PART 09
• • ๑ • •
"Sial!" Rahang Jameta mengeras, tatapan berkilat tajam itu menatap layar ponselnya. Usaha yang dia lakukan tadi malam rupanya akan menjadi nol besar hari ini. Jameta menyuruh seseorang untuk membuat review palsu, dan Jameta senang ketika berita itu naik.
Tapi saat ini? Lagi-lagi Jameta mengumpat. "Dasar Erise sialan!" Kepercayaan publik pada review itu hangus ketika baru beberapa jam yang lalu akun Florist-ee membuat pernyataan resmi.
"IBU!" Jameta berteriak memanggil Ibunya, dia bangkit dari kasur dan berjalan menuju ruang tamu. Jameta menghentak-hentakan kaki kesal.
"IBU!" Jameta berteriak lagi karena tak kunjung ada jawaban.
"Ada apa?" sahut Anjani, wanita paruh baya itu baru keluar dari kamar mandi. "Kau kenapa?" tanya Anjani ketika melihat raut muka anaknya sangat tidak menyenangkan.
Jameta menghempaskan dirinya pada kursi. "Berita yang aku buat sudah tenggelam! Orang-orang menjadi tidak percaya lagi ketika toko busuk itu membuat pernyataan!" Jameta menggeram, tangannya mengepal. "Apalagi sekarang mereka sedang menyelidikinya, bagaimana jika aku ketahuan?" Meskipun dilanda amarah, Jameta masih memikirkan nasib untuk ke depannya.
Anjani ikut duduk di seberang kursi. "Kau sudah menyuruh orangmu untuk menonaktifkan atau menghapus akunnya?"
Jameta menggeleng sebal. "Justru itu Ibu. Jika menghapusnya, maka mereka akan semakin percaya jika berita yang ditulis adalah bohong. Di tambah penyelidikan yang mereka lakukan belum selesai."
"Tidak dihapus pun sama saja. Katamu mereka sedang menyelidikinya, mau dihapus atau tidak, kau tetap punya peluang untuk diketahui."
"IBU!" Mendengar perkataan jujur Ibunya membuat Jameta semakin kesal. Harusnya Ibunya itu memberikan kata-kata baik untuk mengembalikan mood Jameta yang sudah memburuk.
Anjani menaikan sebelah alisnya heran. "Apa? Ibu hanya berpikir realistis." ujarnya. "Apalagi dengan Lim di belakangnya, mereka pasti dengan mudah menemukanmu."
Jameta berdecak, tangannya bersedekap dada. Mata tajamnya jauh memandang ke depan berpikir bagaimana cara mengatasinya. Sebelum memulai Jameta dengan percaya diri akan berhasil, dan dia tidak menyiapkan apalagi hasilnya akan seperti ini.
Ekspetasi Jameta, kakaknya itu akan mendapat banyak pikiran lalu menutup toko dan bangkrut. Dari sana Erise akan mendapat gelar, pembisnis yang gagal karena pegawai arogantnya.
Tapi yang terjadi sekarang sungguh jauh diluar dugaan. Bisa-bisanya toko busuk itu membuat pernyataan! Sebelum menghancurkan Erise lagi, Jameta harus memikirkan cara menyelesaikan masalah ini.
• • ๑ • •
"Sudah selesai?" Nega menoleh menatap Erise yang baru duduk di sebelahnya.
Erise tersenyum lalu mengangguk. "Kalau selesai mungkin belum, tim pengacaramu sedang melakukan penyelidikan dari akun OP itu," jelas Erise. "Aku sebenarnya tahu kalau ini ulah Jameta, tapi tidak bukti yang tertuju padanya. Jadi mereka menyelidiki dua orang, pada Jameta dan akun OP tersebut." Erise tersenyum pasrah.
"Kalaupun nanti sudah terbukti jelas, aku tidak akan langsung membukanya. Aku akan menyimpannya lebih dulu, mungkin? Simpan untuk sesuatu yang lebih besar nanti. Kalau Jameta bertanya, aku akan berpura-pura tidak tahu." Jelas Erise. "Yang harus aku lakukan saat ini adalah mengembalikan rating toko yang turun."
Nega merapatkan diri pada istrinya, tangan pria itu merangkul Erise. "Tanpa disuruh, aku akan membantu." ujarnya.
Erise tersenyum lebar menatap suaminya. "Senang kau langsung mengerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Husbandy
RomanceKarena sifat baiknya yang berlebihan membuat Erise seringkali dimanfaatkan dan ditipu. Sebelumnya Erise akan menerima saja, selagi mereka baik padanya. Tapi sekarang tidak lagi sejak dirinya dikhianati oleh Ibu dan adiknya, apalagi mereka membawa-ba...