•hasil pemikiran sendiris
•slow update
•revisi🍀 Happy reading 🍀
Kring,,kring,,kring...
Bel istirahat berbunyi, murid-murid berbondong-bondong menuju kantin. Begitupun Dika dan seorang temannya, mereka tengah menyantap makan siang yang mereka pesan.
Disalah satu sudut ruangan kantin, beberapa siswa memperhatikan Dika dengan tatapan sinis.
Mereka adalah Kevin dan teman-temannya, Kevin terlihat seperti merencanakan sesuatu.
"Tuh bocah yang kemarin nabrak gw terus numpahin kuah panas bakso itu kan.?"ucap Kevin pada Bagas dan Dio yang diangguki keduanya.
"Gw mau main sama dia?."lanjut Kevin sambil tersenyum jahat.
"Mending jangan deh Vin, soalnya gw denger tuh anak adeknya si Rafa." larang Bagas mengetahui Dika adalah adiknya Rafa dari siswi dikelasnya.
"Emangnya kenapa kalau dia adeknya si Rafa.?"Kevin menaikkan sebelah alisnya, merasa heran dengan ucapan Bagas.
"Kalau lo ngapa-ngapain tuh anak udah pasti si Rafa bakal bertindak, emng Lo gak pernah dengar ya kalo Rafa bisa nendang siapa aja yang gak dia suka di sekolah ini?."jelas Bagas sedangkan Dio hanya menyimak sambil memakan siomaynya.
"Emang sebegitu berkuasanya tuh anak, sampai Lo bisa ngomong begitu.?" Kevin masih belum percaya dengan ucapan Bagas.
"Aish,,. Kepala sekolah aja sampai gak bisa ngapa-ngapain kalo si Rafa udah bertindak. Gw denger dia pernah bikin seorang siswa dikeluarin dari sekolah cuma gara-gara tuh anak ngebully temen sekelasnya. Bahkan tuh anak sama keluarganya kayak menghilang dari muka bumi dan gw yakin pelakunya pasti si Rafa." kata Bagas sambil menyeruput es teh manisnya.
"Lo itu terlalu berlebihan gas, gw tetep bakal kasih tuh anak pembalasan buat yang kemarin sekalian gw pengen bales dendam sama si Rafa karena udah berani mukul gw kemaren."Kevin tersenyum sinis kearah Dika yang tidak menyadari jika hidupnya dalam bahaya.
"Sebaiknya kalian siap-siap karena gw punya rencana." lanjut Kevin yang meski takut mengiyakan perkataan Kevin.
😱😰😱
Rafa berjalan santai memasuki kediaman Arlatea, keluarganya tengah berkumpul diruang keluarga. Rafa bermaksud cepat-cepat masuk ke kamarnya.
"Kak Rafa udah pulang."langkah Rafa terhenti saat Dhika memanggilnya.
Papa, bunda dan Andre langsung mengalihkan tatapannya pada Rafa yang terdiam ditepi tangga.
"Kalau gw ada dirumah berarti gw udah pulang dek!."jawab Rafa cuek.
"Sini dulu nak, kita mau ngomongin sesuatu." ucap Nafisa yang membuat Rafa mau tidak mau mendudukkan tubuhnya disalah satu single sofa.
"Mau ngomongin apa Bun?" tanya Rafa dengan nada datar tidak tersirat sedikitpun rasa penasaran.
"Papa berencana mengajak kalian semua liburan hari Minggu besok, kamu harus ikut ya nak?." kata Ardian dengan lembut tak ingin membuat Rafa marah lagi.
"Hari minggu ya pah,,,,,
Kayaknya Rafa gak bisa deh." ucap Rafa membuat Dika kecewa.
"Gak bisa kenapa Rafa, emangnya kamu ada urusan apa hari minggu nanti.?" Andre menatap Dika yang menunduk sedih.
Sedangkan Ardian dan Nafisa merasa kecewa karena Rafa tidak ingin ikut mereka berlibur padahal Ardian sengaja memesan sebuah villa ditepi pantai.
"Hari minggu besok gw udah ada janji jadi gak bisa, maaf ya pah bunda?." kata Rafa sambil menatap Andre, Ardian dan Nafisa bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafanka Arlatea ✓
FanfictionRafanka Arlatea adalah sosok mandiri yang pandai menyembunyikan perasaannya. Setelah mamanya meninggal, hubungan Rafa dan papa Ardian semakin menjauh. Saat sang papa memutuskan untuk menikah lagi, Rafa hanya menunjukkan wajah datarnya tanpa penolaka...