•hasil pemikiran sendiri
•slow update
•revisi🍀 Happy reading 🍀
Matahari kini telah muncul dari peraduannya, cahayanya terang menyinari bumi saat seorang pemuda masih terlelap dalam mimpinya. Rafa masih tertidur saat denting waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi, dan ia dipastikan akan bolos dari kewajibannya sebagai seorang pelajar.Sementara diruang tengah apartemen, Senja tengah sibuk membolak-balikkan berkas yang dikirim anak buahnya semalam. Ia memutuskan untuk bekerja dirumah sambil menunggu adiknya bangun.
Senja membiarkan Rafa bangun dengan sendirinya karena ia tahu, adiknya tidur larut malam akibat tidak bisa tidur. Ditemani secangkir kopi hitam, senja fokus pada laptop dan berkasnya.
"Abang..." Senja langsung menoleh kearah Rafa yang memanggilnya.
"Jangan dikucek dek.." kata Senja yang melihat Rafa menggosok matanya.
"Hoamm,,, Abang kenapa gak bangunin adek?" sepertinya perasaan Rafa sudah membaik, Senja tersenyum mendengar adiknya berbicara dengan nada manja
"Soalnya abang tahu semalam kamu gak bisa tidur kan, jadi kamu pasti baru tidur menjelang pagi kan?. Lagian pas tadi pagi abang mau bangunin kamu jadi gak tega liat kamu tidur nyenyak gitu." Senja berkata sambil terus menatap laptopnya.
"Oh, ya udah deh. Tapi adek jadi bolos lagi, bisa gak naik kelas kebanyakan absen bang." Rafa duduk disamping Senja sambil meregangkan otot tubuhnya.
"Itu gak akan sampai terjadi dek, kamu tuh udah pinter walaupun gak sekolah juga. Bahkan Abang pikir kamu mungkin bisa memimpin EA corporation lebih baik dari abang." Senja mengusak gemas rambut adiknya, ia memang sangat menyayangi Rafa.
Senja yang selalu bersikap dingin, tegas dan kejam bisa menjadi sangat hangat hanya pada adik angkatnya. Apalagi jika Rafa sudah bersikap manja padanya, Senja harus menahan rasa gemasnya atau mungkin ia akan menggigit Rafa karena saking gemasnya.
"Gak akan bang, adek gak cocok jadi pemimpin tuh perusahaan. Abang aja yang pimpin, jadi adek bisa habisin hasilnya. Hehehe.." Rafa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Mandi geh, udah siang juga. Abis itu kamu sarapan, kamu jadi kan pergi kesana.?" Senja menatap adiknya yang malah asik senderan disofa.
"Eh,, iya ya. Adek mandi dulu ya bang, biar ganteng kaya biasanya." Rafa pergi meninggalkan Senja yang hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang adik.
🍀🍀🍀
Sean menatap bangku kosong dipojok dekat jendela kelasnya, ia menghela nafasnya. Rafa tidak masuk sekolah lagi, guru mengatakan ia ijin karena ada urusan keluarga. Tapi Sean tahu, urusan keluarga disini bukanlah keluarga Ardian melainkan pasti abang-abangnya.
Sean hanya khawatir pada teman dekatnya, apalagi kemarin Rafa terlihat tidak baik menurutnya.
"Pak, saya mau minta ijin ke toilet sebentar?" Sean mengangkat tangannya, atensi pria paruh baya yang sedang menjelaskan materi tertuju padanya.
"Iya nak Sean, saya ijinkan." ucap sang guru
Sean keluar kelas menuju toilet, ia masuk kedalam salah satu bilik lalu mengeluarkan ponselnya.
Sean tidak menelpon Rafa, melainkan bang Senja. Karena Sean tahu, jika Rafa sampai tidak masuk sekolah ia pasti berada didekat Abang tertuanya itu
"Halo bang, Rafa ada sama abang gak?" ucap Sean saat panggilannya tersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafanka Arlatea ✓
FanfictionRafanka Arlatea adalah sosok mandiri yang pandai menyembunyikan perasaannya. Setelah mamanya meninggal, hubungan Rafa dan papa Ardian semakin menjauh. Saat sang papa memutuskan untuk menikah lagi, Rafa hanya menunjukkan wajah datarnya tanpa penolaka...