EP. 18 : PERBUATAN

16.2K 1.9K 15
                                    

PART. 18

• • ๑ • •

"Gare ingin apa? Unta atau ikan, ayo pilih. Grandpa akan membelikannya sekarang." Sohee tampak bersemangat untuk memanjakan sang cucu dengan hadiahnya.

Jon tak mau kalah dan turut mengatakan, "Bagaimana dengan mobil mainan yang bisa di naiki, apa Gare mau? Gare bisa memainkannya di taman belakang bersama jalur sepeda."

"Hei!" Sohee mendelik tak suka mendengar itu. "Apa-apaan kau ini, bagaimana bisa memberikan cucuku sebuah mobil mainan. Miskin sekali, kenapa tidak langsung memberikan mobil asli?"

Jon menampilkan ekspresi datar, "Kau mau cucuku mati tertabrak?"

"Hei!" Lagi-lagi Sohee berseru. "Omonganmu kejam sekali. Dan Gare itu cucuku, bukan cucumu!" ujarnya memperingati.

Semakin dilihat, semakin menyebalkan ekspresi yang di tunjukan oleh Jon. "Itu fakta. Bagaimana denganmu, memberikannya hewan? Kau mau cucuku ditelan ikan?"

"Ikannya akan lebih dulu di makan kucing."

"Ya, kau kucingnya."

Jim mendesah lelah melihat perseteruan para orang tua ini. Wibawa mereka seolah hilang, Jim bahkan harus mengingatkan dirinya berkali-kali kalau orang yang berdebat itu adalah pimpinan besar perusahaan raksasa.

Membiarkan para orang tua itu, Jim mendekati Gare yang asik dengan dunianya sendiri. Gare awalnya mendengarkan grandpa, tapi karena berisik dan sangat menganggu, anak itu akhirnya memainkan lonceng yang ada di sepeda Jim.

"Hei," Jim berbisik pelan pada Gare membuat anak itu menatapnya, di gendongnya Gare dengan cepat lalu berjalan santai agar tidak menganggu perseteruan dua pria tua. "Karena Gare menang, aku sudah berjanji untuk memberi mainan yang banyak. Mau lihat?" tawarnya.

Gare mengangguk tampak tak sabar. "Mau!" pekiknya.

Suara kencang Gare rupanya terdengar sampai mengambil fokus Sohee serta Jon, kedua orang tua itu kini melihat bagaimana Jim menggendong Gare di langkahnya yang mulai cepat.

"Hei, jangan sampai cucuku jatuh!" seru Sohee agak kencang sebelum turut menyusul. Sebenarnya Sohee tidak benar-benar khawatir tentang perkataannya, karena tepat di belakang Jim ada Erise yang mengikuti.

Jon diam, tapi pria itu membenarkan pakaiannya yang tampak berantakan dan sekarang kembali ke sikap utamanya. Jejak sifat menjengkelkan tadi seolah hilang tak berbekas, sampai-sampai orang mungkin tak akan percaya jika perseteruan bodoh tadi dilakukan oleh Jon dan mantan CEO Lim Group.

Nega kini duduk dengan ibunya karena Soyara mengajaknya berbincang setelah lomba sepeda selesai dan dimenangkan oleh Gare. Dari perbincangan itu lebih banyak Soyara yang bertanya, karena Nega hanya sesekali menjawab singkat atau mengangguk.

Dan ketika melihat sang istri Erise telah pergi, Nega bangkit dari duduknya. Mengangguk tipis sejenak pada Soyara seolah meminta ijin sebelum kemudian Nega turut menyusul Erise. Meninggalkan sepasang suami istri di sana, Soyara dan Jon.

Jon menatap kepergian Nega lalu dia merasa ada pergerakan di sebelahnya, Soyara tampak sudah berdiri di sampingnya. Pria itu lantas memusatkan perhatiannya pada sang istri, ditatapnya Soyara dengan tajam sampai wanita paruh baya itu tak nyaman.

"Aku tahu kau menyudutkan Erise, lagi." Ujar Jon. Dia tahu. Dia paling tahu sifat istrinya, Jon tahu Soyara selalu menyudutkan Erise di saat orang lain tak menyadari itu. "Sudah berapa kali aku mengatakan padamu, jangan mengurusi hidup orang lain Soyara. Kau tidak punya hak."

Soyara mendecih sinis mendengar dirinya kembali diingatkan. "Aku punya hak." jawabnya tajam. "Aku sebagai ibu Nega, sangat mempunyai hak."

"Hakmu adalah merestui atau tidaknya hubungan Nega dan Erise, selebihnya itu bukan urusanmu. Menyudutkan Erise juga bukan hakmu, kau tidak punya kapasitas untuk itu. Ingat, hak wali Nega ada pada Sohee, bukan padamu." Jelas Jon menegaskan.

HusbandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang