•hasil pemikiran sendiri
•slow update
•revisi🍀 Happy reading 🍀
Disebuah kamar, duduk seorang pemuda yang tengah memegang sebuah berkas berlogo sebuah rumah sakit. Ia meremas sebuah kertas berisi hasil pemeriksaan yang ia lakukan beberapa hari yang lalu.
Dokter sudah menjelaskan perihal isi berkas tersebut, ia meminta dokter untuk tidak mengatakan yang sebenarnya apabila Rafa bertanya tentang hasil pemeriksaan tersebut.
"Maafin Kai ya dek, sepertinya Kai gak bisa tepatin janji Kai sama kamu?" lirih Kai dalam kesendiriannya.
Kai mencengkram kuat dadanya, bulir bening jatuh dari pelupuk matanya. Ia menangis dalam diam, tidak tahu harus berkata apa pada Rafa jika adiknya itu meminta penjelasan darinya.
3 bulan adalah sisa waktu yang ia miliki, itu artinya sebelum ulang tahun Rafa. Kai takut adiknya kembali bersedih karena ia tidak bisa merayakan ulang tahun adiknya.
🍀🍀🍀
Satu minggu telah berlalu, kini Rafa dengan ketiga abangnya + Sean dan kakak perempuannya tengah duduk dikursi pesawat dengan tujuan pulang Dewata, Bali.
Tentu saja setelah berdebat dengan Ardian sepanjang malam akhirnya Rafa memperoleh ijin dari papanya.
Mereka tiba di bandara saat sore hari lalu langsung menuju hotel tempat mereka menginap dengan menggunakan dua buah mobil yang tentu saja telah disiapkan oleh Senja.
Sesampainya di hotel, mereka langsung menuju kamar untuk beristirahat. Dan seperti biasanya, Rafa akan meminta satu kamar dengan Kai. Rafa memang tidak bisa jauh dari kakak yang usianya hanya beda 3 bulan itu, ia bahkan akan menjadi sangat overprotektif pada Kai.
Rafa memang selalu merasa senang saat bisa membantu Kai. Seperti saat ini, Rafa tengah membereskan baju-baju milik Kai dan miliknya.
Kai sempat ingin membantu, namun Rafa menolaknya dengan keras dan meminta Kai untuk beristirahat. Bukan tanpa alasan Rafa melarang Kai membantunya, karena ia melihat wajah kakaknya itu terlihat lebih pucat dari biasanya.
"Hah, akhirnya beres juga." Rafa membaringkan tubuhnya di atas kasur setelah selesai merapihkan semua barang bawaannya.
"Adek pasti cape ya?" ucap Kai yang duduk di bagian samping kasur Rafa.
"Gak apa-apa kok, kakak tenang aja." Rafa mendudukkan tubuhnya lalu tersenyum kearah Kai.
Kai membalasnya dengan senyuman, tapi entah kenapa hati kecilnya justru terasa begitu sakit. Bayangan jika senyuman itu lenyap saat ia pergi tiba-tiba menghantui Kai, senyumannya meluruh.
"Kakak kenapa?" tanya Rafa menyadari perubahan ekspresi diwajah kai.
"Ah, gak kok dek. Kai gak kenapa-kenapa, cuma mikir rasanya seneng aja tahun ini bisa liburan bareng adek lagi." Kai memasang kembali senyuman diwajah.
Rafa merasakan senyuman Kai itu palsu, namun ia tak ingin bertanya lebih jauh karena takut merusak suasana diantara mereka.
😭😭😭
Kilauan senja berganti dengan warna kelam kegelapan, saat ini Galang, Sean dan Yuri (kakak perempuan Sean) tengah berkumpul disebuah restoran milik Senja.
Suasana didalam restoran tersebut penuh dengan pernak-pernik khas ulang tahun, lengkap dengan balon dan tulisan selamat ulang tahun serta kue cake bertingkat tentunya.
Tidak lama kemudian, Senja datang bersama dengan Rafa dan Kai yang sudah ditutup matanya dengan kain.
Rafa yang menggandeng Kai sambil menuntunnya berjalan kedalam restoran, ia kemudian mendudukkan Kai disebut kursi, lalu berdiri dibelakang Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafanka Arlatea ✓
FanfictionRafanka Arlatea adalah sosok mandiri yang pandai menyembunyikan perasaannya. Setelah mamanya meninggal, hubungan Rafa dan papa Ardian semakin menjauh. Saat sang papa memutuskan untuk menikah lagi, Rafa hanya menunjukkan wajah datarnya tanpa penolaka...