PART. 19
• • ๑ • •
Beberapa hari terakhir, Erise disibukan dengan kegiatan yang akan di laksanakan: acara lelang Ee Foundation. Status Erise bukan hanya sebagai anggota, tapi dia juga turut menjadi panitia.
Di bantu dengan panitia lain, mereka menyiapkan kegiatan lelang amal tahun ini. Barang-barang yang akan di lelang sudah terkumpul sejak tiga hari sebelumnya. Lembaran berisi barang apa yang dilelang sudah dibagikan satu hari sebelumnya.
Dan sekarang, D-day. Acara pelelangan tahunan di laksanakan pada sore menjelang malam, dengan dresscode selalu semi formal. Erise melangkahkan kakinya di karpet merah yang membentang menuju ruangan, tak lupa tangannya merangkul lengan Nega dengan mesra.
Sepasang suami istri itu langsung mencuri perhatian sejak kedatangannya. Sepanjang karpet itu, tak henti-hentinya banyak jepretan dan flash kamera. Para wartawan mengambil gambar silih berganti. Nanti, mereka harus membuat judul artikel semenarik mungkin, agar para pengguna media sosial membaca beritanya.
Nega mengenakan setelan jas formal berwarna hitam dengan kemeja putih, pria itu tampak begitu gagah dan incaran para wanita. Sedangkan Erise mengenakan gaun vneck elegan hitam panjang dengan lengan, sedikitnya itu memperlihatkan lekuk tubuh Erise. Hal itu yang membuat rahang Nega mengeras sedari tadi, mata tajamnya bergantian menatap garang para lelaki yang memandang istrinya.
Pasangan suami istri itu memasuki hall lobby, di mana orang-orang sudah berkumpul dan berbincang sesuai lingkarannya. Ada juga Jon serta Soyara. Sedangkan Sohee sengaja tidak ikut menghadiri, pria paruh baya itu lebih memilih menemani Gare bersama Jim. Lagipula sudah ada Nega yang mewakili.
Erise memandang sekeliling yang tampak ramai. Orang-orang juga memakai pakaian yang sangat simple tapi elegan dan berkharisma, Erise belum melihat ada yang memakai pakaian ramai perhiasan sana-sini. Dan ini adalah pengalaman pertamanya, tahun sebelum-sebelumnya Erise tidak pernah datang dan hanya membantu di belakang layar sebagai panitia.
Nega menarik Erise pada meja yang di atasnya terdapat beberapa jenis makanan. Tangan Nega yang kekar menggoda itu mengambil salah satu brownis dengan coklatnya yang meleleh, lalu memberikannya pada Erise.
"Kesukaanmu," ujarnya dan diterima Erise dengan baik.
Mereka berdua menghabiskan waktu di depan rak makanan selagi menunggu pelelangan yang sebentar lagi di mulai. Nega tak memiliki niat untuk bergabung dengan lingkaran sosial mereka. Padahal di sisi lain, banyak orang yang mencoba pasangan Lim itu, tapi mereka mengurungkan niat ketika melihat CEO Lim Group itu hanya fokus pada istrinya, menatap penuh kasih sayang sampai tak menatap wanita lain lebih dari satu detik.
"Erise."
Sebuah panggilan memanggil membuat Erise dan Nega menoleh pada sumber suara. Tampak Alva berjalan mendekati dengan wanita di sampingnya, itu adalah Bilqis, kekasih Alva. Pasangan itu memakai pakaian semi formal senada berwarna cream.
Bilqis menampilkan senyum senang di wajahnya ketika melihat Erise. Ketika jarak sudah dekat, Bilqis memeluk Erise singkat. "Kak Erise," sapanya.
Bilqis dan Erise memiliki usia yang sama, tapi Bilqis ingin memanggil Erise dengan sebutan kakak, karena menurutnya Erise adalah sebuah panutan, tak cocok untuk dijadikan teman, jadi Bilqis menjadikannya kakak.
"Hai," Erise membalas ramah. "Kalian tampak menakjubkan dengan cream, sangat cocok. Kau tampil cantik, Bilqis." Puji Erise.
Bilqis menanggapi dengan kekehan ringan, "Tentu saja. Aku menggunakan kecantikanku untuk menjerat Alva," balasan itu turut membuat Erise tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husbandy
RomanceKarena sifat baiknya yang berlebihan membuat Erise seringkali dimanfaatkan dan ditipu. Sebelumnya Erise akan menerima saja, selagi mereka baik padanya. Tapi sekarang tidak lagi sejak dirinya dikhianati oleh Ibu dan adiknya, apalagi mereka membawa-ba...