PART. 26-1
• • ๑ • •
"Sayang," panggilan datar sedikit memelas itu di acuhkan oleh Erise, wanita itu masih tetap fokus pada layar tabnya yang menampilkan halaman pencarian terbesar dunia.
"Erise." Nega kembali bersuara memanggil, kali ini menggunakan nama. Pria itu lantas menggeser kembali duduknya untuk mendekat, lantas senyum tipisnya terbit ketika sang istri tak bergeser menjauhinya lagi.
Sejak tadi ketika Nega bergeser mendekat, maka Erise akan bergeser lagi menjauh. Ketika Nega menyentuh tangannya, wanita itu akan pindah tempat.
Semua ini bermula ketika dini hari tadi sesuai rencananya kemarin, ketika Erise masih tertidur lelap dan tanpa sepengetahuan wanita itu, Nega membawanya menaiki jet pribadi untuk terbang ke negara lain di bantu oleh Sekretaris Tejo dan Aya, sesuai dengan rencana liburan sepihak mereka.
Rencana liburan sepihak tanpa melibatkan pendapat Erise.
Dan ini adalah hasilnya. Ketika mereka sudah terbang setengah jalan, Erise terbangun. Ibu satu anak itu langsung bertanya dia di mana dan bagaimana dengan Gare. Erise marah pada Nega karena tak membiarkannya berpamitan dengan Gare.
Karena Erise tidak menjauh lagi, Nega memberanikan diri untuk menggenggam sebelah tangan istrinya, di elusnya punggung tangan Erise. "Aku minta maaf," ujar Nega. "Gare sudah aku titipkan pada Aya, Ayah serta Jim juga membantu menemaninya." Jelasnya. Aya memang tidak ikut, hanya Tejo yang Nega bawa.
Dan untuk masalah pekerjaannya, ada Sekretaris Hasan yang membantu. Sohee yang sudah pensiun dini juga dengan terpaksa akan memunculkan diri hari ini, itu semua gara-gara anaknya yang mendadak seperti bocah ingin pergi liburan.
"Hmm," Erise bergumam mengiyakan perkataan suaminya. Tapi dengan suara deheman itu saja tak membuat Nega puas, dia belum merasa lega karena sang istri masih tak berbicara.
"Sayang," Nega kembali memanggil, kali ini nadanya terdengar benar-benar memelas. Musnah sudah raut datar itu termakan oleh kegundahannya.
"Erise, kau mau pahala atau dosa?" Karena istrinya tak kunjung membalas, Nega mengeluarkan jurus baru yang dia dapat ketika tak sengaja melihat sebuah video online.
Dan sepertinya itu berhasil, karena ini Erise menoleh menatapnya seraya menghela napas. Wanita itu meletakan tabnya dengan pelan, badannya dia hadapkan pada sang suami. "Kenapa Mas?" Erise tersenyum tipis tidak berdaya.
Nega menyipitkan mata, cara ini ampuh. Nega akan mencobanya lain kali. "Kau mengabaikanku." Cetusnya menjawab pertanyaan.
"Aku tidak."
"Itu karena kau tidak mau dosa," balas Nega.
"Memangnya ada yang mau dosa?" Dengan kaki di silangkan, tangannya menyangga kepala untuk bertumpu di sana. Tatapan wanita itu di arahkan pada suaminya.
"Ada."
Erise menaikkan sebelah alisnya. "Siapa?"
"Kau," kata Nega terus terang. "Kau tadi mengabaikan suamimu, itu adalah sebuah dosa Erise."
Lihat bagaimana Nega mengucapkan itu, wajah serius penuh kegundahannya benar-benar sangat lucu! Tawa kecil Erise keluarkan, sedikit geli ketika Nega berbicara dan mengingat tentang dosa.
"Aku minta maaf kalau begitu," kata Erise. "Tadi aku mencoba menghubungi Gare, tapi lupa kalau kita tidak akan mendapat sinyal."
"Kau bisa menghubunginya ketika sampai nanti," ujar Nega dan di angguki oleh Erise.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husbandy
RomanceKarena sifat baiknya yang berlebihan membuat Erise seringkali dimanfaatkan dan ditipu. Sebelumnya Erise akan menerima saja, selagi mereka baik padanya. Tapi sekarang tidak lagi sejak dirinya dikhianati oleh Ibu dan adiknya, apalagi mereka membawa-ba...