chp 7: Di tolong Ragil

3.5K 270 2
                                    

•hasil pemikiran sendiri
•slow update
•revisi

🍀 Happy reading 🍀

Pagi hari ini Dika memaksa untuk pulang dari rumah sakit meskipun dokter belum memberikan ijin karena kondisinya kembali menurun.

"kak Rafa mana bun, kok gak keliatan?" tanya Dika karena tidak menemukan keberadaan Rafa dirumah.

"Rafa mungkin masih disekolah dek, soalnya belum jam pulang sekolah." Nafisa menyelimuti tubuh Dika.

"Oh, iya ya bunda. Kak Andre juga belum pulang dari kampus, rumah berasa sepi soalnya." ucap Dika.

"Makanya sekarang adek istirahat ya, biar cepet sembuh biar nanti bisa sekolah lagi sama kak Rafa." Nafisa mengelus lembut kepala anak bungsunya itu.

"Iya bunda, kalau gitu Dika mau tidur dulu soalnya masih lemes banget badannya."Dika menarik selimut menutupi sebagian tubuhnya.

"Bunda keluar ya," dikecupnya dahi milik Dika kemudian pergi keluar kamar.

Dika mencoba memejamkan matanya, bukannya mengantuk justru ingatan tentang pertengkaran dengan Rafa kembali muncul.

Dika penasaran tentang Kai, seseorang yang Rafa anggap sangat berharga. Dika berencana untuk mencari tahu tentang dirinya dan tentang hubungannya dengan Rafa, tentu saja saat ia sehat nanti.

😒😒😒

Jam istirahat tiba, saat sebagian besar siswa siswi berbondong-bondong menuju kantin untuk menikmati makan siang. Rafa masih asik duduk dikelas memandangi langit sambil mendengarkan musik di handphonenya.

"Aku dengar kemarin lusa adik kamu masuk rumah sakit ya Rafa?" tanya Dimas sang ketua kelas yang duduk didepan meja Rafa.

"Iya, Dika demam jadi dibawa kerumah sakit."jawab Rafa tanpa menoleh kearah Dimas.

"Apa kemarin kamu gak masuk sekolah karena nungguin dia dirumah sakit? Gak nyangka ya ternyata kamu perhatian juga." kata Dimas.

"Gw gak nemenin Dika, kemaren seharian gw tidur dirumah." Rafa yang masih asik memandangi langit.

"Ooh, gitu ya." Dimas membenarkan duduknya, mengakhiri pertanyaannya pada Rafa yang seperti tidak ingin di ajak bicara olehnya.

Sean berjalan menghampiri Rafa sambil membawa kantong berisi minuman dan makanan yang sengaja ia beli dari kantin.

"Minum dulu Fa, kamu kenapa gak kekantin?" Sean menyerahkan minuman sari jeruk pada Rafa.

"Gak kenapa-kenapa ko, cuma lagi males aja." Rafa menerima botol minuman dari Sean lalu meminumnya.

"makasih ya Sean, Lo emang temen gw yang paling pengertian." puji Rafa pada Sean yang ditanggapi datar olehnya.

Rafa menerima sebuah pesan diponselnya, saat membaca pesan tersebut Rafa tersenyum lebar.

"Gw pergi dulu ya bentar, makasih ya minumannya Sean." Rafa bangkit lalu menyerahkan kembali botol minuman yang isinya tinggal setengah lagi.

"Kamu mau kemana Rafa?" tanya Sean melihat Rafa berjalan menuju pintu kelas.

"Kekelas bang Ragil, dia mau ngasih kue bikinan ibunya." jawab Rafa dari depan pintu kelas lalu pergi meninggalkan kelasnya.

Rafanka Arlatea ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang