PART. 07
Yang tidak vote, semoga akunmu error.
• • ๑ • •
Sesuai dengan perkataan salah satu pekerja floristnya, setelah dibuka florist semakin ramai dan itu benar. Pelanggan yang datang tak kunjung memesan dan hanya melihat-lihat. Begitu pula sebaliknya, pelanggan yang sudah mendapat bunga di tangan tak kunjung pergi dan kembali melihat-lihat.
Erise tak masalah, toh itu hak mereka. Berkat mereka juga tokonya hari ini mengalami peningkatan, jangan lupakan juga pegawainya bahagia karena mendapatkan upah dan bonus tambahan.
Taman belakangpun penuh, walaupun tidak sepadat di halaman depan. Floristnya memiliki tiga lantai, lantai dua dan tiga hanya pegawai yang boleh masuk. Lantai dasar untuk toko, lantai kedua untuk tempat penyimpanan stok bunga, tempat istirahat pegawai, satu set sofa beserta televisinya. Lantai tiga di kuasai oleh Erise, ruang kerjanya.
Dan Gare sekarang sedang berada di sana. Lantai dua dan tiga memiliki dua balkon, balkon samping yang mengarah ke taman kota, dan balkon belakang yang mengarah ke taman florist.
Saat asik bermain di taman belakang tadi, Gare terpaksa diungsikan ke atas oleh Aya. Di sana terlalu banyak orang, dan Aya hanya menjaga keamanan dan kenyamanan anak majikannya.
"Gale ingin bertemu Mama," anak itu mengeluh seraya berbaring selonjoran di karpet berbulu.
Aya diam, wanita itu fokus pada layar iPadnya. Jarinya pun bergerak dengan lincah menari di atas papan ketik.
"Bibi Aya, Gale ingin bertemu Mama." Gare mengulangi perkataannya, dia sedang dilanda kebosanan. Cuaca diluar sangat panas dan terik, membuat mood anak kecil itu menjadi rewel seperti anak pada umumnya.
"Ini Mama," Aya bersuara, dia meletakan iPadnya di dekat Gare. Layarnya menunjukan video langsung, tangan Aya menunjuk bagian dimana ada Erise yang sedang melayani pembeli.
Dengan malas Gare bangkit dari selonjorannya menjadi duduk, anak itu menatap apa yang ditunjuk oleh Bibi Aya.
Mata jernih Gare mengerjap beberapa kali ketika melihatnya, "Itu Mama?" tanya polos.
"Iya."
Gare menatap Aya dengan wajah penasaran, "Kenapa Mama bisa ada di sana?"
Aya tersenyum, "Coba lihat." Tangan Aya menunjuk benda yang berada di atas pojok ruangan. "Itu namanya CCTV."
"CCTV?" tanya Gare.
"Ya, itu menggunakan kamera juga." Ujar Aya, Gare masih menatapnya penasaran. "Itu bisa disebut juga kamera CCTV." Gare mengangguk.
Aya menjelaskan dengan bahasa yang dia harap dimengerti oleh Gare. "Kamera waktu Gare bersama Mama tadi hanya bisa mengambil poto, dan potonya tidak bergerak kan?" Gare lagi-lagi mengangguk.
"Ada juga yang bergerak, tapi beda nama. Kalau tidak bergerak namanya poto, kalau bergerak namanya video."
"Kalau bergerak namanya video, oke Gale paham." Gare tersenyum, matanya menatap layar iPad yang menampilkan Mamanya.
"Dan kamera CCTV itu menghasilkan video, seperti yang sedang Gare lihat." Ujar Aya terakhir, tangannya bergerak menyentuh layar. Lalu tampilan layar itu berubah menjadi Gare dan Aya yang ada di dalamnya.
"Wah!" Gare berseru, matanya menatap bergantian pada layar iPad dan juga CCTV di pojok ruangan. "Ini keren!" Serunya, mood anak itu kembali baik.
"Gale ingin melihat yang lainnya juga, Bibi." Pinta Gare, dia dengan antusias menunggu tampilan layar berganti, dan Aya menurutinya. Dia melihatkan kamera CCTV bagian depan yang mengarah pada jalan raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husbandy
RomanceKarena sifat baiknya yang berlebihan membuat Erise seringkali dimanfaatkan dan ditipu. Sebelumnya Erise akan menerima saja, selagi mereka baik padanya. Tapi sekarang tidak lagi sejak dirinya dikhianati oleh Ibu dan adiknya, apalagi mereka membawa-ba...