Jadwal updatenya diubah jadi seminggu sekali atau dua minggu sekali, tergantung ada apa ga nya ide. Semoga ga bosen bacanya.
Selamat membaca!
Author POV
Ibu Lisa pergi ke dapur. Jennie dan Ayah Lisa sedang bicara tentang kedai. Bentley sedang menonton kartun kesukaannya di televisi. Orang-orang di rumah itu bisa mendengarnya bersenandung saat lagu dari kartun itu diputar. Ayah dan Ibu Lisa tertawa mendengar anak itu bersenandung sambil menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri.
Jennie dan Ayah Lisa sedang membicarakan kedai tersebut. Jennie mengatakan bahwa kedainya memiliki potensi untuk kembali berkembang. "Ya, tetapi kami sudah tidak berharap tentang puncak kejayaan usaha ini lagi. Mendapat 50 pelanggan dalam sehari, itu sudah cukup dan beruntung sudah tidak memiliki tanggungan anak yang masih sekolah" kata pria itu
Jennie tahu seberapa kompetitifnya para penjual makanan, tidak hanya di negara ini saja. "Aku tidak berjanji untuk meningkatkan penjualannya, tetapi akan mencoba apa yang aku bisa".
Ayah Lisa tersenyum "Aku tidak menuntutmu untuk itu, bisa membantumu menyelesaikan tugas akhirmu saja itu membuat kami bahagia".
Pria itu menjeda sebelum berbicara lagi "Aku dan istriku berharap anak-anakku mau untuk melanjutkan pendidikan mereka tetapi keempatnya menolak. Usaha kami beberapa tahun lalu sedang di puncak dan aku berharap mereka kuliah sehingga saat ekonomi kami tidak baik-baik saja, mereka bisa mencari pekerjaan lain"
"Sebagai orang tua hanya bisa mendukung apa yang menjadi keputusan mereka" Pria itu berkata setelah menghela nafasnya.
Jennie kebingungan tentang tanggapan apa yang harus dia berikan sehingga berpikir beberapa saat tentang apa yang harus dia katakan.
"Benar, aku percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah diberikan jalannya masing-masing. Kalau kau mengkhawatirkan masa depan mereka, aku hanya ingin mengatakan, kita diberikan insting untuk bertahan hidup. Jadi aku yakin mereka bisa".
"Kau pasti tahu tentang Bill Gates, dia tidak menyelesaikan kuliahnya tetapi dia berada di posisi keempat sebagai manusia terkaya di dunia" tambahnya
Pria itu tersenyum "Kau benar".
"Nenek sedang apa?" tanya Bentley saat dia berlari ke arah Ibu Lisa. Jennie memperhatikan anaknya karena khawatir dia mengganggu.
"Menyiapkan makan malam"
"Aku ingin membantumu, boleh?"
"Tentu saja"
"Aku permisi sebentar, anakku sepertinya membuat kekacauan". Ayah Lisa tersenyum dan mempersilahkannya. Saat Jennie mencapai dapur, dia melihat anaknya melumuri ayam dengan tepung. "Ben? apa yang kau lakukan di dapur?". Dia melihat ke arahku "Membuat ayam tepung dengan bumbu rahasia milik Nenek"
"Ayo cuci tanganmu?"
Dia menolak dan Ajumma mengatakan tidak apa-apa sehingga Ibunya membiarkannya. Jennie menawarkan bantuan, awalnya Ajumma merasa tidak enak tetapi Ibu satu anak itu tetap ingin membantunya.
"Tolong potong daun bawang" ucapnya. Ajumma mengambilkan beberapa daun bawang untuk dipotong. Jennie pergi mencucinya terlebih dahulu.
"Nenek, apa ini sudah?"
"Ya. Kau sangat hebat"
"Aku ingin menjadi koki di masa depan"
"Kau pasti akan menjadi koki hebat"
YOU ARE READING
The Norm
FanfictionKehidupan di dunia ini memiliki norma dan di negara itu, perbedaan status sosial juga dapat menciptakan batu penghalang antar individu untuk bersama. Di sisi lain, mereka memiliki cinta untuk satu sama lain yang sangat besar dan tidak bisa dipandan...