dengan apa yang Rafa katakan, sedangkan Galang hanya bisa menghela nafas atas sikap Rafa pada Ardian.

"Papa serius Rafa?" Ardian mulai kesal dengan sifat Rafa yang terkesan tidak peduli padanya.

"Rafa juga serius pah, 100rius malahan. Rafa udah nentuin seperti apa masa Rafa nanti, dan papa gak usah ikut campur, ok?." kata Rafa membuat Ardian menatap kesal pada anaknya yang dengan santainya memasukkan makanan ke mulutnya.

Rafanka Arlatea ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang