PART 03
• • ๑ • •
"Sedang membuat apa Mama?"
Suara Gare dari jauh terdengar mendekat, Erise tersenyum pada anaknya. "Membuat makan siang untuk Papa, Gare mau lihat?"
"Mau Mama!" Anak itu berseru riang dan Erise mengangkatnya untuk bisa duduk di mini bar. Setelahnya Erise kembali melanjutkan memasaknya. Untuk makan siang kali ini, Erise membuat ayam teriyaki dan cream sup.
"Tadi belajar apa dengan Bibi Aya?" Erise bertanya untuk mencegah Gare kebosanan.
"Cara melepas tali yang mengikat tangan, Gale sudah bisa! Tangan Gale sampai merah tadi, tapi sekarang sudah diberi obat oleh Bibi Aya."
Erise melihat tangan anaknya yang sudah kembali normal. "Lalu, apalagi?" Tanyanya lagi.
Jika Gare sudah bermain dengan Aya, akan ada pelajaran yang akan anaknya dapatkan. Baik itu akademi, sikap, perlindungan dan pertahanan diri. Untuk yang terakhir biasanya Gare yang penasaran lalu meminta Bibi Aya untuk mengajarinya. Tata krama dasarpun Aya turut mengajarkan pada Gare, dan Erise tak masalah dengan itu. Erise justru sangat berterima kasih karena Aya telah membantu mendidik Gare.
"Gale belajar bahasa spanish."
"Wow, thats so cool." Erise tak bisa menahan pujiannya. Gare tersenyum manis mendengar pujian Ibunya.
"Trae algunas fresas, por favor," Ujar Erise tanpa menatap Gare.
Dahi anak empat tahun itu sedikit berkerut mendengarnya. "Mama minta tolong apa? Gale belum mengerti." Jelas Gare, dia memang belum mengerti tapi dia paham kalau kalimat Ibunya adalah permintaan tolong yang ditandai dengan kata por favor.
"Mama meminta tolong ambilkan buah strawberry," jelas Erise pada arti perkataannya. Walaupun belum bisa benar, Erise sudah bangga dengan pencapaian Gare saat ini karena Gare mau belajar.
Mata jernih Gare melihat pada buah beri-berian yang ada di meja, menariknya mendekat. "Ini Mama," ujar Gare dan Erise mengangguk. Tangan Gare terulur mengambil satu buah blueberry lalu memakannya, "Enak."
"Gare suka buah apa?" Tanya Erise, dia sudah selesai menyiapkan ayam teriyaki dan cream supnya. Sekarang Erise sedang memasukan buah beri-berian yang terdiri dari strawberry, blueberry, blackberry dan rasberry itu ke dalam tempat makan.
"Gale suka apel," jeda sejenak karena anak itu masih terlihat berpikir. "Gale suka pisang, suka jeruk, suka- hmm, Gale bingung Mama, Gale suka semuanya!"
Erise terkekeh lucu mendengar sifat lucu putranya itu. "Baik, ini sudah siap." Sebuah tempat makan tiga kontak tersedia rapi di meja, Gare menatapnya berbinar.
"Kita akan mengantarkan makanan ini ke kantor Papa, Gare ingin ikut?"
Gare mengangguk semangat mendengar tawaran itu, mata anak itu berbinar cerah. Erise mengusap gemas puncak kepala putranya. "Baik, ayo kita ganti baju dulu." Tangannya terbuka untuk menggendong Gare dan langsung di sambut baik.
Sudut mata Erise menatap kehadiran Aya yang mendekat. "Aya, kita akan ke kantor Mas Nega. Tapi tolong jangan katakan padanya ya? Aku dan Gare akan memberinya kejutan." Pinta Erise.
Aya mengangguk, "Baik Nona."
Jika saat berdua dengan Erise, Aya hanya akan memanggilnya 'nona' karena Erise yang meminta. Wanita itu tidak nyaman saat dipanggil 'Nyonya' gelar itu terlalu besar untuknya.
"Bagus, kau bisa memberitahu Tejo, itu bukan masalah. Asalkan Tejo tidak memberitahu Mas Nega."
"Baik Nona."
KAMU SEDANG MEMBACA
Husbandy
RomanceKarena sifat baiknya yang berlebihan membuat Erise seringkali dimanfaatkan dan ditipu. Sebelumnya Erise akan menerima saja, selagi mereka baik padanya. Tapi sekarang tidak lagi sejak dirinya dikhianati oleh Ibu dan adiknya, apalagi mereka membawa-ba...